BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Secara umum hasil pengaruh variasi penambahan ekstrak sari delima dan air nira terhadap kualitas nata de arenga memberikan pengaruh terhadap ketebalan nata,
kadar air, kadar serat, kadar lemak, vitamin C dan kadar gula reduksi terhadap nata de arenga yag dihasilkan.
Tabel 4.1. Hasil Uji Kadar Serat Nata de Arenga
Variasi sampel
air nira dan sari delima
Cawan M
awal
Berat sampel
Berat kertas
saring Berat Cawan +
Kertas saring + sampel kering
Berat Serat
Persen
100 42.0156
2,0015 1.0739
43,4971 1,5939
79,63 90:10
42,6955 2,0004
0,8315 44,0694
1,4580 72,89
80:20 53,9697
2,0112 0,8212
55,3143 1,4878
73,97 70:30
53,9729 2,0009
1,0668 55,4363
1,6043 80,18
60:40 53,9798
2,0018 0,8145
55,0946 1,7015
84,99 50:50
42,9494 2,0012
1,0684 44,1515
1,8628 93,14
Tabel 4.2. Hasil Uji Vitamin C Nata de Arenga
Variasi sampel
air nira dan sari delima
V
1
V
2
V
3
V
Rata-rata
Persen
100 0,125
0,1 0,1
0,108 19,008
90:10 0,135
0,130 0,130
0,131 22,056
80:20 0,150
0,155 0,155
0,153 26,980
70:30 0,2
0,15 0,2
0,183 32,208
60:40 0,2
0,2 0,25
0,217 38,190
50:50 0,25
0,25 0,3
0,267 46,990
Tabel 4.3. Hasil Uji Glukosa Nata de Arenga
Variasi Volume
Gula Gula Invert Dalam
Persen
sampel air nira dan
sari delima Titrasi
ml Invert
mg 100 ml Lart.
sampel 100
17 47,405
278,853 2.78
90:10 17,5
47,405 270,886
2,70 80:20
18 47,498
263,878 2,63
70:30 18,5
47,498 256,746
2,56 60:40
19 47,498
249,989 2,49
50:50 20
47,593 237,967
2,37
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Kadar Serat, Vitamin C dan Kadar Gula Sebelum dan Sesudah Penambahan Sari Buah Delima
Variasi sampel air nira dan sari
delima Kadar serat
Kadar Vitamin C Kadar Glukosa
100 79,63
19,008 2,78
90:10 72,89
22,056 2,70
80:20 73,97
26,980 2,63
70:30 80,18
32,208 2,56
60:40 84,99
38,190 2,49
50:50 93,14
46,990 2,47
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Sari Buah Delima terhadap Kadar Gula, Vitamin C dan Kadar Serat pada pembuatan Nata De Arenga
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa Sari Buah Delima sangat berpengaruh pada pembuatan nata de Arenga dengan menggunakan Acetobacter
xylinum. Hal ini terbukti dari semua parameter yang di uji menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pada Nata de arenga yang tanpa penambahan sari buah delima
menghasilkan persen Kadar serat 79,63, Kadar Vitamin C 19,008 dan kadar Glukosa 2,78.
Selanjutnya setelah diberikan perlakuan dengan perbandingan yang berbeda-beda yaitu 90:10 memiliki persen Kadar serat 72,89, Kadar Vitamin C
22,056, dan kadar Glukosa 2,70. Untuk 80:20 memiliki persen Kadar Serat 73,97, Kadar Vitamin C 26,980, dan kadar Glukosa 2,63. Untuk 70:30
memili persen Kadar Serat 80,18, Kadar Vitamin C 32,208, dan Kadar
Glukosa 2,56. Untuk 60:40 memiliki persen Kadar Serat 84,99, Kadar Vitamin C 38,190,dan kadar Glukosa 2,49. Untuk 50:50 persen kadar serat
93,14, kadar vitamin C 46,990 dan kadar glukosa 2,47.
Pada keadaan normal belum dapat diketahui apakah sari buah delima berpengaruh atau tidak. Hal ini dikarenakan belum adanya penambahan sari buah
delima. Setelah adanya penambahan sari buah delima kadar serat tertinggi terdapat pada perbandingan 50:50. Hal ini karena serat yang di miliki pada buah
delima bekisar 4,0 gr dalam 100 g delima. Selain itu kerja bakteri Acetobacter xylinum lebih optimum pada media fermentasi nira aren seingga kemampuan
untuk menghasilkan serat lebih besar. Menurut Hestri dan schram1998 gel selulosa tdak terbentuk jika di dalam media tidak terdapat glukosa, sehingga
dengan tersedianya gula dan oksigen yang cukup, maka selulosa akan mudah dan cepat terbentuk yang mengakibatkan kadungan serat kasar nata de arenga semakin
tinggi. Terjadinya penurunan kadar glukosa setalah dilakukan penambahan
delima karena pengerjaan yang terlalu lama. Hal ini dijelaskan karena nira yang baru diambil atau berumur 6 jam memiliki guka reduksi yang tinggi. Namun jika
nira lebih dari 6 jam maka terjadi pemecahan sukrosa menjadi gula reduksi glukosa dan fruktosa yang kemudian menjadi alkohol dan cuka. Ditambah
dengan penambahan sari buah delima yang asam dan memiliki gula 13,7g100g. Selanjutnya terjadinya peningkatan Vitamin C setelah penambahan delima
karena adanya penambahan sari buah delima yang semakin banyak. Hal ini menunjukan bahwa sari delima merupakan sumber media yang baik untuk
pertumbuhan mikroba. Delima memiliki vitamin C sebesar 30 mg100g dan Vitamin C memiliki sifat yang tidak mudah larut dalam air, sehigga tidak
menutup kemunginan vitamin tersebut terjebak dalam nata tesebut. Selain itu delima juga memiliki keasaman komponen organik lemak 1,2g, gula 13,7g,
protein 1,7g, karbohidrat 18,7g komponen ini sangat diperlukan untuk pembentukan selulosa nata karena selulosa yang di bentuk pleh enzim-enzim
produk acetobacter xylinum.
Kelemahan pada penelitian ini adalah kandungan etanol yang digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan ekstrak kulit buah delima putih. Karena etanol
itu sendiri mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan mikroba melalui proses denaturasi protein.
4.3. Pengolahan Data 4.3.1. Penentuan Kadar Serat Kasar