Metode Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Definisi Konsep Definisi Operasional

31 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan analisis data kuantitatif. Penelitian permasalahan asosiatif adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya Juliandi. 2013:90.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat peniliti akan melakukan penelitian adalah di BNI Cabang Kota Padangsidimpuan yang terletak di Jl. Patrice Lumumba I no. 5 Padangsidimpuan. Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 1 bulan, mulai bulan Juni 2015 sampai bulan Agustus 2015. Waktu penelitian akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan pengumpulan data. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Margono 2010:118, “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”. Sedangkan menurut Sukmadinata 2011:250 mengemukakan bahwa populasi adalah “kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita”. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan BNI Cabang Kota Padangsidimpuan yang berjumlah 60 orang yang menjadi populasi pada penelitian ini.

3.3.2 Sampel

Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Menurut Sugiyono 2010:215 sampel adalah “sebagian dari populasi itu”. Dalam penelitian ini saya menggunakan seluruh populasi dikarenakan jumlah karyawan pada BNI Cabang Kota Padangsidempuan tidak melebihi 100 orang, sehingga saya membutuhkan semua karyawan dalam penelitian ini. 3.4Hipotesis Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari pernyataan yang ada pada perumusan masalah penelitian Juliandi dan Irfan, 2013:45. Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut: 1. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan. 2. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan. 3. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelatihan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pelatihan dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan.

3.5 Definisi Konsep

1. Menurut Mathis 2002, Pelatihan adalah suatu proses dimana orang - orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang. 2. Menurut Hasibuan 2005: 193-194 Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. 3. Mathis dan Jackson 2006:65 menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan operasionalisasi dari variabel, berupa pengukuran measurement atau penguji test suatu variabel. Pengukuran atau pengujian tersebut bisa dilihat dari faktor indikator, kriteria, tolak ukur, alat ukur, alat uji untuk menentukan kualitas sesuatu Juliandi dan Irfan 2013:118. Definisi operasionalisasi ini adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas X1 X2 dalam hal ini adalah Pelatihan X1 dan Disiplin Kerja X2: 1. Pelatihan X1 dapat diukur dengan indikator sebagai berikut Anwar Prabu Mangkunegara, 2013:62: 1. Jenis pelatihan 2. Tujuan pelatihan 3. Materi yang diajarkan 4. Metode yang digunakan 5. Kemampuan peserta 6. Kemampuan pelatih 7. Waktu 2. Disiplin kerja X2 dapat diukur dengan indikator sebagai berikut Hasibuan 2000: 1. Tujuan dan kemampuan 2. Teladan pimpinan 3. Balas jasa 4. Keadilan 5. Pengawasan melekat 6. Sanksi hukuman 7. Ketegasan 8. Hubungan kemanusiaan b. Variabel terikat Y dalam hal ini adalah kinerja, ada enam kinerja primer yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja Bernardin dan Russel dalam Sutrisno 2010:179 1. Quality 2. Quantity 3. Timeliness 4. Cost effectiveness 5. Need for supervision 6. Interpersonal impac Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Indikator No. Variabel Indikator 1. Pelatihan X1 1. Jenis pelatihan 2. Tujuan pelatihan 3. Materi yang diajarkan 4. Metode yang digunakan 5. Kemampuan peserta 6. Kemampuan pelatih 7. Waktu 2. Disiplin kerja X2 1. Tujuan dan kemampuan 2. Teladan pimpinan 3. Balas jasa 4. Keadilan 5. Pengawasan melekat 6. Sanksi hukuman 7. Ketegasan 8. Hubungan kemanusiaan 3. Kinerja Karyawan Y 1. Quality 2. Quantity 3. Timeliness 4. Cost effectiveness 5. Need for supervision 6. Interpersonal impact

3.7 Teknik Pengumpulan Data