B. Metode Dakwah Ustadz Yuke Sumeru
Metode dakwah yang digunakan ustadz Yuke sumeru menurutnya memakai konsep dakwah Rasullah, yaitu bil hal-bil hikmah. Bil Hal berarti da’i
menjalankan terlebih dahulu sebagai uswah contoh bagi mad’u, baru kemudian disampaikan kepada orang dengan hikmah. Bil hikmah berarti berbicara benar
dengan tidak menyinggung orang lain. Kemudian dalam cara berbicara ini dibagi- bagi lagi dilihat dari konteks bicaranya dengan siapa dan kepada siapa. Ketika
berbicara dengan orang yang berilmu memakai mauidzah hasanah, kalau dengan orang yang keras kepala memakai debat mujaddalah. Sedangkan kalau berbicara
dengan orang yang tidak berilmu yaitu dengan kasih sayang. Kemudian dalam ceramahnya ustadz Yuke Sumeru mengamalkan metode
dakwah yang tercantum dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 125:
☺ ☺
☺ ☺
”Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk”.
Ustadz Yuke Sumeru menggunakan tiga metode dakwah di atas yaitu; bil hikmah, bil mauidzah hasanah dan mujaddalah billati hiya ahsan. Metode
dakwah yang digunakan tergantung mad’unya, karena mad’u ustadz Yuke Sumeru beraneka ragam mulai dari tingkat mentri sampai kegelandangan dan pemulung.
Berdakwah di mulai dari kolong jembatan sampai Pondok Indah pun masuk, ”....saya berdakwah itu ke mana-mana tanpa memandang tempat, begitu panggilan
Allah datang, saya berangkat...”.
4
Adapun untuk penerapan metode dakwah yang dilakukan ustadz Yuke sumeru dapat diklasifikasikan menjadi tiga, berdasarkan mad’unya:
1. Dakwah bil hikmah, menurut ustadz Yuke ”...hikmah itu tidak
menyudutkan mereka mad’u...”. Metode ini diterapkan kebanyakan terhadap orang-orang yang keadaan ekonominya di bawah, yang usianya
lanjut, dan ilmunya sedikit.
5
2. Dakwah bil mauidzat hasanah, metode ini di terapkan kepada orang-orang
yang memang attensinya benar-benar mau belajar, bukan hanya belajar agama di waktu luang dan sisa waktu, kemudian kehidupan ekonominya
midlle up, berkecukupan dan mempunyai waktu untuk belajar. Berbeda dengan berbicara di tempat pemulung kata ustadz Yuke ”...saya harus
bawa duit, kasih duit dulu baru saya ngomong...”.
6
3. Terakhir dakwah mujadallah billati hiya ahsan, metode ini diterapkan
untuk menghadapi orang-orang yang kebanyakan orang Islam itu sendiri, tetapi mereka merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Karena ada umat
Islam yang beranggapan kalau tidak seperti ini itu salah, harus tetap seperti ini. Kata ustadz Yuke ”..saya bilang sama mereka itu teori Iblis, ana
khairum minhu; aku lebih baik dari kamu itu teori Iblis…”. Maka mereka didebat dengan cara yang baik, bertukar pikiran dan dengan contoh atau
4
Wawancara Pribadi dengan ustadz Yuke Sumeru, Jakarta, 2 Juli 2010.
5
Wawancara Pribadi dengan ustadz Yuke Sumeru, Jakarta, 2 Juli 2010.
6
Wawancara Pribadi dengan ustadz Yuke Sumeru, Jakarta, 2 Juli 2010.
alasan-alasan yang masuk akal, sehingga mereka dapat menerima dan melaksanakan ajaran agama dengan benar.
7
Di pengajian majlis ta’lim al-Falaah aktivitas dakwah ustadz Yuke Sumeru menggunakan metode mujaddalah billati hiya ahsan. Dalam hal ini bukan berarti
berdebat, tetapi lebih kepada berdakwah dengan cara bertukar pikiran. Ustadz Yuke tidak keberatan ketika di tengah ceramahnya mad’u atau jamaah bertanya
sehingga terbukanya diskusi. Dengan penuh pengertian ustadz Yuke Sumeru akan memberi kesempatan para jamaah untuk saling memberikan pendapatnya
sehingga hampir semua jamaah ikut ambil bagian untuk mengemuakan pendapat. Dari hasil tukar pikiran tersebut kemudian ustadz Yuke memberikan
kesimpulan, dan meluruskan apabila ada salah pemahaman dari jamaah. Sehingga ini menghasilkan jamaah al-Falaah berani bicara untuk bertanya, berpendapat
dengan terbuka dan mendapat pengetahuan lebih luas. Dengan metode seperti ini jamaah merasa semangat, karena tidak hanya dijejali ajaran agama tanpa diberi
kesempatan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat. Kemudian di majlis ta’lim al-Falaah dalam metode dakwahnya, ustadz
Yuke selalu mengajarkan untuk melakukan perbuatan baik selama tiga hari berturut-turut tanpa terputus. Seperti contoh ketika memberikan ceramah tentang
akhlak, ustadz Yuke mengajarkan kepada jamaah untuk tidak berbohong dalam waktu tiga hari, tanpa sekalipun berbohong. Atau ketika memberikan ceramah
mengenai al-Qur’an ustad Yuke juga menyarankan untuk membaca al-Qur’an dan terjemahannya setiap hari, tanpa terputus.
7
Wawancara Pribadi dengan ustadz Yuke Sumeru, Jakarta, 2 Juli 2010.
Alasan ustadz Yuke kenapa menawarkan berbuat baik dalam waktu tiga hari, karena merujuk pada keterang ”siapa yang berbuat baik tiga hari, akan dikali
sepuluh”, berdasarkan hal itu berarti jika beramal tiga hari berturut-turut berarti sama dengan beramal satu bulan. Jika satu hari saja tidak melaksanakan, itu
artinya meninggalkan sepuluh hari. Kemudian jika dalam tiga hari tersebut dpat dilaksanakan dengan lulus, maka menurut ustadz Yuke insya allah akan dapat
terus melaksanakan perbuatanbaik tersebut.
8
C. Materi Dakwah Ustadz Yuke Sumeru