penerapannya harus luwes dan tanpa melangar norma yang ada dalam masyarakat, sehingga objek dakwah menjadi puas.”
33
Metode dakwah perlu dimodifikasi sedemikian rupa, disesuaikan dengan tuntutan modernitas. Demikian pula dengan penggunaan metode dakwah yang
tercantum dalam Al-Qur’an; bil hikmah, bil mauidzah hasanah dan mujadalah billati hiya ahsan,
aplikasi metode dakwah tersebut harus disesuaikan dengan mad’u
nya, maka dakwahnya juga dilakukan dengan cara berbeda-beda pula. Untuk penerapan metode dakwah di atas tersebut, sebagaimana yang ditulis
Mohammad Natsir, perlu dikutip antara lain: ”a. Golongan cendik-cendikiawan yang cinta kebenaran, dan dapat berfikir
secara kritis, cepat dapat menangkap arti persoalan. Maka mereka ini harus dipanggil dengan ”hikmah”, yakni dengan alasan-alasan, dengan
dalil yang dapat diterima oleh akal mereka.
b. Golongan awam, orang kebanyakan yang belum dapat berfikir secara
kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian yang tinggi- tinggi. Mereka dipanggil dengan ”mauidzatun hasanah”, dengan
anjuran dan didikan yang baik-baik, dengan ajaran-ajaran yang mudah difahami.
c. Golongan yang tingkat kecerdasannya di antara kedua golongan tadi,
belum dapat dicapai dengan hikmah, akan tetapi tidak akan sesuai pula bila dilayani seperti golongan awam; mereka suka membahas sesuatu
tapi tidak hanya dalam batasan yang tertentu, tidak sanggup mendalam benar. Mereka ini dipanggil dengan ”mujadalah billati hiya ahsan”,
yakni dengan bertukar fikiran, guna mendorong supaya berfikir secara sehat, dan dengan cara yang lebih baik”.
34
5. Media Dakwah
Media Dakwah washilah ad-da’wah merupakan alat-alat fisik yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah atau pesan-pesan dakwah dan
sebagai alat untuk menjelaskan isi pesan atau pengajaran. Sedangkan pengertian media dakwah itu sendiri adalah alat obyektif yang menjadi saluran untuk
33
Ki Moesa A. Machfoeld, Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah dan Penerapannya, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2004, h. 97.
34
Mohammad Natsir, Fiqhud Dakwah, Jakarta: Media Dakwah, 2003, h. 162.
menghubungkan ide dengan umat, dan juga membutuhkan suatu elemen yang vital dan itu merupakan urat nadi dalam totalitet dakwah.
35
Kalau dilihat dari segi sifatnya, media dakwah dapat digolongkan ke dalam dua golongan, antara lain:
a. Media tradisional, yaitu media dakwah dengan berbagai macam seni dan
pertunjukan budaya lokal yang secara tradisional dipentaskan di depan umum terutama sebagai hiburan yang memiliki sifat komunikasi seperti:
drama, pewayanan, ketoprak humor dan lain-lain. Dengan memakai media tersebut, maka dakwah dapat dijalankan dengan cara memasukan pesan-
pesan dakwah di dalamnya. b.
Media modern, yaitu media dakwah dengan menggunakan teknologi canggih yang banyak di konsumsi oleh masyarakat, seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah dan sebagainya.
36
Dengan kelebihan media modern ini, maka cukup baik dimanfaatkan untuk berdakwah.
Pada zaman sekarang ini telah banyak yang menggunakan media dakwah teknologi canggih seperti televisi, radio, video, kaset rekaman, majalah, dan surat
kabar. Dalam semua aktivitas kehidupan manusia, media merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya, dikarenakan manusia mengkonsumsi berita
dalam sehari-harinya, tumbuh dan berpikir dengan berita dan hiburan yang disuguhkan media massamodern.
37
35
Hamzah Ya`kub, Publisistik Islam, Tehnik Dakwah dan Leadership, Bandung: CV. Diponogoro, 1992 Cet. ke-4, h.46.
36
Adi Sasono, Solusi Islam atas Problematika Umat Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah, Jakarta: Gema Insani Press, 1998, cet.ke-1, h. 154
37
Muna Haddad Yakan, Hati-Hati Terhadap Media yang Merusak Anak, Jakarta: Gema Insani Press, 1998, Cet. Ke-8, h.12.
Penggunan media yang tepat akan menghasilkan dakwah yang efektif, artinya penggunaan media modern sangat diperlukan untuk menunjang proses
kegiatan dakwah Islamiyah, sehingga tujuan dakwah untuk mencapai masyarakat yang Islami dapat terwujud. Dengan demikian tujuan dakwah dapat terealisasi,
maka ajaran-ajaran Islam dalam aspek kehidupan bisa mendatangkan sisi yang positif, berupa kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia hingga akhirat nanti sesuai
dengan yang diharapkan. Menurut M. Bahri Ghazali, kepentingan dakwah terhadap adanya media
atau alat yang tepat dalam berdakwah sangat urgen sekali, sehingga dapat dikatakan dengan media dakwah pesan yang disampaikan akan mudah diterima
oleh komunikan mad’u.
38
6. Tujuan Dakwah