Pengertian dan Dasar Hukum Gadai Rahn

ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka akan menjadi senang lalu membeli produk yang ditawarkan tersebut. Adapun alat-alat yang dapat dipergunakan dalam mempromosikan produk itu adalah melalui: 1. Advertensi iklan. 2. Promosi penjualan sales promotion. 3. Personel selling. 4. Publisitas Publication 27 . Menurut murti sumarni, promosi merupakan cara langsung atau tidak langsung untuk mempengaruhi konsumen. Kegiatan promosi mempunyai beberapa tujuan antara lain: 1. Modifikasi tingkah laku, artinya melakukan promosi dengan tujuan untuk merubah tingkah laku dan pendapat. 2. Memberi tahu, artinya memberitakan tentang apa roduk apa yang dijual. 3. Membujuk, mempengaruhi konsumen dalam jangka waktu yang lama. 4. Meningkatkan kualitas dengan tujuan mempertahankan produk di hati masyarakat. 28

D. Pengertian dan Dasar Hukum Gadai Rahn

1. Pengertian Gadai rahn Seperti halnya transaksi gadai yang sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia, transaksi gadai juga ditemukan dalam fikih, ini berarti bahwa pinjam- meminjam dalam hukum gadai juga telah dikenal dan dipraktekkan oleh generasi : +, - . :+ muslim awal, bahkan oleh Rasulullah SAW sebagai pembawa risalah Islam. Perjanjian gadai dalam fiqh Islam disebut al-rahn, yaitu jenis perjanjian menahan suatu barang sebagai tanggungan hutang. 29 Pengertian gadai menurut bahasa ar-rahn yaitu; tetap dan lestari, seperti juga dikatakan: Ni’matun Rahinah, artinya “karunia yang tetap lestari. 30 Sebagaimana firman Allah SWT: Artinya: Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, QS.al-Mudatsir 74:38 31 Dari pengertian bahasa tersebut, dapat dipahami bahwa pada dasarnya rahn mempunyai pengertian sebagai jaminan dari hutang-piutang, dan juga dalam pengertian-pengetian tersebut setidaknya ada dua unsur penting yang menunjukan bahwa rahn sebenarnya merupakan suatu aktifitas atau akad yang lain yaitu akad hutang-pitang dan akad pinjam-meminjam. Rahn dalam hukum positif disebut sebagai barang jaminan, agunan dan rungguhan. 32 Dan rahn ini juga dikenal dengan sebutan gadai. Berikut definisi 9 . 7 , 6 000 99+, - . +9 B 4 3 C ; .3 D 99:, : .E ; 4 92, 99+ ;4 5 .5 6 99, . 9 gadai dalam kitab undang-undang hukum perdata yaitu pada pasal 1150 KUH Perdata yang berbunyi, gadai adalah: “Suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang yang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berhutang atau oleh seseorang lain atas namanya dan yang memberi kekuasaan kepada si berhutang itu untuk mengambil dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang yang berpitang lainya.” 33 Sesungguhnya diadakan perjanjian ini adalah untuk memberikan ketenangan bagi para pemilik uang dan jaminan keamanan uang yang dipinjamkan, rahn pada prisipnya merupakan suatu kegiatan utang piutang yang murni berfungsi sosial, dalam hukum fikih muamalah akad ini merupakan akad tabarru’ atau akad derma yang diwajibkan adanya imbalan. 2. Dasar Hukum Gadai Rahn 34 Akad rahn dalam fikih Islam dikatagorikan sebagai perbuatan jaiz atau yang diperbolehkan menurut al-Qur’an, al-Hadits dan Ijma’ulama. a. Al-Quran Dasar hukum kebolehanya terdapat dalam firman Allah SWT yaitu: + ﺱ - ﺕ ﺕ0 1 ﻡ 3 4 5 1 6 7 8 ﻡ 9 : ; 17 8 ﻡ 9 : ; : 0; 1+ = ? A B 6C ﻡ8 9 ﺕD EEE F 3 G G Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan dan bermuamalah tidak secara tunai sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang... “Q.S. Al- Baqarah 2 : 283. b. Al-Hadits 9: 2 3 D ; , - . 9 HI 9 J K5 9ﻡ 0ﻡ :L B ﺵ +ﺱ C + J -+N K 8 O PQ?4Oی ی S 9ﻡ 0 ? C ﺝ8 - E + ﻡ B U V Artinya: “Aisyah r.a berkata bahwa Rasullah membeli makanan dari seorang dan menjaminkan kepadanya baju besi” HR Bukhari Muslim. 9 J K5 8 W X C 3 ? +ﺱ C + J -+N K 9 C 0 ی 4Oی ﻡ Aﺥ8 PQ? :ﺵ C Z 0 C+ E 9 -I B U V ﺝ ﻡ 35 Artinya: Anas r.a berkata, “ Rasullah mengadaikan baju besinya kepada yahudi di Madinah dan mengambil darinya gandum untuk keluarga beliau.” HR. Bukhari, kitab al-Buyu, kitab Nasa’i dan Ibnu Majah. 3. Sedangkan menurut ijtihad para ulama Ayat al-Qur’an dan aL-Hadits di atas menjelaskan bahwa rahn pada hakekatnya merupakan salah satu bentuk dari konsep muamalah di mana sikap tolong menolong dan sikap amanah sangat ditonjolkan. Fungsi rahn adalah untuk memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan dengan bentuk barang yang digadaikan sebagai jaminan. Konsesus para fukaha dalam peristiwa Rasul SAW merahnkan baju besinya itu, merupakan peristiwa yang pertama kali dalam Islam yang dilakukan sendiri oleh Rasullah. Hadis di atas juga menjelaskan bahwa gadai hanya mempunyai hak menahan barang gadai, sedangkan hak kepemilkan masih ditangan penggadai. Oleh sebab itu ia tidak boleh mengambil manfaat dari barang gadai itu kecuali hanya untuk memelihara dan penjagaan barang gadai. + 6 4 7 .7 99, 2 2

E. Rukun dan Syarat Rahn