Pengertian Delik Adat Tinjauan Kepustakaan

Tota Pasaribu : Kewenangan Dalihan Natolu Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Secara Hukum Adat Batak Toba Studi Di Kec. Borbor,Kab. Toba Samosir, 2008. USU Repository © 2009 Dalam hal ini maksudnya bahwa hukum pidana adat tidak membedakan pelanggaran yang bersifat pidana dan bersifat perdata.

b. Ketentuan terbuka

Hal ini didasarkan atas ketidakmampuan meramal apa yang akan terjadi sehingga bersifat tidak pasti, di mana ketentuannya selalu terbuka untuk segala peristiwa atau perbuatan yang mungkin terjadi.

c. Membeda–bedakan permasalahan

Apabila terjadi peritiwa pelanggaran, maka yang dilihat bukan semata- mata perbutan dan akibatnya tetapi dilihat apa yang menjadi latar belakang dan siapa pelakunya. Dengan demikian maka dalam cara penyelesaian suatu peristiwa menjadi berbeda–beda.

d. Peradilan dengan permintaan

Menyelesaikan pelanggaran adat sebagian besar berdasarkan adanya pemintaan atau pengaduan, adanya tuntutan atau gugatan dari pihak yang merasa dirugikan atau diperlakukan dengan tidak adil. e. Tindakan reaksi dan koreksi Tindakan reaksi tidak hanya dapat dikenakan pada si pelakunya tetapi juga dikenakan pada kerabatnyakeluarganya bahkan mungkin juga dibebankan pada masyarakat yang bersangkutan untuk mengembalikan keseimbangan yang terganggu. 11

4. Pengertian Delik Adat

11 Hilman Hadikusuma, hukum pidana adat, Bandung:, alumni 1984 hal. 22-24 Tota Pasaribu : Kewenangan Dalihan Natolu Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Secara Hukum Adat Batak Toba Studi Di Kec. Borbor,Kab. Toba Samosir, 2008. USU Repository © 2009 Dalam masyarakat adat, tidak jarang terjadi ketegangan–ketegangan sosial karena terjadi pelanggaran adat oleh seorang atau sekelompok masyarakat yang bersangkutan. Ketegangan–ketegangan itu pulih kembali bilamana reaksi masyarakat yang berupa pemberian reaksi adat telah dilakukan atau dipenuhi oleh sipelanggar adat. Menurut Bushar Muhammad Delik adat itu sabagai suatu tindakan sepihak dari seseorang atau sekumpulan perseorangan, mengancam atau menyinggung atau menggangu keseimbangan dan kehidupan persekutuan bersifat material atau immaterial terhadap orang seorang atau terhadap masyarakat berupa kesatuan. Sementara menurut Ter Haar menulis bahwa yang dianggap suatu pelanggaran delik adalah setiap gangguan terhadap keamaan dan ketertiban masyarakat. Tindakan demikian itu menimbulkan suatu reaksi adat dari masyarakat adat tersebut Dari beberapa pandangan tersebut dapat dikatakan bahwa delik adat adalah semua perbuatan atau kejadian yang bertentangan dengan kepatuhan, ketertiban, keamanan rasa keadilan kesadaran masyarakat yang bersangkutan baik hal itu sebagai akibat dari perbuatan yang dilakukan oleh pengurus adat sendiri, perbutan mana dipandang dapat menimbulkan kegoncangan karena menggangu keseimbangan masyarakat, serta menimbulkan reaksi dari masyarakat berupa sanksi adat. Apabila diamati dari beberapa defenisi tentang delik adat itu, pada pokoknya terdapat empat unsur penting yaitu: 1 ada perbuatan yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok atau pengurus adat sendiri. 2. perbuatan itu bertentangan dengan norma hukum adat 3. perbuatan itu dipandang dapat menimbulkan kegoncangan karena menggangu keseimbangan dalam masyarakat Tota Pasaribu : Kewenangan Dalihan Natolu Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Secara Hukum Adat Batak Toba Studi Di Kec. Borbor,Kab. Toba Samosir, 2008. USU Repository © 2009

4. atas perbuatan itu timbul reaksi dari masyarakat yang berupa sanksi adat. Suatu