Deskripsi Kecamatan Borbor Kabupaten Toba Samosir

Tota Pasaribu : Kewenangan Dalihan Natolu Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Secara Hukum Adat Batak Toba Studi Di Kec. Borbor,Kab. Toba Samosir, 2008. USU Repository © 2009

BAB III HUKUM PIDANA ADAT DAN KEWENANGAN DALIHAN

NATOLU MENYELESAIKANNYA PADA MASYARAKAT BATAK TOBA

A. Deskripsi Kecamatan Borbor Kabupaten Toba Samosir

Kecamatan Borbor terletak di sebelah tenggara kota Balige ibu kota Kabupaten Toba Samosir. Dan merupakan pemekaran dari Kecamatan Habinsaran Tota Pasaribu : Kewenangan Dalihan Natolu Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Secara Hukum Adat Batak Toba Studi Di Kec. Borbor,Kab. Toba Samosir, 2008. USU Repository © 2009 yang dimekarkan pada tanggal 06 September 2002. Dan sampai sekarang Kecamatan Borbor masih berada di wilayah hukum Kepolisian sektor Habinsaran, Resort Toba Samosir serta jarak dari Kecamatan Borbor ke Parsoburan yaitu Ibukota kecamatan Habinsaran letak kantor Kepolisian sektor Habinsaran ± 35 Km. Sedangkan jarak dari Borbor ke Balige Ibukota Kabupaten ± 75 Km. Adapun luas wilayah Kecamatan Borbor ± 40.750 hektar. Khusus wilayah PT. Toba Pulp Lestari TPL ± 24.000 hektar. Dan batas- batas wilayah : 1 Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Habinsaran 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara 3. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Habinsaran 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Laguboti dan Kecamatan Silaen. Dari jumlah penduduk, penduduk Kecamatan Borbor Kabupaten Toba Samosir adalah : a. Laki – Laki : 3230 Jiwa b. Perempuan : 3470 Jiwa c.Jumlah Kepala keluarga : 1428 KK. Di samping hal tersebut nama Kecamatan ini, dengan sebutan Kecamatan Borbor, karena penduduk asli yaitu marga yang pertama kali menetap adalah marga Pasaribu. Sesuai dengan silsilah bahwa marga Pasaribu itu berada dalam kelompok Borbor marsada begitu disebut dalam silsilah marga masyarakat Batak Toba, yang mana kelompok marga Borbor marsada tersebut diantaranya meliputi : Tota Pasaribu : Kewenangan Dalihan Natolu Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Secara Hukum Adat Batak Toba Studi Di Kec. Borbor,Kab. Toba Samosir, 2008. USU Repository © 2009 1. Pasaribu 2. Sipahutar 3. Lubis 4. Limbong 5.Sagala 6. Malau 8. Manik 9. Parapat 10.Ambarita 11.Harahap 12. Serta marga-marga lainnya. Namun di samping marga - marga Pasaribu sebagai marga - marga asli di Kecamatan Borbor atau marga mayoritas, juga terdapat beberapa marga lain yang termasuk pihak boru, karena mereka menetap di Kecamatan Borbor setelah menikahi gadis dari keturunan Pasaribu sehingga mereka berada dalam pihak boru begitu dalam sebutan Dalihan Natolu Sistem Kemasyarakatan Batak Toba . Di samping karena menikah dengan gadis marga Pasaribu ada juga kedatangan mereka untuk berdagang, Pegawai Pemerintah atau PNS dan latar belakang lainnya. Marga–marga di luar Pasaribu tadi yang disebut pendatang adalah marga : Pangaribuan, Simanjuntak, Hutahaean, Siagian, Pardosi, Hutapea dan lain–lain. Jadi secara umum marga–marga tersebut menikah dengan gadis dari marga Pasaribu sehingga secara umum marga Pasaribu tersebut sebagai Hula–hula atau pemberi gadis. Namum pada perkembangan berikutnya pada saat seperti sekarang Tota Pasaribu : Kewenangan Dalihan Natolu Dalam Penyelesaian Tindak Pidana Secara Hukum Adat Batak Toba Studi Di Kec. Borbor,Kab. Toba Samosir, 2008. USU Repository © 2009 sudah banyak marga Pasaribu menikah dengan gadis dari marga pendatang tadi. Sehingga di sisi lain dalam sistem Dalihan Natolu kedudukan mereka tidak selamanya lagi sebagai hula - hula melainkan sebaliknya sebagai boru. Penduduk asli Kecamatan Borbor yaitu marga Pasaribu yang sekarang adalah generasi kesepuluh atau marga kesebelas dan seterusnya dari orang yang pertama sekali mendiami daerah ini. Begitupun diantara sesama marga Pasaribu yang disebut dongan tubu yaitu mereka terdiri dari satu ayah sa ama sedangkan kelompok dongan tubu yang lebih besar lagi yaitu satu nenek moyang sa ompu. Setelah pemekaran Kabupaten Toba Samosir dari Kabupaten Tapanuli Utara keberadaan daerah ini yaitu Kecamatan Borbor bukanlah termasuk Kecamatan yang masih tertinggal dibanding Kecamatan lainnya di Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Toba Samosir. Hal ini dapat dilihat dengan adanya fasilitas - fasilitas umum seperti fasilitas Kesehatan, Pendidikan, Transportasi serta fasilitas lainnya. Meskipun demikian keberadaan hukum adat termasuk hukum pidana adat pada saat tertentu masih tetap diperhatikan yang artinya masih sering terjadi sengketa yang ada dalam masyarakat baik pidana maupun perdata diselesaikan secara hukum adat Batak Toba, hal ini disebabkan rasa kekeluargaan yang masih dijunjung tinggi dan ingin melestarikan hubungan kekeluargaan yang selama ini terjalin.

B. Hukum Pidana Masyarakat Adat Batak Toba di Kecamatan Borbor Kabupaten Toba Samosir