Perubahan-Perubahan Fisik pada masa Menopause pada Wanita di

Northrup 2006 mengatakan bahwa kira-kira satu di antara seratus wanita menyelesaikan transisi menopause mereka pada usia empat puluh atau lebih muda lagi. Wanita tersebut mungkin memiliki penyakit seperti penyakit oto-imun atau kekurangan gizi atau stress yang sangat parahyang memberi pengaruh buruk pada fungsi-fungsi reproduksi yang berkaitan dengan hormon. Bahkan pengikatan tuba telah terbukti dapat menurunkan kadar progesteron selama paling sedikit satu tahun setelah prosedur itu dijalankan. Dan banyak wanita yang menjalani hysterektomi dengan tetap mempertahankan indung telur mereka mengalami gejala-gejala perubahan hormonal serta haid mereka berhenti.

5.10 Perubahan-Perubahan Fisik pada masa Menopause pada Wanita di

Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009 Sebagian besar responden pernah atau sedang mengalami ketidakteraturan siklus haid, yaitu dari 64 responden ada 41 responden 64,1 yang mengalaminya. Dari hasil penelitian ini beberapa responden mengungkapkan rasa takutnya akan terjadinya suatu penyakit karena siklus haidnya kadang-kadang tidak menentu. Ada juga beberapa responden mengungkapkan bahwa mereka merasa senang karena telah terbebas dari siklus bulanan yang kadang-kadang menjadi penghalang saat akan melakukan berbagai ibadah, misalnya untuk shalat dan berpuasa. Sedangkan 23 responden 18,4 lainnya tidak pernah mengalami ketidakteraturan siklus haid saat akan memasuki masa menopause. Dari penelitian diketahui bahwa beberapa responden merasa terkejut karena dengan tiba-tiba haid mereka berhenti tanpa ada tanda-tanda jelas. Reitz, 1993 mengungkapkan bahwa ada bentuk lain penghentian menstruasi yang mendadak. Terjadi karena adanya keadaaan Aina Safitri : Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Menopause Pada Wanita Di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009, 2009. USU Repository © 2009 stress tertentu dalam kehidupan sang wanita seperti umpamanya kematian dalam keluarga, perpisahan dari seseorang yang dekat, pekerjaan, ini sifatnya tidak final karena jika stress itu telah lewat atau telah tercapai penyesuaian, siklusnya mungkin saja kembali. Umumnya sebagian besar responden tidak pernah atau sedang mengalami gejala gejolak rasa panas hot flush, yaitu dari 64 responden yang telah menopause ada 44 responden 68,8 yang tidak merasakannya. Hanya 20 responden 31,3 saja yang mengalami gejolak rasa panas. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Northrup 2006 yang mengatakan bahwa gelora panas hot flush adalah gejala menopause yang paling umum, terjadi sekitar 70 hingga 85 persen dari semua wanita pramenopause. Gejala kekeringan vagina dapat dilihat dari beberapa gejala, seperti penurunan keinginan seksual, nyeri saat senggama, keputihan, dan rasa sakit saat senggama, frekuensi buang air kecil yang meningkat, serta tidak dapat menahan kencing saat batuk, bersin, dan tertawa. Umumnya sebagian besar responden pernah mengalami gejala penurunan keinginan seksual, yaitu dari 64 responden yang telah menopause ada 33 responden 51,6 yang merasakannya dan 31 responden 48,4 tidak pernah merasakannya. Pada gejala nyeri saat senggama, keputihan dan rasa sakit saat senggama, dari 64 responden, sebagian besar respoonden tidak mengalaminya, yaitu 53 responden 82,8 pada wanita yang menopause. Sedangkan responden yang tidak pernah mengalaminya ada 11 responden 17,2. Aina Safitri : Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Menopause Pada Wanita Di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009, 2009. USU Repository © 2009 Umumnya sebagian besar responden tidak pernah atau sedang mengalami gejala peningkatan frekuensi buang air kecil, yaitu dari 64 responden yang telah menopause ada 54 responden 84,4 yang tidak merasakannya dan sebanyak 10 responden 15,6 yang merasakannya. Pada gejala tidak dapat menahan kencing saat batuk, bersin dan tertawa, dari 64 responden yang telah menopause, sebagian besar respoonden tidak mengalaminya, yaitu 58 responden 90,6 sedangkan 6 responden 9,4 lainnya merasakannya. Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa gejala kekeringan vagina sedikit dirasakan oleh wanita di Kelurahan Titi Papan. Beberapa wanita mengatakan dari beberapa gejala kekeringan vagina seperti penurunan keinginan seksual, nyeri saat senggama, sakit saat senggama tidak terlalu mereka rasakan karena pasangan mereka juga mengalami hal yang sama keinginan seksual yang menurun dan adanya pengertian dari masing-masing pasangan. Sedangkan gejala tidak dapat menahan kencing saat batuk, bersin dan tertawa merupakan hal yang biasawajar dan mereka juga mengalaminya dari remaja dulu. Umumnya responden tidak mengalami perubahan pada kulit yang menjadi kering dan keriput, yaitu sebanyak 40 responden 62,5. Beberapa responden tidak terlalu memperhatikan perubahan yang terjadi pada kulit mereka. Beberapa responden mengatakan bahwa sejak dahulu mereka merawat kulit dengan menggunakan pelembab kulit sehingga kulit mereka tidak terlalu terlihat perubahannya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zendrato 2004 bahwa tidak semua wanita mengalami perubahan kulit tersebut pada masa pramenopausenya. Aina Safitri : Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Menopause Pada Wanita Di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009, 2009. USU Repository © 2009 Sebagian besar responden tidak mengalami gejala keringat yang berlebih di malam hari, yaitu dari 64 responden yang telah menopause ada 53 responden 82,8 yang tidak merasaannya. Sedangkan responden yang mengalami gejala ini ada 11 responden 17,2 pada wanita yang telah. Beberapa responden mengatakan bahwa berkeringat di malam hari merupakan bukan suatu perubahan karena sebelum memasuki usia menopause mereka juga pernah merasakannya, terutama saat cuaca sedang panas. Pada gejala insomnia ini hanya 26 responden 40,6 yang mengalaminya, sedangkan 38 responden 59,4 tidak mengalaminya. Banyak wanita tidak akan mengalami insomnia kalau bukan karena mereka berkeringat di malam hari dan merasakan gelora panas. Bagi yang lain, kecemasan membuat mereka tidak dapat tidur nyenyak. Pada masa menopause, insomnia dan kelelahan sering merupakan akibat dari emosi-emosi yang tidak terprosesdan tidak tersalur seperti kemarahan, kesedihan, atau kecemasan, yang sering menyertai perubahan-perubahan besar dalam kehidupan setengah baya Northrup, 2006. Perubahan pada masa menopause yang membuat badan menjadi gemuk akan mengakibatkan juga wanita tersebut mengalami tubuh yang semakin cepat lelah selain kelelahan akibat beban emosi dan pikiran pada wanita menopause. Sebagian besar responden tidak mengalami penambahan berat badan, yaitu sebanyak 37 responden 57,8. Sedangkan yang mengalami penambahan berat badan ada 27 responden 42,2 pada wanita yang telah. Berdasarkan penelitian, setiap kurun 10 tahun, berat badan wanita akan bertambah atau tubuh melebar kesamping secara bertahap. Berdasarkan penelitian tersebut juga ditemukan bahwa Aina Safitri : Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Menopause Pada Wanita Di Kelurahan Titi Papan Kota Medan Tahun 2009, 2009. USU Repository © 2009 29 wanita pada masa menopause memperlihatkan kenaikan berat badan dan 20 di antaranya memperlihatkan kenaikan yang mencolok Kasdu, 2002. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden mengalami gejala rasa cepat lelah, yaitu sebanyak 36 responden 56,3. Beberapa wanita mengatakan bahwa mereka merasakan kelelahan karena faktor badan yang bertambah gemuk juga dikarenakan menghadapi situasi yang kadang memicu emosi mereka, seperti mengatur anak-anak yang mulai dewasa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Flint, Samil, dan Wisnu Whardani 1985-1986 yang dikutip oleh Darmojo 2004, yang meliputi wanita klimakterium daerah Jawa Tengah dan Minangkabau dan meliputi golongan ekonomi atas, menengah, dan bawah menemukan bahwa keluhan yang paling sering dirasakan adalah rasa cepat lelah.

5.11 Perubahan-Perubahan Psikologi pada masa Menopause pada Wanita di