Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
C. Metode Penelitian Hukum Empiris
Metode penelitian ini dilakukan dengan langsung terjun kelapangan mencari sumber data primer. Primer artinya melalui nara sumber langsung sesuai
dengan tempat yang telah ditentukan dalam permasalahan atau judul skripsi ini. Mencari data melalui nara sumber langsung dilakukan dengan wawancara kepada
nara sumber data untuk mendapatkan data yang akurat dan tepat sehingga dapat menunjang keberhasilan terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi
ini. Sumber data primer dalam penulisan skpripsi ini adalah PT. Jakarana Tama di
Tanjung Morawa
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi atas 5 bab, dimana masing-masing bab dibagi atas beberapa sub bab yang disesuiakan dengan kebutuhan pembahasan
dalam bab tersebut, urutan bab tersusun secara sisitematis dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Sistematika penulisan ini terdiri dari 5 bab yaitu sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang beberapa sub bab yakni latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penulisan dan
manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjaun Umum Tentang Tenaga Kerja Wanita
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
Dalam bab ini penulis memaparkan tentang pengertian tenaga kerja wanita, peranan tenaga kerja wanita dalam pembangunan,
pemaparan tentang fungsi ganda pekerja wanita dalam rumah tangga dan karir, hak-hak tenaga kerja wanita, pengertian umum da
ruanglingkup jaminan sosial tenagakerja serta keberdaan gerakan buruh wanita yang dimulai dari jaman sebelum kemerdekaan,
jaman orde baru dan jaman reformasi hingga saat ini. BAB III : Pelaksanaan Perlindungan Hukum Jaminan Sosial tenaga kerja di
PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa Pada bab ini menguraikan tentang latarbelakang terbentuknya
jaminan sosial tenaga kerja wanita di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa, jaminan pemeliharaan kesehatan dan keselakaan
kerja wanita di perusahaan, jenis-jenis pekerjaan yang diberikan pada buruh dan peranan serikat pekerja dalam melindungi tenaga
kerja wanita di perusahaan itu. BAB IV : Perlindungan Hukum dalam hubungan kerja terhadap pekerja wanita
di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa Pada bab ini penulis menguraikan tentang hubungan kerja dan
syarat-syarat kerja, latar belakang memperkerjakan wanita di perusahaan tersebut, kendala-kendala dalam memperkerjakan dan
kendala – kendala dalam pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja wanita di perusahaan tersebut serta sistim pengupahan dan bantuan
kesejahteraan lainnya.
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
BAB V : Penutup Bab ini merupakan bab terakhir dari skripsi ini deimana dalam bab
ini ditemukan jawaban terhadap semua permasalahan yang pernah penulis buat dalam BAB I, kemudian penulis memberikan saran-
saran yang mudah-mudahan berguna bagi perkembangan ilmu hukum khususnya hukum perburuhan.
Selain dari kelima bab diatas penulis juga melampirkan data-data yang penulis peroleh selama melakukan riset di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA
A. Pengertian tenaga kerja, Tenaga kerja kontrak, Tenaga kerja borongan dan Tenaga kerja harian lepas
1. Tenaga kerja
Tenaga kerja dalam pengertian hidup bermasyarakat diartikan sebagai setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
ataupun jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat, dalam hal ini berarti setiap orang tanpa terkecuali baik pria maupun wanita selama mereka
mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atupun jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat termasuk tenaga kerja.
Seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan dapat dibedakan menjadi 2 dua bagian macam yaitu melaksanakan pekerjan untuk dirinya sendiri dan
melakukan pekerjaan untuk dilaksanakan dalam suatu hubungan kerja, yang mana sipekerja mendapatkan upah dan orang lain yan bertindak sebagai pemberi kerja
dibawah perintah orang lain dan hasilnya pun bukan untuk diri sendiri tetapi untuk orang lain.
7
7
Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Penerbit Djambatan, Jakarta, 1992, Halaman 3
Namun dalam hal tenaga kerja atau dapat juga disebut sebagai pekerja dapat dibedakan dalam beberapa bagian yang menyangkut tentang perlindungan
norma kerja yaitu pada :
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
• Pekerja anak
Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyebutkan yang dimaksud dengan anak adalah setiap orang yang berumur
dibawah 18 delapan belas tahun, jadi dalam pengertian anak jelas bahwa seseorang anak tidak boleh dipaksakan untuk bekerja jika seseorang anak itu
masih berumur 18 delapan belas tahun kebawah, terkecuali anak diberikan bekerja untk menambah pengetahuannya. Namun batasan umur anak untuk
bekerja berbeda menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 1999 tentang pengesahan konvensi ILO No. 138 tentang usia minimum untuk diperbolehkan bekerja
menyebutkan “ usia minimum tidak boleh kurang dari usia wajib belajar yakni 15 lima belas tahun.
Dengan demikian mengenai batas usia kerja ini terjadi kontradiktif dengan konsep anak dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menggunakan umur
lebih tinggi yakni 18 delapan belas tahun. Pengusaha dilarang memperkerjakan anak, perlindungan terhadap larangan
anak untuk diperkerjakan dimaksudkan agar anak dapat memperoleh haknya untuk mengembangkan kepribadiannya serta untuk memperoleh pendidikan
karena anak merupakan generasi penerus bangsa, namun ketentuan ini dikecualikan bagi anak yang berumur antara 13 tiga belas tahun sampai dengan
15 lima belas tahun untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial. Dalam hal
pengusaha yang memperkerjakan anak pada pekerjaan ringan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu :
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
1. Izin tertulis dari orangtua wali ;
2. Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orangtua ;
3. Waktu kerja maksimum 3 jam ;
4. Dilakukan pada siang hari dan tidak menggagu waktu sekolah ;
5. Keselamatan dan kesehatan kerja ;
6. Adanya hubungan kerja yang jelas ;
7. Menerima upah sesuai dengan ketyentuan yang berlaku ;
Ketentuan yang sebagaimana dimaksud diatas dikecualikan bagi anak yang bekerja pada usaha keluarganya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pekerja anak sudah diatur dengan jelas didalam Undang-Undang dan peraturan-peraturan lainnya.
• Pekerja perempuan
Pekerjaburuh wanita yang sering kita dengar merupakan gabungan dari dua kata yakni buruh dan wanita. Pengertian dari buruh dapat dilihat dalam Pasal 1
angka 3 Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan yang menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang bekerja dengan
meneriama upah atau imbalan dalam bentuk lain, sedangkan wanita adalah wanita yang bekerja dengan mendapat upah atau disebut juga dengan pekerja wanita.
Didalam Undang – Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan pada Pasal 76 Ayat 1 menjelaskan bahwa : pekerja perempuan yang berumur kurang
dari 18 delapan belas tahun dilarang memperkerjakan antara pukl 23:00 sampai dengan pukul 07:00, selain itu pengusaha juga dilarang memperkerjakan buruh
perempuan yang sedang hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya. Pengusaha yang jika memperkerjakan buruh perempuan antara pukul 23:00 sampai dengan pukul 07:00
maka wajib untuk : memberikan makanan dan minuman yang bergizi, menjaga kesusilaan dan keamanaan selama ditempat kerja dan pengusaha wajib
menyediakan angkutan antar jemput pekerja perempuan. Mengenai pembagian makanan dan minuman yang bergizi sekurang-
kurangnya memenuhi 1.400 kalori dan diberikan pada waktu istirahat antara jam kerja, makanan dan minuman tidak dapat diganti dengan uang, dan dalam hal
menjaga kesusilaan dan keamanaan pekerja perempuan maka pengusaha wajib menyediakan petugas keamanaan ditempat kerja, menyediakan kamar mandi wc
yang layaknya dengan penerangan yang memadai serta terpisah antara pekerja perempuan dan pekerja laki-laki,
Pengaturan pekerja perempuan dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 telah banyak mengalami perubahan dari ketentuan sebelumnya yang melarang
perempuan diperkerjakan pada malam hari, kecuali karena sifatnya pekerjaan tersebut harus dikerjakan oleh wanita dengan meminta izin intansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenaga kerjaan. 2.
Pengertian tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja kontrak dan tenaga kerja borongan
Menurut Kepmenaker : No. KEP–150 MEN 1999 mengenai tenaga kerja harian lepas menyebutkan bahwa tenagakerja harian lepas adalah “ tenaga kerja
yang berkerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berubah- ubah dalam waktu tertentu maupun dalam kontinuitas pekerjaan dengan menerima
upah didasarkan atas kehadirannya secara harian.
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
8
Yang dimaksud dengan tenaga kerja kontrak menurut peraturan mentri tenagakerja No : PER – 03 MEN 1994 tentang penyelenggaran peranan
jaminan soial tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja borongan dan tenaga kerja kontrak. Ternaga kerja kontrak adalah “ tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha
untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah yang didasarkan atas kesepakatan untuk hubungan kerja waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan
tertentu.”
9
Sedangkan yang dimaksud dengan tenaga kerja harian lepas menurut peraturan mentri tenaga kerja No. PER – 03 MEN 1994 tentang tenaga kerja
harian lepas, tenaga kerja borongan dan tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja borongan adalah “ tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan
pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dengan menerima upah didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan hasil kerja.
10
Dari perkataan wanita akan muncul suatu pengertian sebagai suatu sosok manusia yang sifatnya, halus, lembut, keibuan, sopan santun, pendamping suami
B. Peranan Tenaga Kerja Wanita dalam Pembangunan