Latar Belakang Permasalahan. Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa lebih dari setengah jumlah penduduk Indonesia adalah wanita dan sudah biasa pula kita dengar kata bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu, dari kata itu dapat kita ambil makna bahwa kaum wanita sangatlah mulia, namun kedudukan wanita pada kenyataannya selalu dianggap kaum yang lemah dan bahkan dahulu sebelum kemerdekaan terdapat diskriminasi yang menonjol antara kaum pria dan kaum wanita, sampai akhirnya lahirlah emansipasi wanita yang dipelopori oleh Raden Ajeng Kartini. Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai penerobos belenggu kehidupan wanita Indonesia, beliau menulis kepada temannya di Belanda yakni kead Nona Zee Handelaar tentang bagaiamana ia prihatinnya melihat kaum perempuan Indonesia, salah satu petikan dari suratnya yang berisikan : Perempuan itu hanya wajib mengurus rumah tangga, mendidik anak, anak gadis dididik supaya menjadi budak orang laki-laki, pengajaran dan kecerdasan dijauhkan dari padanya atau dengan kata lain kebebasan tiada padanya. 1 Oleh karena itulah kemudian ia mulai emansipasi wanita untuk menaikkan harkat dan martabat kaum wanita, pandangan bahwa wanita adalah kaum yang sangat lemah yang perlahan-lahan mulai hilang, bahkan setelah kemerdekaan, Presiden Republik Indonesia yang pertama yakni Ir. Soekarno membuat suatu pernyataan yang sangat mengaharumkan nama wanita, beliau menyatakan bahwa 1 RA Kartini, Habis Gelap TerbitlahTerang, Balai Pustaka, Jakarta, 1979 Hal. 19 Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 “ Wanita adalah sebagai induk kemajuan, induknya kultur yang mulia dan wanita adalah tiang negara. 2 Peran serta tenaga kerja wanita disektor ekonomi tidak dapat diabaikan begitu saja mengingat permintaan terhadap tenaga kerja wanita juga cenderung meningkat, misalnya disektor jasa dan industri yang membutuhkan ketekunan dan Dari pernyataan tersebut dapat kita lihat betapa pentingnya peranan kaum wanita bagi suatu bangsa, jadi sudah selayaknya kaum wanita diberikan kedudukan yang sama dengan para pria dalam berbagai bidang pekerjaan dengan kemajuan bangsa dari negara khususnya dalam masa pembangunan. Perjuangan Kartini dalam membebaskan kaun perempuan dari kemiskinan dan kebodohan adalah merupakan motivasi awal bagi kaum perempuan Indonesia untuk meningkatkan kualitas serta peranannya di dalam kemerdekaan saat ini. Namun sangat disayangkan hingga hari inipun tingkat kesejahteraan perempuan Indoneia ternyata masih di bawah standar, yang mana hal ini juga ditegaskan oleh Dita Indah Sari yakni seorang aktivis perempuan yang pernah menjadi tahanan politik pada era baru ini menyatakan bahwa kondisi kaum perempuan saat ini sangat memprihatinkan. “ Peranana perempuan sekarang masih jauh dari yang diharapkan “, apalagi jika dilihat dari segi ekonomi dan kesejahteraan. Menurutnya tingkat kesejahteraan kaum perempuan Indonesia sangat minim, khususnya perempuan dan kalangan menengah ke bawah. “ Untuk masalah kesehatan di Indonesia, tingkat kematian ibu sangat tinggi, hal ini dikarenakan belum meratanya bantuan kesehatan dari pemerintah, khususnya ibu-ibu di pelosok desa yang cenderung kurang mampu dari segi ekonomi. 2 Hersri : Wanita AlasKaki Disiang Hari,Alas Tidur Diwaktu Malam, Majalah Prisma, 1981, Hal 19 Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 ketelitian kerja, menurut penelitian bahwa partisipasi mereka dalam bidang ketenagakerjaan selama ini menempati posisi sentral adalah bukti bahwa mereka mempunyai andil yang cukup berarti sebagai penggerak pembangunan ekonomi dinegeri ini. Tingkat partisipasi angkatan kerja wanita merupakan resio antara jumlah angkatan kerja dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun 1990 mencapai 44,2 , lima tahun berikutnya tahun 1995 sebanyak 46,9 dan tahun 2000 meningkat menjadi 51,6 , pada tahun 2004 adalah 49,2, saat ini yang diperlukan adalah pemberdayaan dan perkembangan potensi guna meningkatkan kualitas dan perbaikan kesejahteraan mereka. Berbicara mengenai wanita maka tidak terlepas dari masalah diskriminasi gender, seperti diketahui perlakuan diskriminasi terhadap kaum perempuan selalu terjadi diberbagai bidang, seperti pada pekerja perempuan dalam hal : 1. Mendapatkan hak perempuan atas kesempatan kerja yang sama dengan pria kebebasan memilih profesi, pekerjan, promosi dan pelatihan kerja. 2. Mendapatkan upah atas pekerjaan yang sama nilainya. 3. Dalam menikmati hak terhadap jaminan sosial 4. Hak terhadap kesehatan dan keselamatan kerja 5. Hak untuk berhenti dari pekerjaan dan tetap mendapatkan tunjangan karena menikah dan melahirkan, hak akan cuti haid, cuti hamil dan melahirkan. Belum lagi soal kekerasan yang kerap dialami kaum perempuan, berdasarkan komisi nasional anti kekerasan terhadap perempuan, sepanjang tahun 2006 dari sekitar 22.512 kasus yang menimpa perempuan kasus terbanyak adalah kekerasan terhadap rumah tangga sebanyak 16.709 kasus atau 76 , hal ini Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 diperparah lagi dengan minimnya penanganan hukum. Oleh karena kekerasan dalam rumah tangga sering dianggap sebagai masalah pribadi sehingga sulit untuk ditelusuri dan ditangani secara hukum. Melihat kompleknya masalah yang harus dihadapi kaum perempuan membuktikan bahwa pekerjaan rumah yang dihadapi oleh kartini-kartini masa kini semakin berat, tantangan yang dihadapinya semakin beragam karenanya diperlukan kesadaran dari tiap-tiap individu khususnya kaum perempuan untuk senantiasa membekali dirinya dengan pengetahuan. Kepada pemerintah juga diharapkan untuk secepatnya membangkitkan perekonomian di Indonesia serta pemerataan kesejahteraan bagi perempuan yang tinggal dipelosok-pelosok desa, keberanian perempuan dalam mengambil sikap dinilai sebagai langkah yang awal bagi terhindarnya kaum perempuan dari diskriminasi, pelecehan dan bentuk- bentuk kekerasan lainnya, sebisa mungkin perempuan Indonesia harus mandiri secara ekonomis sehingga peluang untuk mengambil keputusan tanpa dipengaruhi oleh apapun lebih besar dan juga patut dimengerti bahwa perempuan indonesia tidak dilahirkan untuk hanya menuliskan keluh kesah dalam sebuah jurnal dan membagikannya, perempuan Indonesia berdiri dialas kakinya sendiri, bukan pada bayang-bayang air. Kita tahu pada masa pembangunan sekarang ini dalam menyongsong tercapainya negara industri, negara Indonesia telah giat meningkatkan segala cara untuk menghasilkan suatu kemajuan dalam pembangunan, seiring dengan berkembangnya industri-industri di Indonesia mulai terrlihat suatu keterkaitan antara perusahaan dengan pekerja-pekerjanya. Hubungan yang terjadi ini muncul Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pansacila dan Undang-Undang Dasar 1945. Keberadaan perusahaan-perusahaan swasta baik yang didirikan oleh pengusaha-pengusaha asing maupun pengusaha nasional sendiri yang erat sekali hubungannya dengan masalah perburuhan dan banyak mempergunakan tenaga kerja manusia baik itu tenaga kerja pria maupun tenaga kerja wanita. Bagaimana majunya alat-alat yang diperguanakan diperusahaan namun tenaga kerja sebagai pekerja diperusahaan tetap dibutuhkan, akan tetapi kadang kala akibat hubungan kerja yang dilakukan itu dapat menimbulkan masalah bagi pekerja maupun pihak pengusaha. Masalah-masalah yang timbul dalam perusahaan dapat berupa konflik antar pihak buruh dan pihak pengusaha misalnya saja atas ketidakpuasan buruh terhadap upah dan atas fasilits yang diberikan pihak pengusaha ataupun bisa saja pekerja kurang merasa mendapat perlindungan dari pihak pengusaha. Mengenai sistim pengupahan selama ini acap kali menjadi titik sentral konflik antara pekerja dan pengusaha, mengingat bagi pekerja upah adalah hak sebagai imbalan atas jasa dan hasil kerja yang telah mereka kontribusikan sehingga tercapai suatu hasil akhir berupa benda atau jasa, upah yang merupakan komponen pokok penghasilan guna menjamin kehidupan pekerja dan keluarga, sementara itu bagi pengusaha upah adalah komponen biaya produksi barang dan jasa yang sedapat mungkin dapat ditekankan. Wanita sebagai tenaga kerja diperusahaan-perusahaan wajib mendapatkan perlindungan yang baik dari pihak pengusaha terutama dibidang kesehatan, jaminan kesehatan tenaga kerja wanita harus memperoleh perlindungan lebih dari Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 pihak pengusaha, perlindungan yang lebih ini dimaksud bukan berarti bahwa para tenaga kerja wanita harus mendapatkan perlakuan yang istimewa jika dibandingkan dengan buruh laki-laki, namun hal ini dikarenakan kodratnya buruh wanita mengharuskan untuk hamil, melahirkan dan mendapat haid setiap bulannya, ditambah lagi tenaga kerja wanita kadang-kadang mendapat tugas ganda sebagai tenaga kerja dan ibu rumah tangga. jadi hal-hal yang seperti inilah yang menyebabkan tenaga kerja wanita harus mendapat perlindunagan yang lebih dari pihak pengusaha. Disamping itu ada masalah lain yang timbul dalam melakukan proses produksi misalnya mengenai kecelakaan kerja dan akibatnya. Oleh karena itu tenaga kerja harus dilindungi terhadap tempat dimana buruh wanita bekerja dan terhadap alat-alat kerja dan jika seorang buruh wanita mendapat kecelakaan sewaktu menjalani pekerjaan maka akan timbul persoalan mengenai ganti kerugian yang disebabkan oleh kelecelakaan tersebut dan bagaimana mengenai tanggung jawab dari pihak pengusaha terhadap buruh yang tertimpa kecelakaan itu. Diketahui juga kedudukan wanita diperusahaan sebagai golongan lemah dalam dunia produksi, maka sangatlah dimengerti bahwa buruh wanita yang mendapat kecelakaan itu kadang kala takut untuk melimpahkan segala kesalahan dari kecelakaan yang menimpanya kepada pihak pengusaha. Padahal setiap kepentingan dan perlindungan serta jaminan keselamatan kerja telah diatur dan dilindungi dengan Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan. Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis meninjau sejauh mana pelaksanaan perlindungan dan jaminan sosial tenaga kerja wanita melalui studi kasus di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa.

B. Pumusan Masalah