Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
Maka dari itu hendaklah kita kaum wanita terus berusaha untuk mencapai kedudukan yang selayaknya dalam bidang yang dipilih masing-masing. Guna
meningkatkan produktivitas kita sebagai wanita, yang selalu dianggap lemah bagi kaum pria. Kita harus bangkit dan terus berusaha hingga saatnya kita akan
menemukan apa yang kita inginkan.
D. Hak-Hak Tenagakerja Wanita
Laki-laki dan perempuan adalah ciptaan tuhan, perbedaanya hanya terletak pada jenis kelamin dan reproduksi. Kesetaraan gender adalah kesetaraan peran
sehingga dalam setiap aktivitas tugas dan tanggungjawab laki-laki san perempuan sama.
Isu tentang HAM semakin terangkat kepermukaan karena dinilai hak-hak asasi manusia yang telah disepakati tanpa pembedaan gender ternyata belum
dinikmati oleh banyak perempuan dan nilai hak-hak asasi perempuan masi belum terlindungi. Kejahatan terhadap kemanusiaan yang berbasis dender masih
merupakan bagian kehidupan sosial. Sepanjang peradaban manusia perbedaan gender dan ketimpangan
kekuasaan dan budaya patriarki merupakan salah satu bentuk diskriminasi dan patrik kekuasaan yang menjadikan hak-hak perempuan yang paling fundamental
sebagai manusia tercabut dari akarnya. Hak perempuan semakin menguat dan dikumandangkan, mengingat pelanggaran HAM perempuan terjadi ditanah publik
maupun domestik diberbagai penjuru dunia. Ditengah kehidupan sosial, pencapaian kesetaraan, penghormatan akan
harkat dan martabat perempuan masih menunjukan kemajuan yang signifikan,
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
masalah perempuan belum direspon secara serius oleh negara dan kekerasan sistematis berbasis gender, hak-hak politik dan hak-hak atas pekerjaan kerap kali
dilanggar. Setiap pekerja tentunya memerlukan suatu kerangka perlindungan hukum
demikian pula tentunya bagi wanita yang bekerja. Madelina K. Hendiytio dalam adrikelnya yang berjudul “ hak asasi manusia dan perlindungan bagi tenagakerja
wanita ” mengkonstalasi bahwa seiring dengan meningkatnya partisipasi tenagakerja wanita, maka perlindungan terhadap tenagakerja wanita sesuai
standard internasional merupakan dasar bagi pembangunan sosial yang adil. Pengakuan terhadap hak-hak wanita pada dasarnya merupakan
penghormatan pula terhadap hak-hak asasi manusia, oleh karena itu maka perlindungan tenaga kerja wanita yang sesuai dengan standard internasional tentu
menjadi syarat mutlak yang tidak dapat ditawar lagi. Standard yang dimaksud adalah konvensi-konvensi internasioanal yang pada hakekatnya bertujuan untuk
melindungi hak-hak perempuan. Dalam upaya untuk menjamin hak-hak mendasar perempuan maka PBB
telah menetapkan konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan yakni Tahun 1979 dan indonesia meratifikasi melalui Undang-Undang
RI Nomor. 7 Tahun 1984. konvensi hak politik perempuan 1953 telah diratifikasi melalui Undang-Undang Nomor 68 Tahun 1985. semua konvensi yang telah
diratifikasi merupakan perisai bagi perempuan untuk memerangi berbagai diskriminasi, eksploitasi dan pelanggaran HAM.
Sejalan dengan diratifikasi konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi tehadap perempuan cedaw berarti setiap negara yang
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
meratifikasinya telah mengikatkan diri dan mempunyai kewajiban menyusun berbagai peraturan untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan.
Pasal 1 cedaw menjelaskan diskriminasi terhadap perempuan berarti setiap pembedaan, pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin
yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan pokok
dibidang politik, ekonomi, sosial budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum perempuan.
Maka jelaslah pada Pasal 1 cedaw tersebut diatas diharapkan agar pemerintah dapat menghapuskan segala bentuk diskriminasi diberbagai bidang
terutama disektor ketenagakerjaan dan ekonomi. Hak-hak perempuan atas pekerjaan masih banyak menghadapi berbagai benturan baik itu karena persoalan
implementasi hukum yang tidak konsekwen maupun persepsi yang keliru mengenai peranan perempuan disektor publik.
Kekuatan hukum lainnya yang memayungi hak dan akses perempuan atas pekerjaan tercantum pada Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, Pasal 49 ayat 1 yang berisikan : “ perempuan berhak memilih, dipilih, diangkat dalam pekerjaan, jabatan dan profesi sesuai dengan persyaratan dan
peraturan perundang-undangan, berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan
pekerjaanprofesinya terhadap hal-hal yang mengancam keselamatankesehatan berkenaan dengan fungsi reproduksinya. Hak khusus yang
melekat pada diri perempuan dikarenakan fungsi reproduksinya dijamin dan dilindungi oleh hukum ” sedangkan ayat 2 berisikan : “ perempuan berhak
mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau propesinya
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
terhadap hal-hal yang dapat mengencam keselamatan dan atau kesehatan berkenaan fungsi repeoduksi ”
Pasal 38 Undang-Undang No.39 Tahun 1999 menyebutkan : Ayat 1 : setiap waeganegara seseuai dengan bakat, kecakapan dan kemampuan
berhak atas pekerjaan yang layak. Ayat 2 : setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya
dan berhak pula atas syarat ketenagakerjaan yang adil. Ayat 3 : setiap orang pria maupum wanita yang melakukan pekerjaan yang
sama sebanding, setara atau serupa berhak atas upah serta syarat perejanjian kerja yang sama.
Ayat 4 : setiap orang pria mauun wanita dalam melakukan pekerjaan yang sepadan dengan martabat kemanusiaan berhak atas upah yang adil
sesuai dengan prestasinya dan dapat menjamin kelangsungan kehidupan keluarganya.
Begitu juga pada Undang-Undang Dasar 1945 hasil amademen yang tertuang dalam :
Pasal 27 ayat 2 yaitu : tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Pasal 28 d ayat 2 yaitu : setiap orang berhak bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
Berdasarkan isi Pasal yang ada diatas jelaslah bahwa setiap orang yang dimaksud baik perempuan maupun laki-laki mendapat hak yang sama, terkecuali
bagi perempuan mendapat perlindungan khusus yang mana berkenaan dengan reproduksi.
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
Tidak terlepas pada Undang-Undang 1945 yang telah diamandemen dan Undang-Undang No.39 Tahun 1999, maka Undang-Undang No.7 Tahun 1984
mengenai konvensi perempuan menegaskan juga hak-hak perempuan dalam ketenagakerjaan yang mana tertuang dalam Pasal 11 yang berisikan :
1. Hak untuk bekerja sebagai hak asasi manusia.
2. Hak atas kesempatan kerja yang sama termasuk kriteria seleksi yang sama
dalam penerimaan pegawai. 3.
Hak untuk memilih profesi dan pekerjaan, hak untuk kenaikan pangkat, jaminan kerja dan semua tunjangan fasilitas kerja.
4. Hak untuk memperoleh kejuruan dan latihan ulang.
5. Hak untuk menerima upah yang sama termasuk tunjangan, perlajuanyang
sama untuk kerja yang sama nilainya. 6.
Persamaan penilaian kwalitas pekerjaan. 7.
Hak atas jaminan sosial, khususnya dalam hal pensiun, pengangguran, sakit, cacat, lanjut usia, kemampuan untuk bekerja, hak atas cuti yang dibayar.
8. Hak atas perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk
perlindungan fungsi reproduksi. Secara khusus ada beberapa hak-hak perlindungan nagi tenaga kerja
wanita yakni : 1.
Larangan PHK terhadap tenaga kerja wanita Dalam peraturan mentri tenagakerja No.Permen 03MEN1989 mengatur
tentang larangan PHK terhadap pekerja perempuan dengan alasan pekerja perempuan menikah, pekerja perempuan sedang hamil dan melahirkan.
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
Larangan tersebut merupakan bentuk perlindungan bagi pekerja wanita sesuai kodrat, harkat dan martabat yang merupakan kondekwensi logis dengan
stratifikasinya konvensi ILO No.100 dan No.111 Tahun 1951 tentang diskriminasi. Dalam peraturan tersebut pengusaha diwajibkan merencanakan dan
melaksanakan pengalihan tugas bagi pekerja wanita tanpa mengurangi hak- haknya bagi perusahaan yang karena sifat dan jenis pekerjaan yang tidak
memungkinkan memperkerjakan wanita hamil. 2.
Hak pekerja wanita yang bekerja pada malam hari Upaya pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada pekerja
perempuan tidak hanya pelanggaran PHK terhadap perempuan pekerja yang menikah, hamil dan melahirkan tetapi menyangkut perlidungan terhadap
keamanaan apadia bekerja pada malam hari yaitu antara pukul 23.00 sampai dengann 07.00.
Isi dari KEPMEN Republik Indonesia No.Kep. 224MEN2003 yang mengatur tentang kewajiban pengusaha yang memperkerjakan wanita antara
pukul 23.00 sampai dengan 07.00 adalah perlindungan keamanaan fisik dan fisikis pekerja perempuan pada malam hari agar terhindar dari perampokan, pemerasan
maupun tindakan asusila berupa pemerkodaan dan pelecehan seksual. Tanggung jawan ini dibebenkan kepada pengusaha.
Tanggung jawab yang diberikan kepada pengusaha tersebut adalah : a
Menyediakan angkutan antar jemput untuk pekerjaan perempuan yang bekerja dan pulang pukul 23.00 sampai dengan 07.00
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
b Pengusaha diwajibkan menyediakan petugas keamanaan ditempat kerja untuk
memastikan bahwa pekerja perempuan aman daeu kemungkinan perbuatan asusila ditempat kerja
c Fasilitas tempat kerja harus didukung oleh kamarmandi dan penerangan yang
layak d
Untuk menjaga kondisi kesehatan agar pekerja perempuan harus dalam kondisi primapengusaha siwajibkan memberikan makanan dan minuman yang
bergizi sekurang-kurangnya 1400 kalori.
E. Pengertian dan Ruang Lingkup Jamsostek