Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
mendapat akses pada perawatan kesehatan yang memadai dan hak yang sama untuk menikmati pendidikan pada semua tingkat. Bagi pengusaha juga diharapkan
untuk memperhatikan kehidupan para tenagakerja seperti menghormati hak kebebasan berserikat bagi pekerja dan perlakuan Hak Asasi Manusia dalam
hubungan kerja dan tidak hanya menginginkan keuntungan yang besar bagi para pihak pengusaha
D. Keaslian Penulisan.
Eksitensi perlindungan hokum dan jaminan sosial tenaga kerja wanita di PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa yang diangkat menjadi judul skripsi ini
merupakan hasil karya yang di tulis secara objektif, ilmiah, melalui pemikiran, refrensi dari buku – buku, bantuan dari pada nara sumber dan pihak – pihak lain.
Skripsi tentang pekerja wanita sudah pernah diangkat sebelumnya, yakni tulisan saudara Viviana mengangkat mengenai perlindungan jamsostek terhadap buruh
wanita yang study kasusnya dilaksanakan di PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI. Sepanjang judul dan permasalahan saudara Viviana diatas, pada tulisan ini
membahas mengenai eksitensi perlindungan hukum jaminan sosial bagi pekerja wanita study pada PT. Jakarana Tama di Tanjung Morawa.
Pemberian jaminan social tenaga kerja secara umum baik pekerja laki – laki maupun pekerja perempuan adalah sama, namun walaupun begitu ada sedikit
perbedaan seperti pada pekerja wanita ada diberikan untuk masa haid dan melahirkan, untuk penulisan skripsi ini ingin mengetahui bagaimana cuti yang
dibuat oleh pihak perusahaan tersebut. Dalam tulisan ini tidak ada yang sama dengan yang telah ditulis sebelumnya dan oleh karena itu tulisan ini adalah asli
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
dan tidak merupakan ciplakan dari karya orang lain.Dengan demikian penelitian ini dapat penulis pertanggungjawabkan kebenarannya.
E. Tinjauan Kepustakaan
Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa pekerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang ataupun jasa untuk memenuhi kebutuha sendiri maupun masyarakat.
3
Pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tersebut menyempurnakan pengertian tenaga kerja dalam Undang-Undang No.14
Tahun 1969 tentang ketentuan pokok ketenagakerjaan yang memberikan pengertian tenaga kerja adalah “setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang ataupun jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat “
4
Dari pengertian tersebut terdapat pembedaan yakni dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tidak lagi membuat kata baik didalam maupun diluar
hubungan kerja dan adanya penambahan kata sendiri pada kalimat memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat, penguranagan kata didalam maupun diluar
hubungan kerja pada pengertian tenaga kerja tersebut sangat beralasan karena dapat mengacaukan makna tenaga kerja itu sendiri, seakan-akan ada yang didalam
dam ada pula yang diluar hubungan kerja serta tidak sesuai dengan konsep tenaga kerja dalam pengertian yang umum, demikiannya dalam hal penambahan kata
sendiri pada kalimat memenuhi dan masyarakat, karena barang ataupun jasa yang
3
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2003
4
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
dihasilkan oleh tenaga kerja tidak hanya untuk masyarakat tetapi juga untuk diri sendiri.
Sebagai perbandingan berikut beberapa pendapat para ahli hukum mengenai hukum tenagakerjaperburuhan yakni :
Halim membuat defendisi hukum perburuhan adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan kerja yang harus diindahkan oleh semua pihak
buruh, pegawai maupun pihak majikan. M.G.Levenbach juga menyebutkan bahwa hukum perburuhan adalah
hukum yang berkenaan dengan hubungan kerja dimana perkerjaan itu dilakukan dibawah pimpnan dan dengan keadaan penghidupan yang langsung bersangkut
paut dengan hubungan kerja itu. Sedangkan Soepomo menyebutkan hukum perburuhan sebagai himpunan
peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang berkenaan dengan kejadian dimana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka hukum ketenagakerjaan memiliki unsur yaitu :
a. Serangkaian peraturan yang berbentuk tertulis maupun tidak tertulis
b. Mengatur tentang kejadian hubungan kerja antara pekerja dan
pengusahamajikan c.
Adanya orang bekerja pada dan dibawah orang lain dengan mendapat upah sebagai nilai jasa
d. Mengatur perlindungan pekerja meliputi masalah keadaan sakit, haid, hamil,
melahirkan dan keberadaan organisasi pekerjaburuh.
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
Berdasarkan pasal 2 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 menyatakan bahwa : pembangunan ketenagakerjaan berlandaskan pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
5
Menurut Undang-Undang No.3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja merupakan hak bagi setiap tenaga kerja baik itu laki-laki maupun perempuan
yang berbentuk uang sebagai penghasilan yang hilang akibat peristiwa atau keadaan yang dijalani oleh buruh berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin,
hari tua dan meninggal dunia. Yang mana dalam penjelasan pasal tersebut dijelaskan bahwa :
pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, oeh sebab itu pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan
untuk mengwujudkan manusia dan masyarakat indonesia yang sejahtera, adil, makmur dan merata baik materil maupun spritual.
Adapun yang menjadi tujuan dari pembangunan ketenagakerjaan yakni memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan
manusiawi, mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah.
Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan.
6
Adapun landasan hukum tentang hak perempuan yang bersipat menyeluruh adalah konvensi segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan,
yang diadopsi oleh majelis PBB pada Tanggal 18 Desember 1979 dan dinyatakan berlaku pada Tanggal 13 September 1961, Indonesia meratifikasi konvensi
5
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
6
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007.
USU Repository © 2009
dengan Undang-Undang NO.7 Tahun 1984 tentang pengesahan konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
F. Metode Penulisan