Peranan Tenaga Kerja Wanita dalam Pembangunan

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 8 Yang dimaksud dengan tenaga kerja kontrak menurut peraturan mentri tenagakerja No : PER – 03 MEN 1994 tentang penyelenggaran peranan jaminan soial tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja borongan dan tenaga kerja kontrak. Ternaga kerja kontrak adalah “ tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah yang didasarkan atas kesepakatan untuk hubungan kerja waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan tertentu.” 9 Sedangkan yang dimaksud dengan tenaga kerja harian lepas menurut peraturan mentri tenaga kerja No. PER – 03 MEN 1994 tentang tenaga kerja harian lepas, tenaga kerja borongan dan tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja borongan adalah “ tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dengan menerima upah didasarkan atas volume pekerjaan atau satuan hasil kerja. 10 Dari perkataan wanita akan muncul suatu pengertian sebagai suatu sosok manusia yang sifatnya, halus, lembut, keibuan, sopan santun, pendamping suami

B. Peranan Tenaga Kerja Wanita dalam Pembangunan

Jika kita membicarakan tentang peranan wanita Indonesia dalam pembangunan, maka mau tidak mau kita harus memulainya dari persoalan yang paling mendasar yaitu tentang kodrat wanita, khususnya wanita Indonesia. 8 Pasal 1 Angka 2, Kepmenaker Nomor. KEP-150MEN1999 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja Kontrak 9 Pasal 1 Angka 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor.Per – 03MEN1994 Tentang Penyelenggaraan Tenaga Kerja Harian Lepas, Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja Kontrak. 10 Pasal 1 Angka 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor. Per03 MEN1994 Tentang Penyelenggaraan Tenaga Kerja Harian Lepas, Tenaga Kerja Borongan dan Tenaga Kerja Kontrak. Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 yang serta ibu yang baik bagi anak-anak dan keluarga. Dari sinilah meraka dibedakan dari pria yang cenderung kearah sosok manusia yang kuat dan berkuasa. Setelah mengkaji psikologis wanita, ternyata disamping wanita mempunyai kelainan fungsi kehidupan wanita juga mempunyai perbedaan yang fundamental dengan kaum pria, wanita lebih menunjukan tanggung jawab, kesabaran, keuletan dan ketelitian. Maka perbedaan inilah yang menjadi titik keberhasilan wanita dalam karir. Didalam perspektif historis keberadaan wanita dimana saja, termasuk di Negara kita berada pada suatu status dan kondisi yang terblakang tidak memiliki kemampuan, keterampilan dan cendrung dimanfaatkan hanya untuk memenuhi hajat biologis kaum pria semata. Namun pada saat sekarang ini wanita telah bangkit dari kebodohan tersebut, dalam hal itu dapat dilihat dari pembangunan pemberdayaan perempuan, dimana tujuan dari pembangunan pemberdayaan perempuan dilakukan untuk menunjang dan mempercepat tercapainya kualitas hidup dan mitra kesejajaran laki-laki dan perempuan. Yang menjadi sasaran umum pembangunan pemberdayaan perempuan adalah : 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perempuan diberbagai kegiatan sektor dan sub sektor serta lembaga dan non lembaga yang mengutamakan peningkatan kemampuan dan profesionalisme keahlian kaum perempuan. 2. Mewujudkan kepekaan, kepedulian gender dari seluruh masyarakat, Penentu kebijakan, pengambilan keputusan, perencana dan penegak hukum serta pembaharuan produk yang bermuatan nilai sosial budaya serta keadilan yang berwawasan gender. Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 3. Mengarusutamakan gender melalui peningkatan kualitas hidup perempuan dalam berbagai kehidupan yang merupakan salah satu Upaya konkrit dalam pencapaian penurunan angka kemiskinan. Dalam pencapaian sasaran pembangunan pemberdayaan perempuan masih dirasa perlu dilaksanakan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan dan peran serta kaum perempuan dalam mengisi pembangunan. Menyertakan wanita Indonesia dalam proses pembangunan bukanlah berarti hanya sebagai suatu tindakan prikemanusiaan yang tidak adil belaka, tindakan ajakan mendorong wanita Indonesia untuk berpartisipasi dalam pencapain pembanguanan merupakan suatu tindakan yang efesien. 11 Dalam meningkatkan peranan wanita dalam pembangunan merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, upaya tersebut dilaksanakan sejalan dan diadakan untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Pembangunan nasional tetap bertumpu pada trilogi pembangunan yang meliputi upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, menuju terciptanya kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan menciptakan stabilitas yang sehat dan dinamis dalam mendukung kelancaran pelaksanaan pembangunan. Upaya kedudukan dan peran wanita yang dilaksanakan selama ini telah menunjukan kemajuan dan keberhasilan, walaupun demikian masih banyak ditemui berbagai permasalahan dan hambatan yang belum Jadi disini posisi antara wanita dan pria dalam pembangunan adalah sama. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tidak mengenal adanya diskriminasi. 11 Pujiwati Sajogyo. Peranan Wanita Dalam Masyarakat, Penerbit Yayasan Ilmu Sosial, 1983, hal. 1 Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 sepenuhnya dapat diselesaikan, persamaan kedudukan hak dan kewajiban, peran serta kesempatan antara pria dan wanita belum dapat diwujudkan dengan baik. Peranan diberbagai bidang kehidupan dan dalam segenap kegiatan pembangunan yang mencerminkan persamaan, kedudukan, hak dan kewajiban, peranan dan kesempatan wanita dilaksanakan sesuai dengan falsafah dan budaya bangsa. Dalam pelaksanaannya senantiasa diusahakan dan mengarah kepada terwujudnya kemitraan, kesejajaran dan selaras serasi, seimbang. Kemitraan kesejajaran yang harmonis ditandai dengan adanya sikap prilaku saling membantu dan saling mengisi dalam suasana kebersamaan. Pancasila sebagai pandangan hidup dan budaya bangsa serta Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi nasional telah menempatkan kaum wanita pada keluhuran harkat dan martabatnya yang mempunyai hak dan kewajiban, kedudukan, peranan dan kesempatan sama dengan kaum pria untuk berperan di berbagai bidang kehidupan dalam segenap kegiatan pembangunan. Khususnya Pasal 28 d ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan: setiap orang berhak bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Bertitik tolak dari bunyi Pasal tersebut, artinya bahwa terhadap masalah yang azasi bagi manusia yakni pekerjaan harus diperhatikan dengan baik tanpa membedakan apakah ia laki-laki ataupun wanita dan memberikan imbalan yang setimpal dengan pekerjaan yang dilaksanakan serta dalam perlindungan- perlindungan lainnya. Melihat nasib kaum pekerja wanita khususnya di bidang sektor industri, betapapun mereka cendrung diasosiasikan sisa kompetifan lapangan kerja namun Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 kehadirannya tidak dapat dipungkiri secara langsung telah mengangkat martabat perekonomian negara, sentuhan tangan yang tidak terlalu trampil meningkatkan produksi di beberapa bidang dalam hal ini ikut menunjang pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Negara. Wanita memang tidak sekuat dan sahebat kaum pria, terutama dari segi kekuatan fisiknya, akan tetapi bagaimanapun wanita mempunyai andil besar mensukseskan tingkat perbaikan ekonomi, maka tidak ada alasan untuk tidak memperlakukan secara wajar sesuai dengan kodrat dan posisinya sebagai mahluk yang mulia. Mengenai pemberian kebebasan bagi wanita untuk turut serta dalam pembangunan, dalam hal ini dapat dilihat dalam GBHN, Tap MPR. RI. Nomor 11MR1993 perihal : Peranan wanita dalam pembangunan bangsa ditetapkan : 1. Peranan wanita dalam pembangunan masyarakat, baik diperkotaan maupun dipedesaan perlu terus ditingkatkan terutama dalam menangani masalah sosial dan ekonomi, yang diarahkan pada pemerataan hasil pembangunan, pengembangan sumberdaya manusia yang berkawalitas dan pemeliharaan lingkungan. 2. wanita sebagai warganegara maupu n sebagai sumberdaya insani pembangunan mempunyai hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama dengan pria dalam pembangunan di segala bidang. Pembinan peranan wanita sebagai mitra sejajar pria ditujukan untuk meningkatkan peran aktif dalam kegiatan pembangunan, termasuk upaya mengwujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia serta pengembangan anak perlu dipelihara dan terus ditingkatkan sehingga dapat memberikan sumbangan yang sebesar-besarnya bagi Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 pembangunan bangsa dan memperhatikan kodrat serta harkat dan martabatnya. 3. Upaya menwujudkan kesejahteraan keluarga perlu makin digalakkan antara lain melalui pembinaan kesejahteraan keluarga sebagai gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah serta melalui gerakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera dengan wanita sebagai gerakannya. 4. Untuk memenuhi kebutuhan yang makin meningkatnya akan tenaga kerja terampil dalam pembangunan, tenaga kerja sangat diperlukan diberbagai lapangan pekerjaan, perhatian khusus perlu diberikan pada peningkatan keterampilan produktivitas, kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja wanita termasuk yang bekerja diluar negeri terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja, perkembangan karir serta jaminan pelayanan sosial bagi tenagakerja wanita dan keluarganya dengan memperhatikan kodrat serta harkat dan martabatnya sebagai wanita Indonesia. Sedemikian pentingnya peranan wanita dalam menunjang pembangunan bangsa maka sangatlah diharapkan kepedulian pemerintah dalam menangani masalah-masalah buruh wanita, terutama dalam perlindungan jaminan sosial yang mana terdapat dalam Undang-Undang No.13 Tahun 2003 dan Kepmen No. 224Men2003 begitu juga dengan hak-hak buruh wanita. Kurang kemampuan dan belum meratanya kesempatan bagi kaum wanita dalam kegiatan pembangunan antara lain bidang ketenagakerjaan, karena sebagian besar adalah tenaga kerja wanita yang tidak terdidik sehingga masih kurangnya partisipasi wanita dalam proses pembangunan disebabkan karena : Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 a. Besarnya jumlah penduduk yang buta huruf dan pendidikan rendah. b. Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan, gizi dan sanitasi. c. Keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sikap kaum wanita sendiri dalam hidup bermasyarakat dihadapkan pada penempatan kedudukan mereka dalam masyarakat yang belum sepenuhnya diterima kaum pria. d. Keadaan sosial budaya yang tidak menguntungkan bagi kaum wanita dalam masyarakat yang masih berpandang tradisional terhadap norma-norma dan adat istiadat yang kuat masih membatasi peranan wanita dalam kegiatan yang bersifat formal. e. Tingkat penghasilan keluarga yang rendah mengharuskan kaum wanita mencari nafkah tambahan bagi keluarga disamping tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Dalam bidang ketenagakerjaan khususnya masih sangat memperhatikan berdasarkan data sensus tahun 2000, wanita pekerja yang tidakbelum pernah sekolah relatif yakni sebesar 68,32 sementara pria hanya sekitar 31,77 . dalam kesempatan ini diberbagai usaha, peranan wanita sangatlah dibutuhkan baik sebagai pelaku utama maupun sebagai pelaku pendukung kaum pria, dewasa ini peranan wanita semakin dituntut agar memiliki standard yang ditentukan dan untuk itu sangat diperlukan pendidikan yang memadai. Pembangunan yang bertujuan sebagai mengwujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, maju dan mandiri lahir batin, untuk mengwujudkan masyarakat yang seperti itu peran semua komponen dan lapisan masyarakat sangat menentukan termasuk didalamnya peran sumber daya wanita, dengan kata lain pembangunan pada hakekatnya adalah upaya mempersiapkan dan Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 menguatkan rakyat untuk menghadapi perubahan menuju pada kwalitas hidup yang lebih baik. Sebagai suatu proses perubahan, pembangunan bukan semata-mata ditujukan pada perbaikan fisik ekonomi tetapi perlu juga dititik beratkan pada pembangunan kapasitas bangsamasyarakat yang akan menghasilkan perubahan cara berpikir dan kemampuan manusia untuk menentukan masa depannya sendiri. Beberapa tantangan yang dapat dijumpai dalam peningkatan peranan wanita dalam pembangunan seperti : 1. Bagaimana mengurangi kesenjangan dan meningkatkan keterampilan dan pemanfaatan IPTEK. 2. Bagaimana meningkatkan kwalitas sumber daya manusia wanita dan perlindungan terhadap tenagakerja wanita. 3. Bagaimana meningkatkan kemampuan dan kwalitas wanita sebagai orang tua dalam membina keluarga. 4. Bagaimana mengembangkan mekanisme sosial budaya yang lebih mendukung. Adapun peranan wanita dalam menghadapi masa depan yakni kemampuan wanita dikembangkan melalui peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan teknologi, keterampilan serta ketahanan mental spritual yang lebih berperan aktif disegala bidang kehidupan dan segenap kegiatan pembangunan termasuk proses pengambilan keputusan serta mampu menghadapi perubahan. Menghadapi situasi terakhir ditanah air saat ini khususnya yang berkenaan dengan multidimensi yang berkepanjangan dan perjuangan reformasi di segala bidang sebagai kaum wanita agar mengambil langkah-langkah konkrit dalam Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 upaya mengatasinya. Dalam pembangunan wanita harus dapat menjadi perilaku perubahan organisasi wanita ditingkatkan sehingga dapat berkembang dan berdayaguna melalui cara : a Mengikuti perubahan yang terjadi dalam arti positif dan produktif. b Peka dan tanggap terhadap masalah baru yang dihadapi masyarakat sekitar khusus kelompok wanita. c Kreatif dalam pemecahan masalah. d Berani dalam mengambil tindakankeputusan. e Memprakarsai program-program inovasi dan program aksi yang didukung pemikiran menjangkau masa depan dan dilarang khusus untuk memecahkan masalah nyata yang timbul dalam masyarakat.

C. Fungsi Ganda Pekerjaan Wanita Dalam Rumah Tangga dan Karier