Kendala internal. Kendala eksternal

Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 bahkan mungkin akan timbul perasaan tersaingi sehingga menimbulkan dampak psikologis yang dapat mempengaruhi tindakannya dalam keseharia. Sementara itu Karlinah Soepardjo Rustam menyatakan bahwa, dari hasil penelitiannya mengenai pekerja wanita, penelitian yang dilakukan di daerah Jawa Barat yang respondennya adalah wanita urban kelas menengah terungkap bahwa dalam diri wanita pekerja tersebut masih ada pemisahan yang tegas antara pekerja pria dan wanita, adanya pemisahan bidang pekerjaan juga merupakan kendala bagi wanita untuk mengembangkan potensi dirinya : wanita masih merasa sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kelangsungan rumah tangga sehingga ketika wanita memasuki duania kerja, bebannya menjadi berlipat ganda. Kurangnya partisipasi pria dalam kegiatan reproduksi di rumah tangga menjadi kendala bagi wanita dalam pengembangan dirinya. Gambaran di atas memperlihatkan bahwa ada sejumlah kendala yang dihadapi oleh wanita pekerja, secara garis besarnya ada 2 kendala yaitu:

1. Kendala internal.

Kendala internal adalah kendala yang berasal dari dalam diri wanita itu sendiri, menyangkut rasa tanggung jawabnya sesuai dengan pertimbangan “Kodrat”. Sehubungan dengan itu, penempatan wanita pada sektor domestik dianggap sebagai kodrat wanita, semua urusan kerumah tanggaan seperti mendidik anak , mengelola dan merawat kebersihan rumah, memasak, mencuci dan sebagainya, termasuk melayani suami dianggap sebagai urusan utama wanita sehingga dalam diri wanita timbul rasa tanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan tugas-tugas domestik sehingga ketika ia terlibat pada sektor publik ia Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 harus memikul beban ganda. Jika ia tidak dapat melaksanakan tugas tersebut sesempurna mungkin. Dengan demikian, kendala yang dihadapi adalah rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan kedua tugas sehingga ia terpaksa harus menanggung beban kerja yang berat. Mungkin untuk meringankan beban dalam menangani tugas kerumah tanggaan bagi keluarga yang mampu secara ekonomis bisa saja mempekerjakan pembantu, hanya saja pengalihan tugas tersebut tetap dirasakan sebagai tanggung jawabnya sepenuhnya, sehingga bila pendidikan anak tidak berhasil atau suami merasa diabaikan, maka dalam diri si istri akan muncul rasa bersalah.

2. Kendala eksternal

Kendala internal adalah kendala yang dihadapi oleh wanita yang bereasal dari lingkungan atau dari luar dirinya sendiri seperti dari keluarga dan masyarakat. Adapun yang menjadi kendala eksternal ini yaitu pandangan bahwa tugas utama wanita adalah sektor domestik akibatnya jiaka penyelenggaraan tugas-tugas kerumahtanggan tidak sempurna maka suami akan menyalahkan istri sehingga wanita pekerja akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan, sedangkan pada masyarakat mengatakan bahwa wanita adalah mahluk yang lemah yang perlu dilindungi oleh pria. Akibatnya ada suami yang lebih senang kalau keluarganya hanya menggantungkan diri padanya saja sehingga ia tidak mengijinkan idtrinya untuk terlibat mengari nafkah. Adanya sikap ini mengakibatkan suami merasa tersaingi jika penghasilan atau karir istrinya lebih tinggi dari penghasilannya bahkan tidak jarang terjadi pada senagian suami akan mungul perasaan rendah diri jika menjadi pencari nafkah utama adalah istri. Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 Pandangan yang mengatakan tugas wanita adala disektor domestik tersebut juga mempengaruhi sistim nilai yang berkembang dalam masyarakat. Adanya pandangan tersebut menyebabkan masyarakat menuntut wanita untuk bertanggungjawab penuh pada sektor somestiknya. Hal ni terlihat dari opini yang dilontarkan oleh masyatakat bahwa wanita karier sebagai salah satu sumber ketidakberhasilan pendidikan anak, jika pendidikan anak tidak berhasil maka yang disalahkan adalah ibunya, artinya yang dituntut untuk bertanggung jawab terhadap pendidikan anak adalah ibunya. Ternyata kendala yang dihadapi wanita pekerja dalam mengemban peranan tersebut tidak dapat dilepaskan dari perbedaan gender yang sekaligus melahirkan ketidakadilan gender tersebut berdampak negatif terhadap pengembangan potensi wanita sampai saat ini walaupun sudah terjadi pergeseran nilai tetapi keadilan gender ini masih saja tetap mewarnai kehidupan pekerja wanita. Pembangunan yang tidak peka gender sering membawa dampak yang kurang memihak perempuan. Oleh sebab itu sudah waktunya perempuan dengan jumlah yang lebih dari setengah jumlah penduduk dunia diperhitungkan dalam konteks ketenagakerjaan dan partisipasi merereka secara ekonomis mengingat selama ini nilai kerja produktif perempuan dipinggirkan, dikesampingkan. kerja produktif perempuan dipercayai karena masih kentalnya nilai-nilai budaya masyarakat seperti pembagian kerja secara gender yang berujung pada anggapan bahwa tugas utama perempuan adalah sebagai pekerja domestik berakibat kurang dihargainya kerja produktif perempuan. Triani Br Ginting : Eksitensi Perlinduungan Hukum Jaminan Sosial Bagi Pekerja Wanita Study Pada PT. Jakarana Tama Tanjung Morawa, 2007. USU Repository © 2009 Maka dari itu hendaklah kita kaum wanita terus berusaha untuk mencapai kedudukan yang selayaknya dalam bidang yang dipilih masing-masing. Guna meningkatkan produktivitas kita sebagai wanita, yang selalu dianggap lemah bagi kaum pria. Kita harus bangkit dan terus berusaha hingga saatnya kita akan menemukan apa yang kita inginkan.

D. Hak-Hak Tenagakerja Wanita