hanya kepada orang yang dianggap rendah saja. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran nilai dari yang baik menjadi kurang baik.
2.2.1.3 Manfaat Mempelajari Semantik
Manfaat apa yang dapat kita petik dari studi semantik sangat tergantung dari bidang apa yang kita geluti dalam tugas kita sehari-hari. Bagi seorang
wartawan, seorang reporter, atau orang-orang yang berkecimpung dalam dunia persuratkabaran dan pemberitaan, mereka barangkali akan memperoleh manfaat
praktis dari pengetahuan mengenai semantik. Pengetahuan semantik akan memudahkannya dalam memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat
dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat umum. Tanpa pengetahuan akan konsep-konsep polisemi, homonim, denotasi, konotasi, dan nuansa-nuansa
makna tentu akan sulit bagi mereka untuk dapat menyampaikan informasi secara tepat dan benar.
Bagi mereka yang berkecimpung dalam penelitian bahasa, seperti mereka yang belajar di Fakultas Sastra maupun Fakultas Bahasa dan Seni, pengetahuan
semantik akan banyak member bekal teoritis untuk dapat menganalisis bahasa atau bahasa-bahasa yang sedang dipelajarinya. Sedangkan bagi seorang guru atau
calon guru, pengetahuan mengenai semantik akan member manfaat teoritis, karena sebagai seorang guru bahasa harus mengerti dan mempelajarinya dengan
sungguh-sungguh tentang bahasa yang akan diajarkannya. Sedangkan manfaat praktis yang diperoleh dari mempelajari teori semantik adalah pemahaman yang
Universitas Sumatera Utara
lebih mendalam mengenai makna dari suatu kata yang makna katanya berdekatan atau memiliki kemiripan arti Chaer, 2002:11,12.
2.2.2 Definisi Sinonim
Dalam setiap bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang, seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara
sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya Chaer, 2002:82. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal
kesamaan makna sinonim, ketercakupan makna hiponim, kelainan makna homonim, kelebihan makna redundansi.
Secara etimologi, kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti ‘makna’, dan syn yang berarti ‘dengan’. Secara semantik
Verhaar 1978 mendefinisikan sebagai ungkapan berupa kata, frase, atau kalimat yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain Chaer, 2002:
82. Umpamanya kata buruk dan jelek adalah dua buah kata yang bersinonim, bunga, kembang, dan puspa adalah tiga buah kata yang bersinonim, mati, wafat,
meninggal, dan mampus adalah empat buah kata yang bersinonim. Apabila suatu kata memiliki makna yang hampir sama mirip dengan
satu atau lebih kata yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut memiliki hubungan atau relasi makna yang termasuk ke dalam sinonim. Sinonim
atau sinonimi adalah hubungan semantik, yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ajuran lainnya Chaer, 1994 : 299.
Akan tetapi, meskipun bersinonim, maknanya tidak akan persis sama. Hal ini dikarenakan tidak ada sinonim yang maknanya tidak akan persis sama.
Universitas Sumatera Utara