kegiatan, dan faktor nuansa makna. Dalam bahasa Jepang sinonim disebut dengan ruigigo.
1.4.2 Kerangka Teori
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan secara linguistik bidang semantik dan konsep sinonim. Menurut Koizumi, semantik imiron
adalah mengungkapkan makna dari sebuah kata. Sedangkan menurut Sutedi 2008:111 menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu cabang linguistik
gengogaku yang mengkaji tentang makna. Kata semantik itu kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang
mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan kata lain, bidang studi linguistik yang mempelajari
makna atau arti bahasa. Banyak teori tentang makna yang dikemukakan orang. Menurut de
Saussure setiap tanda linguistik atau tanda bahasa terdiri dari dua komponen yaitu komponen signifian atau “yang mengartikan” yang wujudnya berupa tuntunan
bunyi dan komponen signifie atau “yang diartikan” yang wujudnya berupa pengertian atau konsep. Dengan demikian, menurut teori yang dikembangkan dari
pandangan Ferdinand de Saussure dalam Chaer 1994:287 bahwa makna adalah “pengertian” atau “konsep” yang dimiliki atau terdapat pada sebuah tanda
linguistik. Selanjutnya menurut J.D Parera 2004:46 secara umum teori makna dibedakan antara :
Universitas Sumatera Utara
1. Teori Referensial atau korespondensi
Hubungan antara reference dan referent yang dinyatakan lewat symbol bunyi bahasa baik berupa kata maupun frase atau kalimat.
2. Teori Kontekstual
Teori kontekstual sejalan dengan teori relativisme dalam pendekatan semantik semantik bandingan antarbahasa. Makna sebuah kata terikat pada
lingkungan kultural dan ekologis pemakai bahasa tertentu. 3.
Teori Mentalisme Teori mentalisme ini bertentangan dengan teori teori referensi.
4. Teori Formalitas
Teori ini dikembangkan oleh filsuf Jerman Wittgenstein 1830 dan 1858. Wittgenstein berpendapat bahwa kata tidak mungkin dipakai dan bermakna untuk
semua konteks karena konteks itu selalu berubah dari waktu ke waktu. Dari beberapa makna yang termasuk dalam kajian semantik di atas, teori
makna yang dipergunakan adalah teori kontekstual. Teori makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks dan
makna konteks dapat juga berkenaan dengan situasinya, yaitu waktu, tempat, dan lingkungan penggunaan bahasa itu Chaer, 1994:290.
Penulis menggunakan teori kontekstual tersebut karena berdasarkan situasinya. Meskipun iroiro dan samazama merupakan sinonim yang sama dan
memiliki makna yang sama, situasi diantara iroiro dan samazama tersebut berbeda dan kedua ujaran yang bersinonim maknanya tidak akan sama.
Istilah sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti “nama” dan syn yang berarti “dengan”. Makna secara harfiahnya adalah nama lain
Universitas Sumatera Utara
untuk benda yang sama. Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya
Chaer, 1994:297. Dua buah ujaran yang bersinonim maknanya tidak akan persis sama. Ketidaksamaan itu terjadi karena berbagai faktor, yaitu faktor waktu, faktor
tempat atau wilayah, faktor keformalan, faktor sosial, faktor kegiatan, dan faktor nuansa makna.
Untuk makna iroiro dan samazama penulis menggunakan pendapat Hirotase dan Masayoshi 1994:121-122 dalam buku Effective Japan Usage
Guide menyatakan bahwa: いろいろはたくさんの種類があるというようすを表します。「い
ろいろ」 は「さまざま」よりも一般的に広く使われ、ほとんどの場 合「さまざま」の代わりをすることができます。
Iroiro wa takusan no shurui ga aru to iu yousu o arawashimasu. [iroiro] wa [samazama] yori mo ippan teki ni hiroku tsukaware,
hotondo no baai [samazama] no kawari o suru koto ga dekimasu.
Terjemahan:
Iroiro menunjukkan bahwa ada banyak jenis. Iroiro digunakan lebih luas daripada samazama.
さまざまはたくさんの種類があるようすを表しますが、「いろ いろ」よりも少しかたい言い方です。それぞれに違いがあると
いう意味が強く含まれています。 Samazama wa takusan no shurui ga aru yousu o arawashimasuga,
[iroiro] yori mo sukoshikatai ii kata desu. Sorezore ni chigai ga aru to iu imi ga tsuyoku fukumarete imasu.
Terjemahan: Samazama menunjukkan bahwa ada banyak jenis tetapi cara
menjelaskannya agak lebih sulit daripada「iroiro」. Artinya termasuk kuat bahwa masing-masing mempunyai perbedaan.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi iroiro dan samazama penulis menggunakan pendapat Tian Zhonkui, Shoji Izuhara, dan Xianshun Jin 1998:08-109 dalam buku Ruigigo Tsukaiwake
Jiten menyatakan bahwa :
いろいろ:副詞的に使って「あれこれ」、形容詞的に使って数 . 種類の多さ
Iroiro : fukushi teki ni tsukatte [are kore], keiyoushi teki ni tsukatte kazu . shurui no oosa.
Terjemahan: Iroiro : Bilangan yang digunakan dalam kata sifat dan kata keterangan
[aresore]. Banyaknya jenis.
さまざま:目で見た様子 . 状態が一つ一つ異なっていること。 種類の多さ。
Samazama : me de mita yousu . jyoutai ga hitotsu hitotsu kotonatte iru koto. Shurui no oosa.
Terjemahan: Samazama : Suatu keadaan yang membedakan satu persatu keadaan
yang dilihat dengan mata. Banyaknya jenis. Konsep atau fungsi dan makna iroiro dan samazama di atas ini dijadikan
acuan untuk pembahasan mengenai fungsi dan makna iroiro dan samazama dalam skripsi ini.
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka penulis akan menginterpretasikan makna adjektiva iroiro dan samazama dengan konteks
kalimatnya, serta melihat ketepatan pemilihan kedua kata bersinonim tersebut dalam kalimat.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian