Kerangka Konsep Kerangka Teori dan Konsep 1. Kerangka Teori

2. Kerangka Konsep

Guna menghindari kesalahpahaman atas berbagai istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, selanjutnya akan dijelaskan maksud dari istilah-istilah tersebut dalam suatu kerangka konsep. Dengan demikian, untuk memahami pertanggungjawaban perbuatan hukum Direksi dengan landasan teori fiduciary duty yang diatur dalam UUPT yang secara khusus menitikberatkan pada fungsi Akta Notaris dalam Perseroan, perlu ditelaah teori-teori dan konsep-konsep yang menjadi landasan dalam penelitian ini, yaitu: a. Pengertian Direksi dan Perseroan UUPT telah merumuskan batasan pengertian Perseroan Terbatas dalam Pasal 1 angka 1 UUPT yang berbunyi sebagai berikut: “ Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.” Selain itu, UUPT juga mendefinisikan Direksi sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 5 UUPT: ” Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.” p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara b. Pengertian Kewajiban dan Tanggung jawab Direksi Kekuasaan dan kewajiban anggota Direksi biasanya ditentukan dalam Anggaran Dasar. Akan tetapi tanpa mengurangi hal-hal yang diatur dalam Anggaran Dasar, UUPT telah mengatur pokok-pokok kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilakukan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan, yaitu: 1 Direksi wajib dan bertanggung jawab melakukan pengurusan untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar, dan meliputi juga pengurusan sehari-hari sesuai dengan ”kebijakan yang dianggap tepat” 308 ; 2 Direksi wajib menjalankan pengurusan Perseroan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab, serta memperhatikan Perseroan dengan seksama dan tekun 309 . Makna itikad baik dalam konteks pelaksanaan pengurusan Perseroan oleh Direksi dalam praktik dan doktrin hukum memiliki jangkauan yang luas, antara lain berkenaan dengan teori fiduciary duty yang berarti bahwa setiap anggota Direksi wajib dipercaya dalam melaksanakan tanggungjawab pengurusan Perseroan, wajib melaksanakan pengurusan untuk tujuan yang wajar duty to act for a proper purpose, wajib patuh menaati peraturan perundangan statutory duty, wajib loyal 308 Pasal 92 ayat 1 dan 2 UUPT juncto penjelasan Pasal 92 ayat 1 dan 2 UUPT 309 Pasal 97 ayat 2 UUPT juncto penjelasan Pasal 97 ayat 2 UUPT p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara terhadap Perseroan loyalty duty dan wajib menghindari benturan kepentingan avoid conflict of interest 310 . Tanggung jawab Direksi atas pengurusan Perseroan diatur dalam Pasal 97 ayat 3 dan 4 UUPT yang menegaskan bahwa anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan yang timbul dari kelalaian atau kesalahan Direksi dalam menjalankan tugas pengurusan Perseroan, dimana tanggung jawab tersebut dapat berlaku secara tanggung renteng bagi anggota Direksi yang terdiri atas dua anggota atau lebih. Namun demikian, UUPT juga mengadopsi prinsip business judgement rule yang memberikan perlindungan hukum kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan, yaitu anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian Perseroan apabila ia dapat membuktikan 311 : a kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; c tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan d telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. 310 M. Yahya Harahap. Op. Cit. Hlm. 374-378 311 Pasal 97 ayat 5 UUPT p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara c. Pengertian Akta Otentik dan Notaris Definisi akta otentik terdapat dalam Pasal 1868 KUHPerdata yang mengatur bahwa akta otentik adalah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang dibuat oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu, ditempatkan dimana akta itu dibuat. Pasal 1868 KUHPerdata berada dibawah judul tentang ”Pembuktian” dan hanya menguraikan arti akta otentik dan tidak menguraikan siapa yang dimaksud dengan pejabat umum dan bagaimana dengan bentuk akta otentik itu. Secara implisit ketentuan tersebut diatas memuat perintah kepada pembuat undang-undang untuk mengadakan undang-undang yang mengatur tentang pejabat umum dan bentuk dari akta otentik. Ketentuan pelaksanaan dari Pasal 1868 KUHPerdata diatur dalam UUJN yang telah merumuskan pengertian Notaris dalam Pasal 1 angka 1 yang berbunyi sebagai berikut: “ Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang ini.” Peraturan perundangan yang sama juga mendefinisikan Akta Notaris sebagaimana terdapat pada Pasal 1 angka 7 UUJN: ” Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam Undang- Undang ini.” p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara d. Ruang Lingkup Perbuatan Hukum Perseroan yang Wajib Dimuat dalam Akta Notaris UUPT dan prinsip hukum perjanjian mensyaratkan untuk hal-hal yang menyangkut akta pendirian suatu Perseroan wajib dibuat dengan Akta Notaris oleh dua orang atau lebih, dan dibuat dalam bahasa Indonesia orang dalam arti orang perorangan atau badan hukum 312 . Sedangkan perubahan tertentu Anggaran Dasar juga wajib dibuat dengan Akta Notaris dalam bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud Pasal 21 ayat 2, 3 dan 4 UUPT, dimana perubahan Anggaran Dasar tersebut mencakup: a nama Perseroan danatau tempat kedudukan Perseroan; b maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan; c jangka waktu berdirinya Perseroan; d besarnya modal dasar; e pengurangan modal ditempatkan dan disetor; f status Perseroan yang tertutup menjadi Perseroan Terbuka atau sebaliknya; g perubahan Anggaran Dasar selain sebagaimana dimaksud pada butir a sd butir f. Apabila dihubungkan ketentuan UUPT diatas dengan Pasal 1868 KUHPerdata, fungsi akta pendirian Perseroan sebagai alat bukti tentang perbuatan hukum pihak-pihak dalam akta itu dipakai sebagai syarat konstitutif untuk 312 Pasal 7 ayat 1 UUPT juncto Penjelasan Pasal 7 ayat 1 UUPT. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now Universitas Sumatera Utara pengesahan Perseroan sebagai badan hukum, pendaftaran dalam daftar perusahaan dan pengumuman dalam BNRI 313 . Adapun fungsi akta perubahan Anggaran Dasar sebagai alat bukti tentang perbuatan hukum Perseroan yang mengubah ketentuan Anggaran Dasar dipakai sebagai syarat konstitutif untuk persetujuan atau pemberitahuan atas perubahan Anggaran Dasar tersebut kepada Menteri Hukum dan HAM, pendaftaran dalam daftar perusahaan dan pengumuman dalam BNRI 314 . Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap pertanggungjawaban Direksi atas perbuatan hukum yang dilakukannya, khususnya terhadap perbuatan hukum yang dimuat dalam suatu Akta Notaris. Dalam melakukan analisis tersebut, konsep pertanggungjawaban Direksi tersebut dipadukan dengan teori fiduciary duty yang membebankan kepada Direksi suatu kewajiban yang harus dipikul untuk bertindak mengurus dan mengelola Perseroan.

G. Metode Penelitian