BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah  menciptakan  manusia  sesuai  dengan  ukuran  dan  kemampuan manusia,  dan  manusia  bergerak  demi  mencapai  atau  menjalankan  tugasnya,
walaupun  telah  diketahui  bahwa  manusia  adalah  makhluk  yang  lemah  tidak  ada kekuatan tanpa ada yang memberikan kekuatan itu. Namun manusia bertugas atau
beraktivitas  sesuai  dengan  koridor,  ketentuan  dan  hukum  yang  berlaku sebagaimana manusia makhluk sosial yang sama-sama saling membutuhkan satu
sama  lain,  dengan  adanya  interaksi  sosial  maka  akan  tumbuh  pemikiran  dan gagasan yang luas dalam membangun agama, masyarakat dan negara.
UU RI No. 31 Tahun 2002 tentang partai politik menyatakan bahwa, partai politik  adalah organisasi  politik  yang  dibentuk  oleh  sekelompok  warga  negara
Indonesia  secara  sukarela  atas  dasar  persamaan,  kehendak  dan  cita-cita  untuk memperjuangkan  kepentingan  anggota,  masyarakat,  bangsa  dan  negara  melalui
pemilihan  umum.
1
Politik  adalah  cara  untuk  mencapai  sebuah  kekuasaan,  dan untuk mencapai kekuasaan bisa dengan beberapa cara salah satunya yaitu melalui
partai  politik,  namun  partai  politik  berbeda  dengan  bentuk  organisasi  lainnya,  ia merupakan a  special  Kind  of  political  organization.  Di  negara  yang  demokratis
1
Partai  politik,  UU  RI  No.  31Tahun  2002  Pemilihan  Umum  Anggota  Dewan Perwakilan  Rakyat,  Dewan  Perwakilan  Daerah,  dan  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Daerah,
UU.RI.Nomor 12 tahun 2003, Jakarta,CV.Eko Jaya, 2003, h. 4.
atau yang otoritarian partai politik berbeda dengan asosiasi-asosiasi politik lainnya yang ada, seperti kelompok penekan Pressure group, karena partai politik adalah
organisasi  yang  berhubungan  dengan  kekuasaan  melalui  cara  pemilihan  yang demokratis.
2
Dalam  politik  Islam  munculnya  partai  diawali dengan  konflik  kekuasaan pada  periode  Ali  dan  Muawiyah,  pada  periode  ini  terdapat  dua  teori  yang
berkembang.  Ibnu  Khaldun  menjelaskan  teori  tersebut  dengan  ungkapanya,  dan puncak perselisihan yang terjadi antara sahabat dan tabi’in merupakan perbedaan
ijtihad  dalam  masalah  agama  yang zhanni,  demikian  pula  hukumnya.  Sehingga pada  situasi  tersebut  terbentuk  dua  kelompok,  yang  pertama  kelompok  Ali  dan
yang kedua kelompok Muawiyah. Adapun inti dari permasalahan tersebut adalah pembaiatan khalifah.
3
Dalam sejarah Indonesia konflik yang dilakukan oleh kaum komunis pada tahun 1948 dan 1965, kaum komunis telah dua kali mencoba melakukan kudeta.
Daerah  Jawa  Barat  dan  Divis  Siliwangi  telah  di  rongrong  oleh  Darul  Islam sepanjang  1950-an,  dan  di  sejumlah  daerah  lain  telah  terjadi  bemacam-macam
pemberontakan.  Sehingga  menurut  Dharsono  akar  permasalahan  terjadinya konflik itu disebabkan oleh organisasi-organisasi islam yang selalu berjuang ingin
menegakan syariat islam yang selalu bertentangan dengan kaum nasionalis
.
4
2
Miftah Thoha, Birokrasi  dan  Politik  Indonesia, Jakarta, PT.  Raja  Grafindo  Persada, 2007, h. 94.
3
Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam, Jakarta, Gema Insani Press, 2001,  h. 32, Cet. I.
4
R.  William  Lidlle, Partisipasi  dan  Partai  Politik  Indonesia  pada  Awal  Orde  Baru, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1992,  h. 113-114.
Konflik di  PKB memang tidak jauh berbeda dengan konflik yang terjadi pada  NU  dulu  yang  mana  sejak  berdirinya  NU  Pada  tanggal  31  Januari  1926
Nahdlatul  Ulama  didirikan  di  Surabaya,  di  bawah  pimpinan  Syaikh  Hasyim Asy’ari,  sebagai  reaksi   terhadap  gerakan  pembaharuan  yang  dibawa  terutama
oleh Muhammadiyah dan lain-lain, usahanya antara lain memperkembangkan dan mengikuti salah satu dari keempat mazhab fiqh. Tahun 1952 memisahkan diri dari
Masyumi dan sejak itu resmi menjadi Partai Politik Islam. Kegiatan politik praktis NU  mulai  surut  ketika  memfusikan  diri  ke  dalam  PPP  Partai  Persatuan
Pembangunan  1973,  lalu  ditegaskan  bahwa  NU  bukan  wadah  bagi  kegiatan politik  praktis  dalam  Musyawarah  Nasionalnya  di  Situbondo  Jawa  Timur  1983,
dan  diperkuat  oleh  Muktamar  NU  1984  yang  secara  eksplisit  menyebut  NU meninggalkan kegiatan politik praktisnya.
5
Ketika  lengsernya  Orde  Baru  1998  menjadi  Era  Reformasi  itulah  awal berdirinya  Partai  Kebangkitan  Bangsa  pada  tanggal 23  Juli  1998  yang  di
deklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama diantaranya adalah Munasir Ali, Ilyas  Ruchiyat,  Abdurrahman  Wahid,  A.  Mustofa  Bisri,  dan  A.  Muhith  Muzadi.
Namun perjalanan partai ini sangat begitu rumit, artinya proses kepengurusan ini mengalami banyak rintangan.
Contoh kasus atau konflik antara Gus Dur dan Matori Abdul Djalil ketika Muktamar  pertama  PKB  di  Surabaya  pada  tahun  2001  yaitu  masalah  sidang
istimewa MPR RI, kelompok Gusdur tidak mau mengikuti sidang istimewa yang tidak
5
Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam, Jakarta, Rajawali, 1986, h. 263- 264.
konstitusional tapi Matori tetap mengkutinya untuk menjatuhkan Gus Dur karena Matori ingin memperjuangkan pribadinya menjadi ketua DPP PKB.
Matori  menyerukan  kepada  segenap  pengurus  DPP  PKB  yang  terlibat secara  langsung  mendorong  KH.  Abdurrahman  Wahid  bersikap  konfrontatif
terhadap  banyak  pihak  yang  berpuncak  pada  keluarnya  dekrit  presiden  agar mengundurkan diri dari pengurus partai, akibat dari perbuatanya akhirnya Matori
diberhentikan  oleh  Ketua  Dewan  Syuro  KH.  Abdurrahman  Wahid  sebagai  ketua DPP  PKB,  dengan  alasan  yang  bersangkutan  tidak  tunduk  pada  kebijakan  partai
karena  mendukung  pelaksanaan  sidang  istimewa  MPR  RI  dan  kedudukannya diganti oleh Alwi Shihab. Konflik internal ini tidak mempengaruhi pemilu 2004,
hengkangya Matori  dari PKB  tidak akan mengganggu  keutuhan  partai  ini  secara keseluruhan  terbukti  dari  DPW  sampai  DPC  tetap  mendukung  PKB  di  bawah
kepemimpinan KH. Abdurrahman Wahid.
6
Bukan  hanya  kasus  ini  saja  yang  dialami  Partai  Kebangkitan  Bangsa, masih  banyak  kasus-kasus  yang  dialami.  Ketika  Gus  Dur  menjadi  Presiden
banyak sekali lawan politik Gus Dur yang ingin menjatuhkan kekuasaanya, karena kebetulan  pada  kepemimpinan  beliau  mengalami  beberapa  perubahan  seperti
pemisahan  antara  POLRI  dan  ABRI,  pembubaran  Depsos,  pembubaran  Depham dan yang lainnya.
Karawang  kota  pangkal  perjuangan  yang  dikenal  sebagai  lumbung  padi, dan  kaya  akan  sumber  daya  alamnya,  akan  tetapi  juga  karawang  bisa  dikatakan
kota  santri  karena  banyak  berdirinya  pondok-pondok  salafi,  sehingga  mayoritas 70 karawang
6
Muhaimin  Iskandar, Gus  Dur  yang  Saya  Kenal    Catatan    Transisi  Demokrasi  Kita, Yogyakarta, LKIS Yogyakarta,  2004, h. 203-205.
warga  Nahdliyin,  namun  saat  sekarang  ini  perpolitikan  di  Karawang  mengalami masalah,  khususnya  yang  terjadi  dan  di  alami  oleh  Nahdlyin  Karawang,  keluh
kesah mereka baik dari elit agama maupun masyarakat biasa selalu muncul yang bertanya kenapa  PKB  Karawang  selalu  ada  masalah  yang  tidak  diinginkan  oleh
warga Nahdliyin. Pada pemilu 1999 perolehan suara 61.000 mendapat 2 kursi, pemilu 2004
memperoleh  suara  53.000  mendapat  3  kursi,  dan  pada  pemilu  2009  yang  lalu memperoleh suara 48.300 mendapat 4 kursi.
7
Menurut Rahmat Toleng salah satu pengurus  PKB  Karawang  menyatakan  bahwa  setiap  tahun  dalam  pemilu  PKB
Karawang mengalami penurunan, tapi dalam kursi selalu meningkat. Ini tidak lain karena  sistem  pemilu  yang  mendukung  Keadaan  PKB  Karawang  yaitu  sistem
pemilu Proporsional, sistem Proporsional adalah sistem pemilu yang lebih menitik beratkan  kepada  partai  bukan  orang  atau  nomor  calon,  berbeda  dengan  sistem
distrik.
8
Sistem  proporsional  penyesuaian  jumlah  kursi  parlemen  yang  diperoleh oleh suatu partai dengan jumlah suara yang diperoleh dari masyarakat. Kelebihan
sistem  ini  adalah;  dianggap  demokratis  dan  representatif,  karena  semua perwakilan  dari  masyarakat  terwakili  dalam  parlemen,  sedangkan  jumlah  wakil
dalam badan lembaga sesuai dengan jumlah suara yang diperoleh dari masyarakat,
7
Radar Karawang,, pesta  pemilu raya Karawang , tanggal 27 juli 2009 h. 4
8
Hasil  wawancara  yang  dilaksanakan  pada  tanggal  20  April    2010  di  kantor  sekretariat PKB  Karawang  ,  di  dalam    wawancaranya  ia  mengatakan  bahwa  PKB  merupakan  partai  yang
berideologi Islam tradisional atau partai kaum  Nahdliyin yang mengakomodir kaum santri, petani dan  para  simpatisan    luar  Nahdliyin.  Dalam  jumlah  suara  setiap  tahun  PKB  Karawang  terjadi
penyusutan  baik  ketika  konflik  maupun  sedang  tidak  terjadi  konflik,  ini  karena  keberuntungan Partai  PKB  karena  sistem  pemilu  menggunakan  sistem  pemilu  Proporsional,  konflik  internal  di
tubuh PKB yang menjadikan simpatisan PKB pecah itu berdampak pada pemilu 2009 yang lalu.
dan  dianggap  adil  karena  golongan  kecilpun  mempunyai  kesempatan  untuk menduduki wakil dalam departemen. Kekurangannya ialah banyaknya partai yang
bersaing  menyulitkan  suatu  partai  untuk  meraih  mayoritas,  wakil  yang  terpilih merasa tidak terikat kepada partai daripada daerah yang diwakilinya.
Lawan  dari  sistem  proporsional adalah  sistem  pemilu  distrik,  sistem pemilu  distrik  didasarkan  atas  kesatuan  geografis.  Setiap  kesatuan  geografis
mempunyai satu wakil dalam parlemen. Demi keperluan pemilihan, negara dibagi dalam  jumlah  besar  distrik  dan  jumlah  wakil  rakyat  dalam  parlemen  ditentukan
oleh  jumlah  distrik.  Sistem  distrik  juga  mempunyai  kelebihan  dan  kekurangan, dan  kelebihan  sistem  distrik  adalah;  wakil  lebih  dikenal  oleh  pemilih,  lebih
mendorong  integrasi  parpol  karena  hannya  memperebutkan  satu  kursi  dalam setiap distrik, sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Untuk kekurangan sistem
distrik  ialah;  kurang  menguntungkan  bagi  partai  kecil  dan  golongan  minoritas, kurang representatifes, calon yang kalah dalam satu distrik bisa kehilangan semua
suara,  bisa  terjadi  kesenjangan  jumlah  suara  dan  kursi  yang  didapatkan  di Parlemen.
9
Proporsional  juga  ialah  sistem  yang  memberikan  kursi  legislatif  kepada parpol berdasarkan proposi suara tiap parpol dalam sebuah daerah pemilihan, agar
kursi-kursi dapat didistribusikan kepada parpol secara proporsional, maka caranya menggunakan DP Wakil Jamak, namun idealnya secara empirik antara 6-9 kursi
per DP. Oleh karena itu, kalaulah sistem ini berubah menjadi distrik kemungkinan PKB Karawang mengalami kekalahan.
9
Rumidan  Rabi’ah, Lebih  Dekat  Dengan  Pemilu  di  Indonesia, Jakarta,  PT.  Raja Grafindo Persada, 2009, h. 64-67.
DP. Oleh  karena  itu, kalaulah  sistem  ini  berubah  menjadi  sistem  distrik kemungkinan PKB Karawang mengalami kekalahan.
Konflik  internal  PKB  Karawang  terjadi  karena  pengaruh  konflik  internal ditingkat pusat atau bisa dikatakan efek domino yang mana sudah ketahui bersama
baik  dari  media  elektronik  atau  media  cetak,  bahwa  konflik  di  DPP  PKB  sangat ironis  dan  akan  berimbas  pada  DPW,DPC  sampai  ke  PAC  sehingga  mengalami
berbagai benturan antara dua kubu antara lain kubu Gusdur dan kubu Muhaimin, atau antara kubu Parung dengan kubu Ancol. Dan Toleng juga mengatakan kubu
Gusdur  kelompok  tua  yaitu  H.  Uba  Ruba’i  dan  Enjang  Ya’kub,  dan  kubu Muhaimin  kelompok  muda  yang  dipelopori  oleh  Ahmad  Zamakhsyari  ketua
sekarang,  dan  segenap  pengurus  lainnya.  Pertikaian  dan  perbedaan  pendapat selalu ada dalam suatu intansi atau suatu organisasi. Oleh karena itu untuk lebih
jelas kronologisnya tentang konflik PKB Karawang pembahasan akan dilanjutkan pada BAB berikutnya.
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah