BAB III DESKRIPSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KARAWANG
A. Latar Belakang Berdirinya Partai
Indonesia adalah negara yang sering disebut sebagai negara paling majemuk di dunia. Di negara dengan jumlah penduduk kurang lebih dari 238 juta
jiwa ini, berdiam tidak kurang dari 300 etnis dengan identitas kulturalnya masing- masing yang berbeda, namun negara Indonesia ini belum bisa mencapai kejayaan
yang sesungguhnya, sudah terbukti dimana ketika rezim otoriter Soeharto telah membabibutakan negara membuat bangsa Indonesia semakin tidak jelas dan
keadaannya semakin terpuruk. Orde Baru menandakan perlawanan terhadap gelombang reformasi,
terbukti dengan banyaknya kerusuhan diberbagai daerah, benturan para elit politik kian memanas, krisis moneter yang selalu menghantui, teror terhadap masyarakat
sipil sering terjadi. Dengan kondisi yang demikian masyarakat atau warga Indonesia tidak tenang dan tidak nyaman, maka dari berbagai kalangan, baik
organisasi-organisasi masyarakat, gerakan mahasiswa, dan para simpatisan masyarakat melakukan sebuah gebrakan atau gerakan melalui demonstrasi besar-
besaran menginginkan agar Soeharto segera turun dari kursi panasnya, dan gerakan tersebut bisa dinamakan “GERAKAN 98”.
Negara tidak bisa untuk melawan massa atau masyarakat dengan jumlah yang signifikan, sehingga menimbulkan kekacauan dan negara menjadi tidak
terkendali, akhirnya dengan berjalannya waktu aliran darah rezim Soeharto sudah putus, kediktatoran sudah musnah dan pertarungan politik semakin memanas,
maka sempat muncul pertanyaan apa yang akan terjadi pada Indonesia ini yang menandakan bahwa akan muncul suasana baru atau era baru yang juga bisa kita
kenal dengan era milenium atau era reformasi. Secara harfiah reformasi berasal dari bahasa latin “re” yang artinya kembali, dan “formare” artinya membentuk,
jadi reformasi adalah usaha untuk membentuk kembali.
38
Sehingga pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto yang sudah menguasai bumi Indonesia kurang lebih 32 tahun lengser atau turun dari kursi
panasnya sebagai akibat desakan gelombang reformasi yang sangat dahsyat, mulai yang mengalir dari diskusi terbatas, unjuk rasa, unjuk keprihatinan, sampai
istighosah para kiyai-kiyai, dan beberapa ormas atau simpatisan partai mulai membuat agenda dan rumusan dalam rangka membangun pondasi era reformasi.
Peristiwa ini menandai lahirnya era baru di Indonesia, yang kemudian disebut era reformasi.
Sehari setelah peristiwa bersejarah itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU mulai kebanjiran usulan dari warga NU di seluruh pelosok tanah air.
Usulan yang masuk ke PBNU sangat beragam, ada yang hanya mengusulkan agar PBNU membentuk parpol, ada yang mengusulkan nama parpol, ada yang
mengusulkan lambang parpol yaitu gambar bumi, ada yang mengusulkan bentuk hubungan politik antara warga Nahdliyin dengan NU, dan ada yang mengusulkan
visi-misi serta ADART parpol. Akan tetapi diantara banyak usulan, usulan yang
38
Budi Winarno, Sistem Politik Indonesia Era Reformasi, Yogyakarta, Media Pressindo, 2007, h. 44.
paling lengkap adalah Lajnah Sebelas Rembang yang diketuai oleh KH. M Cholil Bisri dan PWNU Jawa Barat.
Maka hasilnya tercatat ada 39 nama parpol yang diusulkan. Nama terbanyak yang diusulkan adalah Nahdlatul Ummah, Kebangkitan Umat dan
Kebangkitan Bangsa. Dalam menyikapi usulan yang masuk dari masyarakat Nahdliyin, PBNU menanggapinya secara hati – hati betul, hal ini didasarkan pada
adanya pernyataan bahwa hasil muktamar NU ke-27 di Situbondo yang menetapkan secara organisatoris NU tidak terkait dengan partai politik manapun
dan tidak melakukan kegiatan politik praktis. Namun demikian, sikap yang diberikan PBNU belum memuaskan
keinginan warga NU namun demikian, dengan tidak sabar dibeberapa daerah sudah mengusulkan nama – nama partai politik antara lain yaitu: di Purwokerto
Partai Bintang Sembilan, di Cirebon Partai Kebangkitan Umat Pekanu. Partai Kebangkitan Bangsa adalah sebuah partai politik di Indonesia,
detik-detik deklarasi adalah angan-angan yang dinantikan oleh warga Nahdliyin karena selama rezim Orde Baru NU termarginalkan oleh rezim diktator. Pada jam
15.00 WIB di komplek Pondok Pesantren Wahid Hasyim Ciganjur Jakarta Selatan pada tanggal 23 Juli 1998 dideklarasikanlah Partai Kebangkitan Bangsa oleh para
kiai-kiai Nahdlatul Ulama diantaranya adalah KH. Munasir Ali, KH. Ilyas Ruchiyat, KH. Abdurrahman Wahid, KH. Mustofa Bisri, dan KH. Muhith
Muzadi.
39
Karawang Pangkal Perjuang derah yang terkenal dengan lumbung padi yang memiliki basis atau masa Nahdlatul Ulama cukup banyak sekitar 70 NU,
39
Lukmanul Khakim Chozin dan el-kamaludin el-mauludy. Ed. 13 Alasan Memilih PKB. Jawa Barat: tim DPW Jawa barat, 2008, h. 31.
Karawang Pangkal Perjuang derah yang terkenal dengan lumbung padi yang memiliki basis atau masa Nahdlatul Ulama cukup banyak sekitar 70 NU,dan
latar belakang berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa di Kabupaten Karawang karena situasi dan tuntutan zaman, seiring dengan berjalannya waktu dan
berputarnya roda perpolitikan di Karawang hingga situasi yang merubah keadaan suatu daerah, berawal dari keluh kesah warga, unjuk keprihatinan sampai
diadakannya kumpulan Ulama se Kabupaten Karawang mengadakan rapat atau musyawarah di Aula Husni untuk membahas tentang pembentukan partai
Nahdliyin Karawang yang selama ini mereka kurang tersalurkan aspirasinya terhadap kepemimpinan Dadang S Muchtar dari partai Golkar. Maka pada tanggal
25 Juli setelah deklarasi PKB pusat di Ciganjur PKB Karawang mendeklarasikan DPC PKB Kabupaten Karawang, KH. Hasan Bisri sebagai ketua atau Dewan
Syura, setelah diresmikannya partai, warga Nahdliyin Karawang merasa senang dan gembira karena sudah mempunyai partai yang berbasis NU. Maka artinya
peristiwa ini yang mengawali era Reformasi yang menginginkan adanya perubahan di daerah Karawang.
40
Awal perjalanan politik dan menghadapi pemilu 1999 warga NU Karawang berbondong-bondong dan berpartisipasi dalam kampanye politik, di
tiap pelosok desa banyak atribut atau bendera PKB warga gempar begitu banyaknya simpatisan PKB diantaranya Kecamatan Cikampek, Kecamatan
Pangkalan, Kecamatan Klari, Kecamatan Jatisari, Kecamatan Rengasdengklok, Kecamatan Cibuaya, Kecamatan Pedes, Kecamatan Rawa Merta, Kecamatan
40
Wawancara bersama Kang Jaa Maliki. Di Sekretariat DPC PKB Karawang, serta Buku Agenda DPC PKB Karawang , 1999, h. 2
Cilamaya, dan Kecamatan yang lainya belum ikut langsung meramaikan kampanye pemilu karena ada beberapa faktor.
Dukungan serta dorongan dari warga dan simpatisan sangat ramai semua megeluarkan ide serta gagasanya kepada DPC PKB agar selalu benar dan positif
dalam perjalanan politik dalam mengikuti pemerintahan atau kekuasaan Dadang S
Muchtar atau Dasim, agar sesuai dengan versi kampanye PKB yaitu “Maju Tak Gentar Membela Yang Benar Bersama PKB”, PKB dengan dikendarai oleh KH.
Hasan Bisri semakin banyak pendukung dan simpatisan dari luar NU sebagai parpol pembaharuan yang bisa memeriahkan pesat Demokrasi Karawang 1999.
Perjuangan Partai Kebangkitan Bangsa semakin gentar dengan melakukan berbagai agenda politik baik yang bersifat internal maupun yang eksternal, yang
tidak lain adalah untuk menyalurkan aspirasi masyarakat Karawang yang berbasis NU. Perkembangan PKB itu sampai menghadapi pemilu 2004 walaupu hasil suara
tidak sebanyak seperti pemilu 1999 karena disebabkan oleh beberapa factor atau konflik, namun PKB Karawang tetap eksis dan berani menghadapi pemilu 2004.
Kemudian perjalanan PKB dari tahun 2004-2005 mengalami kendala yang diakibatkan oleh konflik para elit politik. Sehingga konflik merambah sampai
pemilu legislative 2009 yang lalu, kalau penulis amati DPC PKB Karawang sama keadaanya dengan DPP PKB, oleh karena itu bisa diartikan konflik yang terjadi di
DPC PKB Karawang dampak dari DPP PKB.
41
41
Hasil wawancara bersama Rahmat Toleng di Sekretariat DPC PKB Karawang.
B. Struktur Kepengurusan Partai