1. Sumber Konflik
Seperti yang dikatakan Jaa salah seorang pengurus DPC PKB Karawang, bahwa Konflik yang terjadi di Karawang itu karena dampak dari Konflik DPP
PKB, sehingga muncul berbagai pemikiran dan pendapat bahwa sebelum terjadi konflik DPC sampai PAC kepengurusan PKB sudah berjalan baik sehingga
menimbulkan keharmonisan dalam kekeluargaan antar pengurus, masa pendukung dan warga Nahdliyin Karawang.
62
Namun tidak demikian, DPP PKB terjadi konflik kembali antar dua kubu Gus Dur dan Muhaimin berimbas kepada DPC PKB Karawang. Dengan
terjadinya konflik dari DPC sampai ke PAC sehingga para Ulama atau Kiyai dan segenap tokoh masyarakat Karawang mengadakan rapat atau musyawarah untuk
membahas masalah yang terjadi di DPC PKB Karawang. Dalam rapat tersebut masing-masing mengeluarkan pendapat dan gagasan, dari kubu Gus Dur Suyanto
angkat suara bahwa PKB ciptaan Gus Dur maka Gus Durlah yang berhak memimpin, Gus Dur yang pantas menjadi tokoh sentral bagi warga NU.
Perkataan itu lalu dibantah oleh Jaa dari kubu Muhaimin, dalam bantahanya mengatakan PKB bukan milik Gus Dur tapi milik warga NU dan
milik bangsa, masih banyak ulama PKB tidak hanya Gus Dur saja, dan jangan hanya melihat serta simpati tokoh seorang Gus Dur saja yang penting bagaimana
partai ini akan ikut serta dalam pemilu demi menyalurkan aspirasi rakyat dan
62
Buku catatan Jaa Maliki tentang PKB Karawang yang dikutip pada 21 Juli 2009 di kantor DPC PKB Karawang.
warga NU. PKB bisa maju tanpa Gus Dur dan pasti bisa mengikuti pemilu, karena PKB bukan ciptaan seorang Gus Dur saja melainkan ciptaan para Alim Ulama.
63
Kemudian dibantah lagi oleh kubu Gus Dur yaitu Enjang Ya’kub, dalam bantahanya mengatakan bahwa PKB tidak sah tanpa seorang Gus Dur sebenarnya
Gus Dur ini telah di kjianati oleh Muhaimin yang ingin merebut kepemimpinan Gus Dur istilah kasarnya kalau dalam bahasa sunda Ngalunjak ka kolot, yang
jelas Muhaimin tidak pantas untuk memimpin PKB ke depan, dan sampai kapanpun kami tidak ridho kalau PKB dipimpin oleh Muhaimin, lebih baik
mendirikan partai baru daripada ikut kepemimpinan Muhaimin. Karena, sudah jelas Muhaimin dan Lukman Edy anteknya SBY, sudah terpikirkan dan
terealisasikan bahwa Muhaimin dan Lukman Edy kurang perhatian terhadap warga NU diberbagai daerah pada umumnya dan warga NU Karawang pada
khususnya
.
64
Kemudian Rahmat Toleng dari kubu Muhaimin angkat bicara sudah kita jangan banyak memperdebatkan Gus Dur dan Muhaimin karena kalau tetap
didebatkan tidak akan selesai, yang jelas mari sama-sama membangun PKB jangan melihat pemimpinya siapa dan pengikutnya siapa, yang harus kita pikirkan
bagaimana DOC PKB kedepanya nanti supaya bisa mengikuti pemilu guna menyalurkan aspirasi warga NU di Karawang.
Perkataan rahmat Toleng dibantah oleh Uba Rubai’ yang mengatakan bahwa kami tidak akan pernah ikut pemimpin yang tidak pantas bagi
63
Dikutip dari buku besar DPC PKB Kab. Karawang, Kejadian Penting DPC PKB Karawang, 21 Juli 2009.
64
Hasil wawancara bersama Rahmat Toleng di Sekretariat DPC PKB Karawang tanggal 25 September 2010.
kepemimpinan warga NU, yang kami inginkan pemimpin yang menjadi tokoh sentral dan kharismatik yang nantinya bisa menjadi panutan para pengurus DPC
PKB Karawang, dan bisa menjadi figur bagi pemimpin PKB Karawang. Setelah terjadi perdebatan yang sangat sengit dan suasana rapat atau
musyawarah menjadi tidak kondusip dan keadaan sudah tidak terkendali. Akhirnya KH. Hasan Bisri mantan Ketua Dewan Tanfidz DPC PKB Karawang
angkat bicara dalam pembicaraanya mengatakan kalau kalian masih tetap pada pendirian dan kepercayaan masing-masing tidak apa-apa. Namun, yang jelas
bagaimana dan kemana PKB ini demi menyalurkan aspirasi warga NU Karawang, karena tidak dipungkiri lagi karena PKB ini adalah partai politik warga NU dan
partai sayap kanan NU.
65
Jangan saling memperebutkan tentang pemimpin partai, yang mau ikut bergabung dalam kepemimpinan Ahmad Zimy Zamakhsari sebagai ketua Dewan
Tanfidz DPC PKB Karawang dan H. Muhaimin Iskandar sebagai ketua DPP PKB silahkan, dan yang tidak mau bergabung yaa tidak apa-apa. Setelah Hasab Bisri
mengambil kesimpulan, kemudian para peserta rapat satu persatu meninggalkan rapat yang dilakukan oleh kubu Gus Dur yaitu Enjang Ya’kub, Uba Ruba’i diikuti
oleh yang lainnya. Telah diketahui konflik memang dampak dari DPP PKB pusat, sehingga
dalam rapat tersebut menjadi dua kubu antara lain kubu Gus Dur atau Yeni dan kubu Muhaimin, atau kubu yang di Parung dan kubu yang di Ancol. Dan Toleng
juga mengatakan kubu Gus Dur kelompok tua yaitu H. Uba Ruba’i dan Enjang
65
Dikutip dari Artikel rapat DPC PKB
Ya’kub, dan kubu Muhaimin kelompok muda yang dipelopori oleh Ahmad Zamakhsyari ketua sekarang, dan segenap pengurus lainnya
.
66
Konflik terjadi dari pusat merambah ke wilayah serta daerah, mengenai konflik yang terjadi di Kab. Karawang penulis mengambil kesimpulan bahwa
konflik di DPC PKB Kab. Karawang itu sama seperti yang terjadi di berbagai daerah yaitu konflik yang bersumber dari konflik DPP PKB yang bermarkas di
Kali Bata. Namun semua itu, tergantung kepada yang menghadapi konflik tersebut apakah bisa diselesaikan atau tidak.
2. Pelaku yang terlibat dalam konflik