memenuhi kewajibannya, maka bank telah menyita seluruh aset yang telah di jadikan jaminan oleh nasabah tersebut.
Setelah dilakukan penyelidikan atas ketidaktaatan nasabah, ternyata pihak bank telah membuktikan bahwa nasabah telah menjual sebagian aset perusahaan
miliknya tanpa adanya persetujuan dari bank yaitu menjual beberapa alat mesin bubut lainnya. Dengan demikian, nasabah telah terbukti melanggar ketentuan-
ketentuan dari pasal 11 akad ini. Akibat dari penjualan sebagian asetnya tersebut, perusahaan nasabah mengalami penurunan tingkat jumlah konsumen dan di ikuti
dengan turunnya tingkat marjin usaha, sehingga dampaknya perusahaan pun menjadi bangkrut dan tidak bisa membayar hutang–hutangnya kepada pihak bank.
Dari contoh kasus di atas, nasabah di anggap telah melakukan ingkarcidera janji, dalam hal ini nasabah dapat di katakan melakukan moral hazard yaitu dari
segi penjualan sebagian aset perusahaan yang berpengaruh pada kemampuantata cara membayar atau melunasi hutang kepada bank. Hal ini nasabah telah
melakukan ingkarcidera janji pada pasal 11 Akad Jual Beli dan Pengakuan Hutang al-Murabahah tentang Pembatasan Terhadap Tindakan Nasabah.
C. Upaya Bank Bukopin Syariah Dalam Mencegah Terjadinya Moral Hazard
Nasabah Pada Pembiayaan Murabahah
Sebelum suatu fasilitas pembiayaan di berikan maka bank harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang di berikan benar-benar akan kembali. Keyakinan
tersebut di peroleh dari hasil penilaian pembiayaan sebelum pembiayaan di
salurkan. Penilaian pembiayaan oleh bank dapat di lakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur
penilaian yang benar-benar dan sungguh-sungguh. Sebelum melakukan analisis pembiayaaan pada calon nasabah debitur maka
terlebih dahulu dilakukan pembagian dari jenis pengguna pembiayaan murabahah, yaitu:
1. PribadiIndividu Dalam konsep pribadi, nasabah dapat mengajukan pembiayaan
murabahah yang bersifat konsumtif maupun produktif. Contoh pembiayaan murabahah konsumtif yaitu; murabahah pembelian rumah, pembelian mobil
dan murabahah konsumsi lainnya. Sedangkan contoh pada pembiayaan murabahah yang bersifat produktif yaitu; pembelian beberapa mesin jahit
murabahah investasi guna untuk kelangsunagan usaha bisnis nasabah. 2. Bentuk perusahaan.
Bentuk perusahaan dibagi menjadi 4 yaitu: a.
Perusahaan perorangan adalah bentuk yang paling sederhana. Ini adalah bisnis yang di kelola oleh orang tertentu, misalnya pengusaha toko,
pedagang mobil bekas biasa, konveksi kecil-kecilan dan businessman lainnya yang menjalankan bisnisnya sendiri. Bentuk modal umumnya
terbatas. Mereka menjalankan bisnisnya sendirian, sehingga seluruh tanggung jawab ada padanya. Seluruh hartanya dipertaruhkan untuk
menjamin hutang-hutangnya, termasuk kepada bank. Dalam istilah
hukum, pada perusahaan perorangan ini tanggung jawab adalah tidak terbatas.
43
b. Firma merupakan persekutuan dagang yang dimiliki dan dipakai untuk
berdagang oleh beberapa orang secara bersama. Ia merupakan perserikatan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah satu nama.
Dalam firma setiap orang berhak bertindak mewakili perusahaan dan setiap perikatan yang di lakukan oleh salah satu persero akan mengikat
persero lainnya. c.
Perseroan komandier CV adalah suatu persekutuan modal yang membentuk perseroan yang di lakukan oleh beberapa orang di mana
sebagian bertindak aktif sebagai pengurus perseroan dan sebagiannya lagi tidak. Persero yang mengurus perusahaan disebut dengan persero aktif,
sedangkan persero yang tidak mengurus perseroan disebut persero diam atau persero komanditer. Tanggung jawab persero aktif adalah tidak
terbatas dan renteng.
44
d. Perseroan terbatas PT adalah persekutuan modal yang membentuk
perseroan di mana ada keterbatasan pada tanggung jawab terhadap kekayaan saham yang telah di masukan kedalam peseroan tersebut.
43
Tanggung jawab tidak terbatas adalah harta pribadi juga ikut menanggung utang yang diterima oleh perusahaan
44
Renteng adalah tanggung jawab atas utang perusahaan dibebankan kepada seluruh persero aktif, sedangkan persero diam hanya terbatas pada modal yang disetor kepada perusahaan
Dari keempat macam bentuk perusahaan, maka dapat kita klasifikasikan terhadap sifat pembiayaan murabahah yang diajukan yaitu murabahah produktif
murabahah investasi dan murabahah modal kerja dan murabahah konsumtif murabahah pembelian mobil, murabahah pembelian rumah dan murabahah
konsumsi.
1. Upaya pencegahan moral hazard nasabah terhadap nasabah pribadi yang mengajukan pembiayaan murabahah bersifat konsumtif
a. Prinsip-prinsip Pemberian Pembiayaan:
1 Character penilaian watak Penilaian watak atau kepribadian calon debitor di maksudkan
untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitor untuk melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan
menyulitkan bank di kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama di dasarkan kepada hubungan yang telah terjalin antara bank dan calon
debitor atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang mengetahui moral, kepribadian dan calon debitor dalam kehidupan kesehariannya.
2 Capacity penilaian kemampuan Capacity
adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kembali pinjaman yang diambil. Bank harus meneliti
tentang keahlian calon debitor dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang
akan di biayainya di kelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debitornya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau
mengembalikan pinjamannnya. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis.
3 Capital penilaian terhadap modal
Bank dengan ini menganalisis pada posisi keuangan nasabah secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang,
sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitor dalam menunjang pembiayaan konsumsi bagi calon nasabah debitor, atau
dengan kata lain bank harus mengetahui jumlah modal yang di perlukan calon nasabah.
4 Collateral penilaian terhadap agunan Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitor
umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar
jumlah kredit atau pembiayaan yang di berikan kepadanya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang di titipkan akan dapat di
pergunakan secepat mungkin. 5 Condition penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitor
Penilaian kondisi atau prospek nasabah yang di biayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan
pembiayaan bermasalah relatif kecil.
6 Personality kepribadian Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari dan masa lalunya. 7 Party
para pihak Para pihak merupakan titik sentral yang di perhatikan dalam setiap
pemberian pembiayaan. Untuk itu pihak pemberi dana shahibul maal harus memperoleh kepercayaan terhadap para pihak, dalam hal ini
mudharib. Bagaimana karakternya, kemampuannya dan sebagainya. 8 Purpose tujuan
Yaitu bank harus mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan. Harus pula diawasi agar pembiayaan tersebut benar-
benar diperuntukan untuk tujuan seperti diperjanjikan dalam suatu perjanjian akad.
9 Payment pembayaran Mengenai ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
pembiayan yang telah di ambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian pembiayaan. Semakin banyak sumber penghasilan
debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat di tutupi oleh usaha lainnya.
10 Prospect kedepan Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan
atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan bank yang rugi akan tetapi
juga nasabah. 11 Profitability perolehan laba
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
12 Protection perlindungan
Tujuannya bagaimana menjaga agar pembiayaan yang di berikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga pembiayaan
yang di berikan benar-benar aman. Perlindungan yang di berikan oleh si peminjam dapat berupa jaminan barang atau orang atau
jaminan asuransi.
b. Analisis kualitatif dalam Pembiayaan murabahah Analisis kualitatif dibedakan menjadi dua golongan, yaitu variabel
internal dan eksternal. Variabel internal yaitu yang variabel-variabelnya berada dalam kendali nasabah, sedangkan variabel eksternal yaitu yang
variabelnya berada diluar kendali nasabah, namun nasabah tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk mengendalikan pada faktor ini.
1 Variabel Internal.
Pada variabel ini nasabah harus memperoleh perhatian dari Account Officer
dalam melakukan analisis pembiayaan, diantaranya yaitu:
a Karakter
Yang perlu mendapat perhatian adalah karakter dari calon nasabah debitur, yaitu orang yang mengajukan pembiayaan.
Karakter ini berhubungan dengan kejujuran, moral, dan kesediaan manajemen nasabah bekerja sama dengan bank. Bank selalu ingin
agar pembiayaan yang diberikannya dapat dikembalikan sesuai perjanjian. Oleh karena itu, bank hanya akan memberikan
pembiayaan kepada debitor yang memiliki itikad baik dan memiliki komitmen yang tinggi unuk memenuhi kewajibannya
sesuai perjanjian. Bank tidak akan dan tidak boleh memberikan pembiayaan kepada debitor yang memiliki itikad tidak baik.
Menilai karakter memang sulit, malah dapat dikatakan paling sulit. Walaupun demikian, penilaian ini harus tetap dilakukan.
Untuk menilai karakter debitor, Account Officer dapat mengumpulkan informasi nasabah berupa Bank Checking. Sesama
Account Officer , baik dari bank yang sama maupun dari bank yang
berbeda. Bila pengecekan dilakukan ke bank lain, ini disebut bank checking.
b Latar belakang dan reputasi Faktor kedua adalah latar belakang dan reputasi. Latar
belakang suatu karakter berhubungan langsung dengan reputasi nasabah. Karakter yang baik cenderung dapat menjaga reputasi
dengan baik walaupun tidak ada satu ukuran yang pasti mengenai hal ini. Bila nasabah tidak bisa menjaga reputasi, maka kegagalan
dalam memperoleh pembiayaan akan besar. c Objek pembiayaan
Sebagai seorang Account Officer harus melakukan investigasi terhadap objek pembiayaan, apakah bertentangan dengan Al-quran
dan As-Sunnah atau tidak, diantaranya yaitu: 1 Apakah objek pembiayaan halalharam?
2 Apakah proyek menimbulkan kemudhoratan bagi masyarakat? 3 Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesumasusila?
4 Apakah proyek berkaitan dengan perjudian? 5 Apakah proyek berkaitan dengan industri senjata yang illegal?
6 Apakah preyek tersebut dapat merugikan syiar Islam baik secara langsungtidak langsung?
2. Variabel eksternal.
Pada variabel ini seorang Account Officer melakukan analisis pembiayaan pada nasabah yang berupa siklus atau konjungtur
ekonomi. Risiko pembiayaan memiliki hubungan dengan siklus atau
konjungtur ekonomi dari calon debitur yang bersangkutan. Suatu siklus atau konjungtur ekonomi terdiri dari empat tahap: peak titik
puncak, decline menurun, recession titik rendah dan recovery pemulihan.
Pada saat keadaan nasabah berada pada peak posisi puncak, segala sesuatunya berjalan dengan lancar, pendapatan relatif tetap
stabil dan pendapatan berada pada titik tertinggi. Sampai suatu waktu
tertentu, tingkat kebutuhan nasabah membludak, tingkat konsumsi
nasabah naik dan atau karena dorongan faktor ekonomi lainnya
sehingga dapat memungkinkan timbulnya nasabah kurang mengaudit manajemen keuangannya, pendapatannya lebih cepat habis sebelum
waktunya dan atau membuat hutang kepada pihak lain. Keadaan itulah dapat menyebabkan daya nasabah dalam melakukan pelunasan hutang
kepada bank mengalami decline menurun. Selain itu, banyak dari nasabah-nasabah mulai membuat atau melakukan wanprestasi atau
melakukan tindak pidana untuk dapat melunasi hutangnya kepada bank. Itulah masa recession titik terendah. Pada titik ini sebagian
nasabah debitur yang tidak kuat akan mulai berguguran dan banyak
bermunculan pembiayaan-pembiayaan bermasalah. Masa ini tidak
akan berlangsung selamanya, pada suatu saat nasabah bisa kembali mengalami recovery pemulihan yang bisa di sebakan oleh adanya
pendapatan lain dan atau karena faktor ekonomi lainnya. Siklus ekonomi tersebut berhubungan langsung dengan risiko
pembiayaan yang di berikan bank. Pada tahap boom umumya segala sesuatu berjalan baik dan lancar. Tahap yang paling di takuti adalah
decline dan recession. Pada tahap ini umumnya pembayaran ke bank
mulai tersendat. Beberapa nasabah mulai mengajukan restrukturisasi
45
atau penjadwalan kembali pinjaman yang telah diperoleh.
Oleh karena itu, dalam pemberian pembiayaan kita perlu mengetahui posisi bisnis tersebut dalam siklus atau konjungtur
ekonomi. Kita harus mengupayakan pemberian pembiayaan kepada nasabah yang berada dalam posisi recovery atau boom.
c. Pengklasifikasian nasabah atas layak atau tidaknya pembiayaan murabahah di berikan berdasarkan analisis SWOT
Setelah mendapatkan hasil dari analisis, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, maka calon debitor dapat di klasifikasikan kedalam
45
Restructuring adalah tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membetuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih
layak.
bentuk kesimpulan berupa analisis keadaan calon debitor. Dalam mengambil kesimpulan ini, dapat menggunakan prinsip SWOT analisis.
Dalam SWOT analisis, kita menggolongkan variable-variabel tersebut sehingga akhirnya memperoleh suatu gambaran komprehensif mengenai
posisi dan kondisi nasabah di lingkungannya. SWOT analisis adalah suatu analisis terhadap strengths kekuatan, weaknesses kelemahan,
opportunities peluang dan threats ancaman yang dihadapi calon
nasabah debitor. Kekuatan dan kelemahan adalah kondisi yang di ambil dari variabel internal nasabah, sedangkan peluang dan ancaman adalah
kondisi yang diambil dari variabel eksternal. a. Strengths kekuatan
1 Kekuatan relatif di identifikasi terhadap kelangsungan keadaan
ekonomi nasabah. Ada variabel yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap nasabah dan ada variabel yang memliki pengaruh yang
lemah. 2
Sejauh mana kekuatan setiap variabel di bandingkan nasabah- nasabah lain di sektor pembiayaan yang sama.
3 Sejauh mana kekuatan setiap variabel akan bertahan. Misalnya bila
kita menyebutkan bahwa salah satu kekuatannya terletak pada karakter. bulanan. Kita harus bertanya, berapa lama kekuatan ini
dapat bertahan.
4 Apa upaya dan tindakan yang diambil nasabah untuk
mempertahankan kekuatan yang dimilikinya. b. Weaknesses kelemahan
1 Berapa signifikan kelemahan ini mempengaruhi kelangsungan
pelunasan hutang nasabah. 2
Apakah kelemahan yang di identifikasi adalah kelemahan yang bersifat sementara atau permanen.
3 Apa upaya nasabah dalam menanggulangi atau memperbaiki
kelemahan ini. c. Opportunities peluang
1 Seberapa besar peluang yang ada.
2 Apakah peluang ini hanya bersifat sementara atau permanen.
Berapa lama peluang ini akan terbuka bagi nasabah. 3
Apakah nasabah siap menerima peluang tersebut. d. Threats ancaman
1 Seberapa besar ancaman yang di identifikasi dapat mempengaruhi
kelangsungan kemampuan bayar nasabah. 2
Bagaimana pengaruh ancaman terhadap nasabah di bandingkan nasabah lainnya.
3 Apakah ancaman tersebut bersifat sementara atau permanen
4 Bagaimana langkah-langkah yang di siapkan dan di ambil oleh
nasabahsehubungan dengan kemungkinan timbulnya ancaman tersebut.
Setelah menganalisis variabel-variabel tersebut, kita harus mengambil kesimpulan yang berkaitan dengan pemberian pembiayaan. Suatu
pembiayaan baru boleh di berikan di rekomendasikan oleh Account Officer
bila:
Dengan kata lain, kita hanya boleh merekomendasikan suatu proposal pembiayaan bila kita percaya dan yakin bahwa nasabah memiliki sumber
daya kekuatan dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang di hadapinnya. Hanya nasabah seperti itulah yang dapat bertahan di
bisnis.
2. Upaya pencegahan moral hazard nasabah terhadap nasabah pribadi yang mengajukan pembiayaan murabahah bersifat Produktif perusahaan
perorangan
a. Prinsip-prinsip Pemberian KreditPembiayaan: 1 Character penilaian watak
Penilaian watak atau kepribadian calon debitor di maksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitor untuk
STRENGTHS + OPPORTUNITIES WEAKNESS + THREATS
melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama
di dasarkan kepada hubungan yang telah terjalin antara bank dan calon debitor atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang mengetahui
moral, kepribadian dan calon debitor dalam kehidupan kesehariannya. 2 Capacity penilaian kemampuan
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah
dalam membayar kembali pinjaman yang diambil. Bank harus meneliti tentang keahlian calon debitor dalam bidang usahanya dan
kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan di biayainya di kelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga
calon debitornya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau mengembalikan pinjamannnya. Dari penilaian ini terlihat kemampuan
nasabah dalam mengelola bisnis. 3 Capital
penilaian terhadap modal Bank dengan ini menganalisis pada posisi keuangan nasabah
secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitor dalam
menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitor yang bersangkutan, atau dengan kata lain bank harus mengetahui jumlah
modal yang di perlukan calon nasabah.
4 Collateral penilaian terhadap agunan Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitor
umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar
jumlah kredit atau pembiayaan yang di berikan kepadanya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang di titipkan akan dapat di
pergunakan secepat mungkin. 5
Condition penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitor Bank harus menganalisis keadaan pasar dalam negri dan di luar
negri baik masa lalu maupun masa yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dari proyek atau usaha calon debitor yang di biayai
bank dapat di ketahui. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang di biayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik,
sehingga kemungkinan pembiayaan tersebut bermasalah relatif kecil. 6 Personality kepribadian
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari dan masa lalunya
7 Party para pihak Para pihak merupakan titik sentral yang di perhatikan dalam setiap
pemberian pembiayaan. Untuk itu pihak pemberi dana shahibul maal harus memperoleh kepercayaan terhadap para pihak, dalam hal ini
mudharib. Bagaimana karakternya, kemampuannya dan sebagainya.
8 Purpose tujuan Yaitu bank harus mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
pembiayaan. Harus dilihat apakah dana yang akan di gunakan untuk hal-hal yang positif yang benar-benar dapat menaikan income
perusahaan. Dan harus pula diawasi agar pembiayaan tersebut benar- benar diperuntukan untuk tujuan seperti diperjanjikan dalam suatu
perjanjian akad. 9 Payment pembayaran
Mengenai ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayan yang telah di ambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian pembiayaan. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya
merugi akan dapat di tutupi oleh usaha lainnya. 10
Prospect kedepan Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau
tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan yang dibiayai
tanpa mempunyai prospek, bukan bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.
11 Profitability perolehan laba Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba.
12 Protection perlindungan
Tujuannya bagaimana menjaga agar pembiayaan yang di berikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga pembiayaan yang di
berikan benar-benar aman. Perlindungan yang di berikan oleh si peminjam dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan
asuransi.
b. Analisis kualitatif dalam pemberian Pembiayaan murabahah Analisis kualitatif dibedakan menjadi dua golongan, yaitu variabel
internal dan eksternal. Variabel internal yaitu yang variabel-variabelnya berada dalam kendali nasabah, sedangkan variabel eksternal yaitu yang
variabelnya berada diluar kendali nasabah, namun nasabah tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk mengendalikan pada faktor ini.
1 Variabel Internal. Pada variabel ini nasabah harus memperoleh perhatian dari Account
Officer dalam melakukan analisis kreditpembiayaan, diantaranya yaitu:
a Manajemen Faktor pertama yang perlu mendapat perhatian adalah karakter
dari manajemen, yaitu orang-orang yang mengelola bisnis yang dibiayai. Karakter ini berhubungan dengan kejujuran, moral, dan
kesediaan manajemen bekerja sama dengan bank. Bank selalu ingin agar pembiayaan yang diberikannya dapat dikembalikan
sesuai perjanjian. Oleh karena itu, bank hanya akan memberikan pembiayaan kepada nasabah yang memiliki itikad baik dan
memiliki komitmen yang tinggi unuk memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian. Bank tidak akan dan tidak boleh memberikan
pembiayaan kepada nasabah yang memiliki itikad tidak baik. Menilai karakter memang sulit, malah dapat dikatakan paling sulit.
Walaupun demikian, penilaian ini harus tetap dilakukan. Untuk menilai karakter debitor, Account Officer dapat
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber sebagai berikut: 1 Sesama Account Officer, baik dari bank yang sama maupun
dari bank yang berbeda. Bila pengecekan dilakukan ke bank lain, ini disebut bank checking.
2 Nasabah bank yang memiliki bidang usaha yang sama dengan calon debitor.
3 Supplier atau mitra bisnis dari calon debitor. Dari para mitra bisnis kita dapat menetahui berbagai hal yang berhubungan
dengan debitor, misalnya kebiasaan membayar tepat waktu atau suka terlambat, ketepatan pengiriman barang, dan lain-
lain. Pengecekan informasi ke mitra dagang ini seirng disebut sebagai trade checking.
Faktor kedua adalah orientasi manajemen terhadap tujuan atau sasaran bisnis. Tujuansasaran menunjukan persepsi manajemen
tentang masa depan perusahaan dipasar dan langkah-lagkah yang harus diambil untuk mencapai tujuannya. Banyak perusahaan yang
memiliki tujuan hanya dimimpi saja. Mereka dapat berbicara panjang lebar mengenai mimpi-mimpi mereka tentang perusahaan
yang ia kelola 10 tahun yang akan datang, tetapi tidak ada satupun langkah yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan
atau tepatnya mimpi seperti itu tidak ada gunanya sama sekali. Oleh karena itu, lebih dari sekedar mengetahui sasaran perusahaan,
kita juga ingin mengetahui langkah-langkah yang diambil menajemen untuk mencapai tujuan tersebut.
b Organisasi
Erat kaitannya dengan manajemen adalah organisasi dari perusaaan nasaba perusaaan peroranan . Yang dimaksud dengan
organisasi adalah bentuk kerja sama yang di kembangkan oleh perusahaan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Faktor pertama yang harus di perhatikan adalah struktur organisasi perusahaan. Ada beberapa perusahaan yang tidak
memiliki struktur yang jelas. Segala sesuatu berjalan sebagaimana adanya. Akibatnya, selain timbul masalah potensial berupa alur
tanggung jawab yang jelas. Struktur organisasi yang jelas
memberikan gambaran tentang wewenang dan tanggung jawab seseorang. Dengan demikian, sistem pelaporan dan tanggung
jawab dapat berjalan dengan baik. Struktur organisasi juga berhubungan dengan sistem pembagi
kerja diperusahaan. Semakin jelas pembagian kerja, semakin fokus pekerjaan orang unit tertentu. Hal ini akan memberikan efesiensi
yang lebih tinggi karena orang menjadi ahli di bidangnya masing- masing.
c Produksi
Dalam variabel produksi kita mencoba mengetahui berbagai aspek yang berkaitan dengan proses pembuatan produk atau proses
penyediaan jasa yang ditawarkan perusahaan ke pasar. Faktor pertama yang harus di perhatikan adalah melakukan
investigasi terhadap objek pembiayaan hasil produksijasa, apakah bertentangan dengan Al-quran dan As-Sunnah atau tidak?
diantaranya yaitu: 1 Apakah objek pembiayaan halalharam?
2 Apakah proyek menimbulkan kemudhoratan bagi masyarakat? 3 Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesumasusila?
4 Apakah proyek berkaitan dengan perjudian? 5 Apakah proyek berkaitan dengan industri senjata yang illegal?
6 Apakah preyek tersebut dapat merugikan syiar Islam baik secara langsungtidak langsung?
Faktor kedua adalah manajemen produksi itu sendiri. Manajemen produksi meliputi segala aspek yang berhubungan
dengan proses pembuatan barang, mulai dari perencanaan jadwal produksi, pengawasan barang dalam proses, sampai pengendalian
kualitas produk akhir. Tanpa manajemen produksi yang memadai, pengiriman produk dapat terlambat, produk yang di hasilkan tidak
sesuai dengan pesanan atau kehendak pembeli dan seterusnya, yang pada akhirnya dapat menurunkan laba perusahaan adalah
pertanda buruk untuk para bankir karena hal tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan melunasi kewajiban bank
2 Variabel eksternal. a.
Siklus atau konjngtur ekonomi Risiko pembiayaan memiliki hubungan dengan siklus atau
konjungtur ekonomi dari industri yang bersangkutan. Suatu siklus atau konjungtur ekonomi terdiri dari empat tahap: peak titik
puncak, decline menurun, recession titik rendah dan recovery pemulihan.
Pada saat industri berada pada peak posisi puncak, segala sesuatunya berjalan lancar, penjualan mencapai titik tertinggi,
permintaan membludak dan memperoleh laba yang besar. Sampai suatu waktu tertentu, permintaan mencapai titik jenuh atau karena
dorongan faktor ekonomi, permintaan mulai menurun decline, penjualan sulit di lakukan dan para produsen mulai melakukan
potongan harga, memberikan hadiah besar-besaran dan sebagainya. Itulah masa recession titik rendah. Pada titik ini
sebagian produsen yang tidak kuat akan mulai berguguran. Masa ini tidak akan berlangsung selamanya, pada suatu saat perusahaan
bisa kembali mengalami permintaan yang mulai menanjak, penjualan mulai lancar kembali. Inilah yang disebut recovery
pemulihan yang bisa di sebakan oleh adanya mode, atau faktor ekonomi lainnya.
Siklus ekonomi industri tersebut berhubungan langsung dengan risiko pembiayaan yang di berikan bank. Pada tahap boom
umumya segala sesuatu berjalan baik dan lancar. Tahap yang paling di takuti adalah decline dan recession. Pada tahap ini
umumnya pembayaran ke bank mulai tersendat. Beberapa perusahaan mulai mengajukan restrukturisasi atau penjadwalan
kembali pinjaman yang telah di peroleh. Oleh karena itu, dalam pemberian pembiayaan kita perlu
mengetahui posisi bisnis tersebut dalam siklus industri. Kita harus
mengupayakan pemberian pembiayaan kepada bisnis yang berada dalam posisi recovery atau boom.
b. Peraturan pemerintah
Tidak ada bisnis yang terlepas dari aspek ini. Setiap terdapat peraturan teretntu, selalu terdapat konsekuensi tertentu. Kita harus
mengetahui konsekuensi tersebut terhadap bisnis yang kita biayai. Peraturan pemerintah dapat membawa angin segar untuk bisnis
yang kita biayai, tetapi dapat juga merupakan ancaman. Sebelum membiayai suatu bisnis, Account Officer juga harus
memeriksa Daftar Negatif Industri DNI untuk memastikan bahwa bisnis yang ia biayai tidak terdapat didalamnya. DNI adalah
suatu daftar jenis-jenis industri yang tidak akan di keluarkan izin operasinya oleh pemerintah. Secara berkala daftar ini diperbaiki
oleh pemerintah.
c. Pengklasifikasian nasabah atas layak atau tidaknya pembiayaan murabahah di berikan berdasarkan analisis SWOT.
Setelah mendapatkan hasil dari analisis, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, maka calon debitor dapat di klasifikasikan kedalam
bentuk kesimpulan berupa analisis keadaan calon debitor. Dalam mengambil kesimpulan ini, dapat menggunakan prinsip SWOT analisis.
Dalam SWOT analisis, kita menggolongkan variabel-variabel tersebut sehingga akhirnya memperoleh suatu gambaran komprehensif mengenai
posisi dan kondisi uasaha nasabah di lingkungannya. SWOT analisis adalah suatu analisis terhadap strengths kekuatan, weaknesses
kelemahan, opportunities peluang dan threats ancaman yang dihadapi perusahaan. Kekuatan dan kelemahan adalah kondisi yang di
ambil dari variabel internal perusahaan, sedangkan peluang dan ancaman adalah kondisi yang diambil dari variabel eksternal.
a. Strengths kekuatan 1
Kekuatan relatif yang di identifikasi terhadap kelangsungan bisnis usaha nasabah . Ada variabel yang memiliki pengaruh yang kuat
terhadap bisnis dan ada variabel yang memliki pengaruh yang lemah.
2 Sejauh mana kekuatan setiap variabel akan bertahan. Apa upaya
dan tindakan yang di ambil manajemen untuk mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.
b. Weaknesses kelemahan 1
Berapa signifikan kelemahan ini mempengaruhi kelangsungan hidup usaha nasabah.
2 Apakah kelemahan yang di identifikasi adalah kelemahan yang
bersifat sementara atau permanen.
3 Apa upaya manajemen dalam menanggulangi atau memperbaiki
kelemahan ini. c. Opportunities peluang
1 Seberapa besar peluang yang dimaksud di bandingkan kapasitas
perusahaan. 2
Apakah peluang ini hanya bersifat sementara atau permanen. Berapa lama peluang ini akan terbuka bagi perusahaan.
3 Apakah manajemen siap menerima peluang tersebut.
d. Threats ancaman 1
Seberapa besar ancaman yang di identifikasi dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis usaha nasbah.
2 Bagaimana pengaruh ancaman terhadap usaha nasbah di
bandingkan perusahaan sejenis lainnya. 3
Apakah ancaman tersebut bersifat sementara atau permanen 4
Bagaimana langkah-langkah yang di siapkan dan di ambil oleh nasabah sehubungan dengan kemungkinan timbulnya ancaman
tersebut. Setelah menganalisis variabel-variabel tersebut, kita harus
mengambil kesimpulan yang berkaitan dengan pemberian pembiayaan. Suatu pembiayaan baru boleh di berikan di rekomendasikan oleh Account
Officer bila:
Dengan kata lain, kita hanya boleh merekomendasikan suatu proposal pembiayaan bila kita percaya dan yakin bahwa perusahaan
memiliki sumber daya kekuatan dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang di hadapinnya. Hanya perusahaan seperti
itulah yang dapat bertahan di bisnis.
3. Upaya pencegahan moral hazard nasabah terhadap perusahaan yang mengajukan pembiayaan murabahah bersifat produktifkonsumtif
a. Prinsip-prinsip Pemberian KreditPembiayaan: 1 Character penilaian watak
Penilaian watak atau kepribadian calon debitor di maksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitor untuk
melunasi atau mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank di kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama
di dasarkan kepada hubungan yang telah terjalin antara bank dan calon debitor atau informasi yang diperoleh dari pihak lain yang mengetahui
moral, kepribadian dan calon debitor dalam kehidupan kesehariannya. 2 Capacity penilaian kemampuan
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah
dalam membayar kembali pinjaman yang diambil. Bank harus meneliti STRENGTHS + OPPORTUNITIES WEAKNESS + THREATS
tentang keahlian calon debitor dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya, sehingga bank yakin bahwa usaha yang
akan di biayainya di kelola oleh orang-orang yang tepat, sehingga calon debitornya dalam jangka waktu tertentu mampu melunasi atau
mengembalikan pinjamannnya. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis.
3 Capital penilaian terhadap modal
Bank dengan ini menganalisis pada posisi keuangan nasabah secara menyeluruh mengenai masa lalu dan yang akan datang,
sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitor dalam menunjang pembiayaan proyek atau usaha calon debitor yang
bersangkutan, atau dengan kata lain bank harus mengetahui jumlah modal yang di perlukan calon nasabah.
4 Collateral penilaian terhadap agunan Untuk menanggung pembayaran kredit macet, calon debitor
umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar
jumlah kredit atau pembiayaan yang di berikan kepadanya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang di titipkan akan dapat
di pergunakan secepat mungkin.
5 Condition penilaian terhadap prospek usaha nasabah debitor
Bank harus menganalisis keadaan pasar dalam negri dan di luar negri baik masa lalu maupun masa yang akan datang, sehingga masa
depan pemasaran dari proyek atau usaha calon debitor yang di biayai bank dapat di ketahui. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha
yang di biayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan pembiayaan tersebut bermasalah relatif kecil.
6 Personality kepribadian
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari dan masa lalunya
7 Party para pihak
Para pihak merupakan titik sentral yang di perhatikan dalam setiap pemberian pembiayaan. Untuk itu pihak pemberi dana shahibul maal
harus memperoleh kepercayaan terhadap para pihak, dalam hal ini mudharib. Bagaimana karakternya, kemampuannya dan sebagainya.
8 Purpose tujuan
Yaitu bank harus mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan. Harus dilihat apakah dana yang akan di gunakan untuk
hal-hal yang positif yang benar-benar dapat menaikan income perusahaan. Dan harus pula diawasi agar pembiayaan tersebut benar-
benar diperuntukan untuk tujuan seperti diperjanjikan dalam suatu perjanjian akad.
9 Payment pembayaran
Mengenai ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayan yang telah di ambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian pembiayaan. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya
merugi akan dapat di tutupi oleh usaha lainnya. 10 Prospect
kedepan Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan
atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan yang
dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.
11 Profitability perolehan laba Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba.
12 Protection perlindungan
Tujuannya bagaimana menjaga agar pembiayaan yang di berikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga pembiayaan yang di
berikan benar-benar aman. Perlindungan yang di berikan oleh si peminjam dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan
asuransi.
b.. Aspek-aspek pemberian pembiayaan 1 Aspek Yuridishukum
Yang dinilai dari aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan pembiayaan.
Penilaian dimulai dengan meneliti keabsahan dan kesempurnaan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemiliknya
dan besarnya modal masaing-masing pemilik. Kemudian juga di teliti keabsahannya dari dokumen atau surat-surat penting lainnya seperti:
a Surat Izin Usaha Industri SIUI untuk sector industri
b Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP untuk sector perdagangan.
c Tanda Daftar Perusahaan TDP.
d Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP
e Keabsahaan surat-surat yang dijaminkan misalnya sertifikat tanah
f Serta dokumen yang dianggap penting lainnya, seperti KTP.
2 Aspek AMDAL Analisis dampak lingkungan merupakan analisis terhadap
lingkungan baik darat, air atau udara, termasuk kesehatan manusia apabila proyek itu dijalankan. Analisis ini dijalankan secara mendalam
sebelum pembiayaan ini disalurkan, sehingga proyek yang dibiayai tidak akan mengalami pencemaran lingkungan disekitarnya.
c. Analisis kualitatif dalam pemberian pembiayaan murabahah Analisis kualitatif dibedakan menjadi dua golongan, yaitu variable
internal dan eksternal. Variabel internal yaitu variabel-variabelnya berada dalam kendali perusahaan, dan variable eksternal yaitu yang variabel-
variabelnya berada diluar perusahaan, namun perusahaan tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk mengendalikan faktor-faktor ini.
1 Variabel Internal.
Pada variabel ini perusahaan harus memperoleh perhatian dari Account Officer
dalam melakukan analisis pembiayaan, diantaranya adalah:
a Manajemen Faktor pertama yang perlu mendapat perhatian adalah karakter
dari manajemen, yaitu orang-orang yang mengelola bisnis yang di biayai. Karakter ini berhubungan dengan kejujuran, moral, dan
kesediaan manajemen bekerja sama dengan bank. Bank selalu ingin agar pembiayaan yang diberikannya dapat dikembalikan
sesuai perjanjian. Oleh karena itu, bank hanya akan memberikan pembiayaan kepada nasabah yang memiliki itikad baik dan
memiliki komitmen yang tinggi unuk memenuhi kewajibannya sesuai perjanjian. Bank tidak akan dan tidak boleh memberikan
pembiayaan kepada nasabah yang memiliki itikad tidak baik.
Menilai karakter memang sulit, malah dapat dikatakan paling sulit. Walaupun demikian, penilaian ini harus tetap dilakukan.
Untuk menilai karakter debitor, Account Officer dapat mengumpulkan informasi dari berbagai sumber sebagai berikut:
1 Sesama Account Officer, baik dari bank yang sama maupun dari bank yang berbeda. Bila pengecekan dilakukan ke bank
lain, ini disebut bank checking. 2 Nasabah bank yang memiliki bidang usaha yang sama dengan
calon debitor. 3 Supplier atau mitra bisnis dari calon debitor. Dari para mitra
bisnis kita dapat menetahui berbagai hal yang berhubungan dengan debitor, misalnya kebiasaan membayar tepat waktu
atau suka terlambat, ketepatan pengiriman barang, dan lain- lain. Pengecekan informasi ke mitra dagang ini seirng disebut
sebagai trade checking.
Faktor kedua adalah orientasi manajemen terhadap tujuan atau sasaran bisnis. Tujuansasaran menunjukan persepsi
manajemen tentang masa depan perusahaan dipasar dan langkah- lagkah yang harus diambil untuk mencapai tujuannya. Banyak
perusahaan yang memiliki tujuan hanya dimimpi saja. Mereka dapat berbicara panjang lebar mengenai mimpi-mimpi mereka
tentang perusahaan yang ia kelola 10 tahun yang akan datang, tetapi tidak ada satupun langkah yang diambil untuk mencapai
tujuan tersebut. Tujuan atau tepatnya mimpi seperti itu tidak ada gunanya sama sekali. Oleh karena itu, lebih dari sekedar
mengetahui sasaran perusahaan, kita juga ingin mengetahui langkah-langkah yang diambil menajemen untuk mencapai tujuan
tersebut. Langkah-langkah pencapaian tersebut dituangkan dalam
bentuk strategi-strategi. Strategi adalah petunjuk umum mengenai cara-cara perusahaan mencapai tujuan jangka panjangnya. Strategi
ini harus diterjemahkan kedalam rencana tindakan action plan yang rinci yang merupakan pedoman dalam bekerja sehari-hari.
Manajemen yang memiliki visi, sasaran, dan rencana yang jelas menunjukan tingkat kesiapan mereka dalam mengelola
bisnisnya. Tanpa sasaran, mereka tidak tahu apa yang harus dituju oleh perusahaan yang mereka kendalikan. Dari sudut teori
manajemen, keadaan seperti itu sangat berbahaya. Faktor ketiga dari manajemen adalah latar belakang dan
reputasi. Latar belakang manajemen berhubungan dengan pengalaman manajemen di bisnis secara umum dan industri yang
sekarang secara khusus. Manajemen yang berpengalaman cenderung dapat menyelesaikan masalah dengan lebih baik
walaupun tidak ada satu ukuran yang pasti mengenai hal ini. Bila manajemen yang mengurus bisnis tidak berpengalaman sama
sekali dibidang yang sama sebelumnya, risiko kegagalan akan lebih besar. Reputasi berhubungan dengan kredibilitas manajemen
dimata mitra bisnisnya. b
Organisasi Erat kaitannya dengan manajemen adalah organisasi
perusahaan. Yang dimaksud dengan organisasi adalah bentuk kerja sama yang di kembangkan oleh perusahaan dalam upaya mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Faktor yang harus di perhatikan adalah struktur organisasi
perusahaan. Ada beberapa perusahaan yang tidak memiliki struktur yang jelas. Segala sesuatu berjalan sebagai adanya. Akibatnya,
selain timbul masalah potensial berupa alur tanggung jawab yang jelas. Struktur organisasi yang jelas memberikan gambaran tentang
wewenang dan tanggung jawab seseorang. Dengan demikian, sistem pelaporan dan tanggung jawab dapat berjalan dengan baik.
c Perusahaan
Dalam pemberian pembiayaan, penting sekali bagi Account Officer
untuk mengetahui latar belakang dan sejarah perusahaan yang di biayainya. Dengan mengetahui berbagai aspek latar
belakang ini kita dapat mengetahui perkembangan yang dilalui
seperti pada perkembangan susunan pemegang saham, manajemen dan modal perusahaan. Bila sering terjadi penggantian pemegang
sahammanajemen tanpa alasan yang jelas, itu merupakan satu indikasi yang harus diperhatikan. Ada kemungkinan bahwa para
pemegang saham tidak pernah cocok satu dengan yang lainnya. Di samping itu, bentuk perusahaan juga merupakan aspek
yang harus diperhatikan. Secara umum, bentuk perusahaan dibagi empat jenis, yaitu perusahaan perorangan, firma, perseroan
komanditer CV dan perseroan tebatas PT. Masing-masing jenis perusahaan memiliki tanggung jawab yang berbeda. Mengetahui
bentuk perusahaan adalah suatu hal mutlak bagi seorang Account Officer
agar risiko kreditpembiayaan dapat dikendalikan. 1 Perusahaan perorangan adalah bentuk yang paling sederhana.
Ini adalah bisnis yang di kelola oleh orang tertentu, misalnya pengusaha toko, pedagang mobil bekas biasa, konveksi kecil-
kecilan dan businessman lainnya yang menjalankan bisnisnya sendiri. Bentuk modal umumnya terbatas. Mereka menjalankan
bisnisnya sendirian, sehingga seluruh tanggung jawab ada padanya. Seluruh hartannya dipertaruhkan untuk menjamin
hutang-hutangnya, termasuk kepada bank. Dalam istilah
hukum, pada perusahaan perorangan ini tanggung jawab adalah tidak terbatas.
46
2 Firma adalah persekutuan dagang yang dimiliki dan dipakai untuk berdagang oleh beberapa orang secara bersama. Ia
merupakan perserikatan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah satu nama. Dalam firma setiap
orang berhak bertindak mewakili perusahaan dan setiap perikatan yang di lakukan oleh salah satu persero akan
mengikat persero lainnya. 3 Perseroan komanditer CV adalah suatu persekutuan modal
yang membentuk perseroan yang di lakukan oleh beberapa orang di mana sebagian bertindak aktif sebagai pengurus
perseroan dan sebagiannya lagi tidak. Persero yang mengurus perusahaan disebut dengan persero aktif, sedangkan persero
yang tidak mengurus perseroan disebut persero diam atau persero komanditer. Tanggung jawab persero aktif adalah tidak
terbatas dan renteng.
47
4 Perseroan terbatas PT adalah persekutuan modal yang membentuk perseroan di mana ada keterbatasan pada tanggung
46
Tanggung jawab tidak terbatas adalah harta pribadi ikut menanggung hutang yang diterima oleh perusahaan
47
Renteng adalah tanggung jawab atas hutang perusahaan dibebankan kepada seluruh persero aktif, sedangkan persero diam hanya terbatas pada modal yang disetor kepada perusahaan
jawab terhadap kekayaan saham yang telah di masukan kedalam peseroan tersebut.
Ada beberapa ketentuan penting yang berhubungan dengan PT yang harus diketahui oleh Account Officer, yaitu:
1 Perusahaan ini harus di dirikan dengan akta notaris. Bila terjadi perubahan, seluruh perubahan tersebut juga harus dibuat
didepan notaris. 2 Akta pendirian perusahaan harus di sampaikan kepada Mentri
Departemen Kehakiman untuk memperoleh persetujuan pengesahan.
3 Setelah memperoleh persetujuan dan pengesahan, akta tersebut didaftarkan kepada register umum yang di adakan untuk itu di
Kepaniteraan Pengadilan Negri setempat. 4 Di umumkan dalam berita Negara.
Selain masalah tipe, Account Officer juga mengetahui independensi dari perusahaan. Apakah perusahaan adalah anak
perusahaan dari suatu grup atau suatu binis yang tersendiri. Bila perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan dari suatu grup,
kita perlu mengetahui sampai sejauh mana hubungannya dengan grup tersebut. Jangan sampai pembiayaan yang kita berikan kepada
PT A masuk ke PT B yang masuh se-grup. Hal ini sudah tidak
sesuai dengan tujuan penggunaan dana. Untuk mengetahui hal tersebut, kita harus memperhatikan susunan pemegang saham dan
manajemennya. d
Produksi Dalam variabel produksi kita mencoba mengetahui berbagai
aspek yang berkaitan dengan proses pembuatan produk atau proses penyediaan jasa yang ditawarkan perusahaan ke pasar.
Faktor pertama yang harus di perhatikan adalah melakukan investigasi terhadap objek pembiayaan hasil produksijasa,
apakah bertentangan dengan Al-quran dan As-Sunnah atau tidak? Diantaranya yaitu:
1 Apakah objek pembiayaan halalharam? 2 Apakah proyek menimbulkan kemudhoratan bagi masyarakat?
3 Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesumasusila? 4 Apakah proyek berkaitan dengan perjudian?
5 Apakah proyek berkaitan dengan industri senjata yang illegal? 6 Apakah preyek tersebut dapat merugikan syiar Islam baik
secara langsungtidak langsung? Faktor kedua adalah manajemen produksi itu sendiri.
Manajemen produksi meliputi segala aspek yang berhubungan dengan proses pembuatan barang, mulai dari perencanaan jadwal
produksi, pengawasan barang dalam proses, sampai pengendalian kualitas produk akhir. Tanpa manajemen produksi yang memadai,
pengiriman produk dapat terlambat, produk yang di hasilkan tidak sesuai dengan pesanan atau kehendak pembeli dan seterusnya,
yang pada akhirnya dapat menurunkan laba perusahaan adalah pertanda buruk untuk para bankir karena hal tersebut berhubungan
langsung dengan kemampuan melunasi kewajiban bank
2 Variabel ekstenal
Yaitu variabel yang tidak dapat di kendalikan oleh perusahaan. Walaupun tidak dapat di kendalikan, variable ini mempengaruhi
hidup-matinya perusahaan, terkadang sering dominan. Dan karena kelangsungan hidup perusahaan berhubungan erat dengan kelancaran
pembiayaan yang kita beikan, maka kita perlu menaruh perhatian terhadap variabel-variabel tersebut, diantaranya:
a Siklus atau konjngtur ekonomi
Risiko pembiayaan memiliki hubungan dengan siklus atau konjungtur ekonomi dari industri yang bersangkutan. Suatu siklus
atau konjungtur ekonomi terdiri dari empat tahap: peak titik puncak, decline menurun, recession titik rendah dan recovery
pemulihan.
Pada saat industri berada pada peak posisi puncak, segala sesuatunya berjalan lancar, penjualan mencapai titik tertinggi,
permintaan membludak dan memperoleh laba yang besar. Sampai suatu waktu tertentu, permintaan mencapai titik jenuh atau karena
dorongan faktor ekonomi, permintaan mulai menurun decline, penjualan sulit di- lakukan dan para produsen mulai melakukan
potongan harga, memberikan hadiah besar-besaran dan sebagainya. Itulah masa recession titik rendah. Pada titik ini
sebagian produsen yang tidak kuat akan mulai berguguran. Masa ini tidak akan berlangsung selamanya, pada suatu saat perusahaan
bisa kembali mengalami permintaan yang mulai menanjak, penjualan mulai lancar kembali. Inilah yang disebut recovery
pemulihan yang bisa di sebakan oleh adanya mode, atau faktor ekonomi lainnya.
Siklus ekonomi industri tersebut berhubungan langsung dengan risiko pembiayaan yang di berikan bank. Pada tahap boom
umumya segala sesuatu berjalan baik dan lancar. Tahap yang paling di takuti adalah decline dan recession. Pada tahap ini
umumnya pembayaran ke bank mulai tersendat. Beberapa perusahaan mulai mengajukan restrukturisasi atau penjadwalan
kembali pinjaman yang telah di peroleh.
Oleh karena itu, dalam pemberian pembiayaan kita perlu mengetahui posisi bisnis tersebut dalam siklus industri. Kita harus
mengupayakan pemberian pembiayaan kepada bisnis yang berada dalam posisi recovery atau boom.
b Peraturan pemerintah
Tidak ada bisnis yang terlepas dari aspek ini. Setiap terdapat peraturan teretntu, selalu terdapat konsekuensi tertentu. Kita harus
mengetahui konsekuensi tersebut terhadap bisnis yang kita biayai. Peraturan pemerintah dapat membawa angin segar untuk bisnis
yang kita biayai, tetapi dapat juga merupakan ancaman. Sebelum membiayai suatu bisnis, Account Officer juga harus
memeriksa Daftar Negatif Industri DNI untuk memastikan bahwa bisnis yang ia biayai tidak terdapat didalamnya. DNI adalah
suatu daftar jenis-jenis industri yang tidak akan di keluarkan izin operasinya oleh pemerintah. Secara berkala daftar ini diperbaiki
oleh pemerintah.
d. Pengklasifikasian perusaaan atas layak atau tidaknya pembiayaan murabahah di berikan berdasarkan analisis SWOT.
Setelah mendapatkan hasil dari analisis, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, maka calon debitor dapat di klasifikasikan kedalam
bentuk kesimpulan berupa analisis keadaan calon debitor. Dalam mengambil kesimpulan ini, dapat menggunakan prinsip SWOT analisis.
Dalam SWOT analisis, kita menggolongkan variabel-variabel tersebut sehingga akhirnya memperoleh suatu gambaran komprehensif mengenai
posisi dan kondisi perusahaan di lingkungannya. SWOT analisis adalah suatu analisis terhadap strengths kekuatan, weaknesses kelemahan,
opportunities peluang dan threats ancaman yang dihadapi perusahaan.
Kekuatan dan kelemahan adalah kondisi yang di ambil dari variabel internal perusahaan, sedangkan peluang dan ancaman adalah kondisi yang
diambil darri variabel eksternal. 1 Strengths kekuatan
a Kekuatan relatif yang di identifikasi terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Ada variabel yang memiliki pengaruh yang kuat
terhadap bisnis dan ada variabel yang memliki pengaruh yang lemah.
b Sejauh mana kekuatan setiap variabel di bandingkan perusahaan- perusahaan lain di industri yang sama.
c Sejauh mana kekuatan setiap variabel akan bertahan. Misalnya bila kita menyebutkan bahwa salah satu kekuatan manajemen adalah
pada pengendalian kualitas produk. Kita harus bertanya, berapa lama kekuatan ini dapat bertahan.
d Apa upaya dan tindakan yang di ambil manajemen untuk mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.
2 Weaknesses kelemahan a Berapa signifikan kelemahan ini mempengaruhi kelangsungan
hidup perusahaan. b Apakah kelemahan yang di identifikasi adalah kelemahan yang
bersifat sementara atau permanen. c Apa upaya manajemen dalam menanggulangi atau memperbaiki
kelemahan ini. 3 Opportunities peluang
a Seberapa besar peluang yang dimaksud di bandingkan kapasitas perusahaan.
b Apakah peluang ini hanya bersifat sementara atau permanen. Berapa lama peluang ini akan terbuka bagi perusahaan.
c Apakah manajemen siap menerima peluang tersebut. 4 Threats ancaman
a Seberapa besar ancaman yang di identifikasi dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis perusahaan.
b Bagaimana pengaruh ancaman terhadap perusahaan di bandingkan perusahaan sejenis lainnya.
c Apakah ancaman tersebut bersifat sementara atau permanen
d Bagaimana langkah-langkah yang di siapkan dan di ambil oleh perusahaan sehubungan dengan kemungkinan timbulnya ancaman
tersebut. Setelah menganalisis variabel-variabel tersebut, kita harus mengambil
kesimpulan yang berkaitan dengan pemberian pembiayaan. Suatu pembiayaan baru boleh di berikan di rekomendasikan oleh Account
Officer bila:
Dengan kata lain, kita hanya boleh merekomendasikan suatu proposal pembiayaan bila kita percaya dan yakin bahwa perusahaan memiliki
sumber daya kekuatan dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang di hadapinnya. Hanya perusahaan seperti itulah yang dapat
bertahan di bisnis.
D. Upaya Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Pada Bank