Pengertian Murabahah Landasan Hukum Murabahah

BAB III MURABAHAH DAN PERMASALAHAN MORAL HAZARD

A. Pengertian Murabahah

Bentuk-bentuk akad jual beli yang telah di bahas para ulama dalam fiqih muamalah Islamiah terbilang sangat banyak. Jumlahnya bisa mencapai belasan jika tidak puluhan. Sungguhpun demikian, dari sekian banyak itu, ada tiga jenis jual beli yang telah banyak di kembangkan sebagai sandaran pokok dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam perbankan syariah, yaitu bai’ al- murabahah, bai’ as salam, dan bai’ al istishna. Menurut jumhur ulama murabahah adalah; نأ ﺔﺣ ارﻣ ا ه نأ ذ ﺋﺎ ارآ يرﺗﺷﻣ نﻣﺛ ا يذ ا ىرﺗﺷا ﺔ ﺳ ا ﻃرﺗﺷ و ﺎﺣ ر 19 Artinya: “Menurut ulama ialah, jika penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atasnya laba dalam jumlah tertentu” 20 Dalam teknis perbankan syariah, konsep jual beli di namakan pembiayaan bai’ al Murabahah. Pembiayaan murabahah adalah suatu perjajian yang di sepakati antara bank dengan nasabah, di mana bank menyediakan pembiayaan 19 Abu Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin ahmad bin Rasyid al-Qurtubi al- Andali, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatu al-Muqtasid, juz I T.tt, Putra semarang, 595 H, h. 161 20 Abu Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin ahmad bin Rasyid al-Qurtubi al- Andali, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatu al-Muqtasid. Penerjemah Ibnu Rusyd, Semarang: CV. Asy- Syifa,1990, h 181 untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang di butuhkan nasabah, yang akan di bayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank harga beli bank + margin keuntungan pada saat jatuh tempo 21 . Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang di sepakati oleh penjual dan pembeli.

B. Landasan Hukum Murabahah

Al-Quran : ةر ا : Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Al-Hadist, ﻬﺻ ﺿر ﷲا أ ا ﺻ ﷲا م ﺳو لﺎ : ث ﺛ نﻬ ﻓ ﺔآر ا : ا ﻰ ا لﺟا و ﺔﺿرﺎ ﻣ ا و ﻃ ﺧ ر ا ر ﺷ ﺎ ت اور ن ا ﺟﺎﻣ Artinya; Tiga yang di dalamnya terdapat keberkahan : jual beli secara tangguh, Muqaradah Mudharabah dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk di jual.Riwayat Ibnu Majah 21 Karnaen Perwataatmadja, dan M. Syafii Antonio, Apa dan Bagaimana bank Islam, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1992, h. 106 Dari hadist di atas nabi mengutarakan adanya suatu keberkahan dalam tiga hal salah satunya adalah secara tangguh, di mana bertransaksi jual beli dengan memberikan masa tenggang dalam pembayaran tangguh karena di dalamnya tersirat sifat baik hati, memberikan kemudahan dan memberikan pertolongan bagi orang yang membutuhkan dengan cara penundaan pembayaran. Seperti diketahui bahwa pembiayaan murabahah dalam perbankan syariah digunakan untuk membantu nasabah pembiayaan untuk pengadaan obyek tertentu dimana nasabah tidak memiliki kemampuan finansial yang cukup untuk melakukan pembayaran secara tunai akan tetapi pembayaran dapat dilakukan secara mengangsur atau secara tangguh. Berdasarkan ketetapan fatwa Dewan Syariah Nasional tentang murabahah adalah No.04DSN-MUIIV2000 yaitu: a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. b. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariah islam. c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah di sepakati kualifikasinya. d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. f. Bank kemudian menjual barang tesebut kepada nasabah pemesan dengan harga jual senilai harga beli plus kuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah. i. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip, menjadi milik bank. Malalui akad murabahah inilah nasabah dapat memenuhi kebutuhannya tanpa harus memiliki uang tunai terlebih dahulu, dengan kata lain nasabah dapat memperoleh pembiayaan murabahah dari bank untuk pengadaan sebuah barang.

C. Rukun dan Syarat Murabahah