d Bagaimana langkah-langkah yang di siapkan dan di ambil oleh perusahaan sehubungan dengan kemungkinan timbulnya ancaman
tersebut. Setelah menganalisis variabel-variabel tersebut, kita harus mengambil
kesimpulan yang berkaitan dengan pemberian pembiayaan. Suatu pembiayaan baru boleh di berikan di rekomendasikan oleh Account
Officer bila:
Dengan kata lain, kita hanya boleh merekomendasikan suatu proposal pembiayaan bila kita percaya dan yakin bahwa perusahaan memiliki
sumber daya kekuatan dan peluang untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang di hadapinnya. Hanya perusahaan seperti itulah yang dapat
bertahan di bisnis.
D. Upaya Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Pada Bank
Bukopin Syariah
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pemberian suatu pembiayaan murabahah mengandung risiko, khususnya defaultkelalaian. Akibatnya muncul
pembiayaan bermasalah yang harus ditanggung oleh bank dan nasabah. Sepandai apapun analisis pembiayaan dalam menganalisis setiap permohonan pembiayaan,
kemungkinan pembiayaan macet pasti ada, hanya saja dalam hal ini, bagaimana STRENGTHS + OPPORTUNITIES WEAKNESS + THREATS
meminimalkan risiko tersebut seminimal mungkin. Dalam praktiknya kemacetan suatu pembiayaan disebabkan oleh 2 unsur sebagai berikut:
1. Dari pihak perbankan Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti sehingga
apa yang seharusnya terjadi, tidak terprediksi sebelumnya atau mungkin salah dalam melakukan perhitungan.
2. Dari pihak nasabah Dari pihak nasabah kemacetan pembiyaan dapat dilakukan akibat 2 hal yaitu:
a. Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga pembiayan
yang diberikan macet. Dengan kata lain tidak ada unsur kemauan untuk membayar, walaupun sebenarnya nasabah mampu. Atau nasabah sengaja
melanggar ketentuan yang telah disepakati pada awal perjanjian. b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya nasabah memiliki unsur kemauan
membayar akan tetapi tidak mampu. Contoh nasabah mengalami musibah seperti kebakaran, banjir dan sebagianya.
Dalam hal pembiayaan macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan oleh Bank
Bukopin Syariah terhadap pembiayaan bermasalah antara lain:
1. Penyelamatan pembiayaan pada nasabah yang masih memiliki prospek Yaitu bank menilai nasabah bahwa nasabah masih memiliki prospek dalam
pengembalian pembiayaan atau loan hutang. a. Rescedulin
g penjadwalan ulang Yaitu masalah perubahan jadwal waktu angsuran dan perubahan
perpanjanan jangka pembiayaan. Misal, perpanjangan jangka waktu pembiayaan dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga nasabah mempunyai
waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya. Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu pembiayaan. Dalam hal ini
jangka waktu angsuran pembiayaannya diperpanjang, pembayarannyapun misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal itu tentu saja jumlah
angsuran mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran b. Restructurin
g penataan ulang Tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambahkan modal
kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutukan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan
ini meliputi: 1 Dengan menambah jumlah pembiayaan
2 Dengan menambah equity: a Dengan menyetor uang tunai
b Tambahan dari pemilik
c. Reconditionin g persyaraan ulang
Bank merubah berbagai persyaratan pembiayaan seperti: 1 Kapitalisasi bagi hasil atau marjn,yaitu marjin dijadikan hutang pokok
2 Penundaan pembayaran marjin sampai waktu tertentu. 3 Pembebasan marjin
Dalam pembebasan marjin yang diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah tidak akan mampu lagi membayar pembiayaan
tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.
2. Penyelamatan pembiayaan pada nasabah yang tidak memiliki prospek Yaitu bank menilai bahwa nasabah sudah tidak memiliki prospek lagi
dalam pengembalian pembiayaan. Dalam hal ini, Bank Bukopin Syariah melakukan penyelesaian dengan dua cara:
a. Penyelesaian dengan cara Non Litigasi Non Litigasi adalah penyelesaian pembiayaan melalui penyerahan jaminan
secara sukarela oleh nasabah kepada bank. Pada penyelesaian dengan cara ini, terdapat 3 alternatif yaitu:
1 Agunan dijual oleh nasabah Jika penjualan jaminan dilakukan oleh nasabah, maka harga penjualan
ditetapkan oleh bank dengan harga pasaran ketika barang jaminan dijual.
2 Agunan dijual oleh Bank Yaitu penjualan barang jaminan dilakukan oleh bank melalui
pelelangan dimuka umum dengan menerima harga yang telah dikurangi oleh biaya-biaya sebagai harga jual barang jaminan.
3 Agunan dibeli sementara oleh bank Off Set Jaminan Bank melakukan pembelian sementara pada barang jaminan nasabah
dengan jangka waktu 3-6 bulan, guna memberikan kesempatan pada nasabah untuk memiliki kembali barang jaminan nasabah.
b. Penyelesaian denan cara Litigasi Litigasi merupakan penyelesaian pembiayaan melalui jalur hukum yang
dapat dilakukan melalui pengadilan. Terdapat 3 tahap dalam Litigasi, yaitu:
1 Melakukan cek dan evaluasi terhadap dokumen surat menyurat bank
kepada nasabah dan dokumen-dokumen nasabah kepada Bank 2
Mencari lawyer yang cakap, pengalaman dalam bidang penagihan yang bekerjasama dengan Bank Bukopin Syariah.
3 Proses Litigasi melalui pegnadilan.
a Gugatan perdata
Pada gugatan ini dikekenakan pada nasabah yang sudah tidak ada harapan lagi untuk menyelesaiakn kewajibannya secara Non
Litigasi. hal ini bertujuan untuk mendapatkan keputusan
berkekuatan hukum dan mengikat, yang wajib dilaksanakan oleh pihak terkait dalam perkara gugatan.
b Gugatan pidana
Pada proses gugatan pidana ini dikenakan bagi nasabah atau pemilik jaminan yang terlibat dalam tindak pidana yang
menimbulkan kerugian atas bank.
Tabel 2.1 Penanganan pembiayaan bermasalah
Tingginya pembiayaan bermasalah pada Bank Bukopin Syariah sangat ditentukan oleh penilaian pembiayaan yang dilakukan oleh pejabat bank. Penilaian pembiayaan
yang baik akan dapat meminimalkan timbulnya kegagalan pembiayaan. Pemeriksaan pembiayaan merupakan suatu cara yang sangat penting dalam usaha mengurangi
kerugian yang mungkin timbul dari pembiayaan yang disalurkan. Analisis
Rescheduling Reconditioning
Restructuring Pengadilan
Agunan dijual oleh Bank Penanganan Pembiayaan Bermasalah
Masih Ada Prospek Tidak Ada Prospek
Non Litigasi Agunan dijual oleh Nasabah
Litigasi
Agunan di beli oleh Bank
pembiayaan merupakan suatu kegiatan untuk menilai atau memeriksa kembali keadaan nasabah debitur yang berupa data-data dan informasi yang disampaikan
kepada bank, karena hal ini bertujuan untuk dapat meminimalkan terjadinya pembiayaan bermasalah atau terjadinya praktik moral hazard nasabah pada
pembiayaan murabahah.
E. Analisa Hasil Pencegahan Moral Hazard Nasabah Pada Pembiayaan