Falsafah dan Motivasi Upaya Rehabilitasi

95 Sejalan dengan pendapat di atas, Peraturan Pemerintah R.I No. 36 Tahun 1980 tentang usaha kesejahteraan sosial bagi penderita cacat yang menerangkan bahwa rehabilitasi merupakan proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan penderita cacat mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat Dit. Keswa, 1985.

2.3.1. Falsafah dan Motivasi Upaya Rehabilitasi

Sesudah perang dunia II, upaya rehabilitasi berkembang pesat dan mempunyai dasar falsafah yang lebih kokoh, sejalan dengan berkembangnya faham hak azasi manusia. Falsafah rehabilitasi berubah “from charity to right”, berarti bahwa pertolongan dalam upaya rehabilitasi dijalankan berdasarkan pemberian hak azasi sebagai manusia seutuhnya. Dasar ini kiranya sesuai dengan falsafah Pancasila sebagai falsafah Negara Republik Indonesia, khususnya dengan sila perikemanusiaan yang adil dan beradab dan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Di samping didasari oleh falsafah kemanusiaan, upaya rehabilitasi juga didorong atas pertimbangan ekonomi. Melalui upaya rehabilitasi diharapkan ketergantungan pasien terutama ketergantungan secara ekonomi dapat diperpendek. Dengan demikian beban keluarga dapat diperingan, karena pasien setelah memperoleh pelayanan rehabilitasi diarahkan menjadi individu yang berswadaya, swasembada mandiri dan berguna di dalam masyarakat. Di samping itu dengan adanya rehabilitasi dampak kecacatan yang ada pada diri pasien baik terhadap diri, keluarga maupun masyarakat dapat diperkecil atau sama sekali dihilangkan. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Jhon Edison Purba : Pengaruh Intervensi Rehabilitasi Terhadap Ketidakmampuan Bersosialisasi Pada Penderita Skizofrenia Yang Dirawat Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, 2009 96 Atas dasar pengembalian hak azasi yang ada pada diri pasien, pasien akan mempunyai arti yang lebih positif baik bagi upaya rehabilitasi itu sendiri maupun bagi rehabilitannya, karena bantuan yang diberikan dalam upaya rehabilitasi kepada rehabitan dimaksudkan agar mampu mengembalikan kesadaran, kemauan, potensi, inisiatif dan sebagainya sehingga akhirnya rehabilitan mampu menolong dirinya sendiri dan dapat mempertahankan hak azasinya untuk hidup bersama warga masyarakat yang lain. Menurut Dit. Keswa 1985, untuk memperkuat motivasi para petugas rehabilitasi pasien mental kiranya perlu diketahui beberapa prinsip yang memungkinkan bahwa rehabilitasi pasien mental itu dapat dijalankan, antara lain: a. Gangguan mental tidak pernah merusak seluruh kepribadian manusia atau tingkah lakunya. Hal ini berarti bahwa bagaimanapun parahnya penyakit yang diderita seorang pasien mental selalu masih ada kepribadian dan tingkah laku yang sehat dalam diri pasien tersebut. Merupakan kewajiban ahli terapi dan rehabilitasi mental untuk menemukan bidang-bidang tersebut dan perlu menilai potensi dari bidang-bidang itu untuk lebih dikembangkan lagi. b. Tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan atau dibina kepada jurusan yang mengandung sejumlah reaksirespons yang baru. Selanjutnya dapat diharapkan bahwa pasien mental dapat dilatih untuk memberikan reaksi response yang tertentu yang lebih efektif. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Jhon Edison Purba : Pengaruh Intervensi Rehabilitasi Terhadap Ketidakmampuan Bersosialisasi Pada Penderita Skizofrenia Yang Dirawat Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, 2009 97 c. Tingkah laku manusia selalu mengindahkan adatidak adanya faktor-faktor tertentu khususnya faktor yang dapat menimbulkan tekanan sosial pada individu sehingga dengan demikian reaksirespons manusia tersebut sampai taraf tertentu dapat diramalkan, sehingga perlahan-lahan pasien mental dapat dilatih untuk mentaati peraturan permainan. d. Sikap dan tekanan sosial dalam kelompok sangat penting dalam menunjang atau menghambat tingkah laku individu dalam kelompok sosial tersebut. Menciptakan suasana kebersamaan dalam terapi agar tercipta rasa tanggung jawab, rasa keadilan dan rasa kemanusiaan. e. Rehabilitasi adalah proses transisi dan proses kesiapan ke arah pengembalian pasien mental kemasyarakatan dan oleh sebab itu masyarakat perlu menghayati pentingnya peranan yang dipegangnya dalam proses rehabilitasi tersebut.

2.3.2. Aspek-Aspek Rehabilitasi