103
2.3.5. Arus Pasien dalam Unit Rehabilitasi
Arus  pasien  dalam  proses  rehabilitasi  pasien  mental  seperti  tercantum  dalam Pedoman  Rehabilitasi  pasien  Rumah  Sakit  Jiwa  di  Indonesia  Dit.  Keswa,  1985
adalah sebagai berikut: 2.3.5.1.
Secara  garis  besar  pelayanan  kesehatan  jiwa  di  rumah  sakit  ada  tiga kegiatan  pokok,  yaitu  prevensi  dan  promosi,  kurasi  pemulihan  dan  pelayanan
dan rehabilitasi, serta pengembangan program. 2.3.5.2.
Pasien datang dari masyarakat berobat ke rumah sakit jiwa diterima di unit  rawat  jalan.  Menurut  Dorland  1998  pasien  yang  dirawat  jalan  adalah
seorang  pasien  yang  datang  ke  rumah  sakit,  klinik  atau  balai  pengobatan  untuk mendapat  pengobatan,  namun  tidak  menempati  ranjang  pengobatan.  Dengan
demikian pasien skizofrenia  yang datang kerumah sakit jiwa untuk mendapatkan pengobatan  tetapi  tidak  menempati  ranjang  perawatan.  Setelah  diterima
selanjutnya  diadakan  pemeriksaan,  assesment  dan  diagnosis  sementara  terhadap pasien, kemudian ditentukan sebagai:
1 Pasien  rawat  jalan  dengan  memperoleh  terapi  medikterapi  yang  lain  atau
untuk konsultasi psikologik atau langsung dirujuk ke instansi lain. 2
Rawat  inap  opname.  Pasien  rawat  inap  ialah  pasien  yang  memerlukan perawatan  dalam  rumah  sakit  Dorland,  1998.  Jadi  pasien  skozofrenia  yang
dirawat  inap  adalah  pasien  yang  didiagnosa  mengalami  simptom-simptom skizofrenia dan dipandang perlu untuk dirawat dalam rumah sakit.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now Jhon Edison Purba : Pengaruh Intervensi Rehabilitasi Terhadap Ketidakmampuan Bersosialisasi Pada Penderita Skizofrenia Yang
Dirawat Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, 2009
104
3 Untuk  pasien  rawat  inap  tersebut  selanjutnya  diadakan  pemeriksaan  yang
lebih lengkap untuk menentukan diagnosa  yang tetap dan memperoleh terapi medik secara intensif.
4 Dengan  terapi  medik  intensif  akan  terjadi  perubahan-perubahankemajuan
sehingga  selanjutnya  dapat  ditentukan  1  dapat  langsung  dipulangkan sebagai  rehabilitasi  spontan,  b  tetap  memperoleh  terapi  medik  intensif
bagi yang tidak ada kemajuan dan c direhabilitasi. 5
Bagi  pasien  yang  ditentukan  untuk  rehabilitasi  maka  prosesnya  sebagai berikut:
a Diadakan seleksi dan pengujian kerja work assessment.
b Dikirim ke terapi kerja terapi okupasi-occupational therapy.
c Diadakan evaluasi selama mengikuti terapi kerja.
d Atas  dasar  evaluasi  tersebut  pasien  akan  ditentukan  sebagai  pasien
yang segera dipulangkan sebagai rehabilitasi spontan atau diteruskan ke latihan kerja vocational training.
6 Diadakan evaluasi selama berada di dalam latihan kerja.
7 Atas dasar evaluasi point f tersebut ditentukan untuk:
a Disalurkan  pulang  kekeluarga  dengan  membawa  pulang  bekal
keterampilan kerja rehabilitasi vokasional. b
Disalurkan  keinstansi  lain  misalnya  ke  panti  rehabilitasi  sosial,  ke tempat kerja di masyarakat dan lain-lain.
c Ditempat dalam sheltered workshop.
p d f Machine
I s a  pdf w r it e r  t ha t  pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application you can use pdfMachine.
Get yours now Jhon Edison Purba : Pengaruh Intervensi Rehabilitasi Terhadap Ketidakmampuan Bersosialisasi Pada Penderita Skizofrenia Yang
Dirawat Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, 2009
105
8 Bagi  rehabilitan  yang  sudah  disalurkan  selanjutnya  diadakan  pengawasan
dengan: a
Pelayanan home visit. b
Pelayanan after carelday carenigh care.
2.4. Pengaruh