LATAR BELAKANG PENELITIAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Kanker payudara merupakan keganasan yang menyerang hampir sepertiga dari seluruh keganasan yang dijumpai pada wanita. Kanker payudara juga merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker paru pada wanita serta menempati insiden tertinggi dari seluruh jenis keganasan. 1 Setiap tahun, lebih dari satu juta kasus baru kanker payudara didiagnosa di seluruh dunia dan hampir 400.000 orang akan meninggal akibat penyakit tersebut. 2 Sesuai dengan data yang didapatkan dari American Cancer Society , di Amerika Serikat sepanjang tahun 2001, insiden kanker payudara mencapai 192.200 penderita dan 40.860 berakhir dengan kematian. Sekitar 75 penderita berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 5 yang berusia kurang dari 40 tahun. Awalnya insiden 1 pertahun, tetapi mulai tahun 1980an terjadi peningkatan menjadi 3 - 4 pertahun atau dijumpai 111 kasus baru pada setiap 100.000 wanita. 2,3,4,5 Penderita lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan dengan pria 200 : 1. Pada 2002 didapatkan 203.500 kasus baru dan 39.600 kasus berakhir dengan kematian. Selama 50 tahun terakhir, terjadi peningkatan kasus kanker payudara di Amerika Serikat. 1 Di negara-negara Asia, insiden kanker payudara mencapai 20 orang per 100.000 penduduk. Di Indonesia sendiri, kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim di antara Reno Keumalazia Kamarlis : Tampilan imunositokimia HER2neu pada biopsi aspirasi jarum halus penderita kanker payudara, 2009 USU Repository © 2008 kanker yang menyerang wanita Indonesia. 2,7,8 Di Medan, dalam kurun waktu 1 tahun, dari Januari sampai Desember 2006, tercatat sebanyak 27 kasus dengan kanker payudara dari 107 kasus tumor payudara. 9 Kanker payudara merupakan keadaan malignansi yang berasal dari sel-sel yang terdapat pada payudara. Payudara wanita terdiri dari lobulus-lobulus, duktus- duktus, lemak dan jaringan konektif, pembuluh darah dan limfe. Pada umumnya kanker berasal dari sel-sel yang terdapat di duktus, beberapa diantaranya berasal dari lobulus dan jaringan lainnya. 10,11 Banyak sekali faktor resiko yang selanjutnya dapat menyebabkan berkembangnya kanker payudara. Secara statistik resiko kanker payudara meningkat pada wanita nullipara, menarche dini, menopause terlambat dan pada wanita yang mengalami kehamilan anak pertama di atas usia 30 tahun. Sebanyak kurang dari 1 kanker payudara tejadi pada usia kurang dari 25 tahun, setelah usia lebih dari 39 tahun insiden meningkat cepat. Insiden tertinggi dijumpai pada usia 45 – 50 tahun. 1 Hiperplasia lobular dan duktus atipik pada biopsi payudara meningkatkan resiko kanker payudara sebesar empat sampai lima kali lipat. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara meningkatkan resiko terserang kanker payudara menjadi lima kali lipat. Berkembangnya kanker pada satu payudara Reno Keumalazia Kamarlis : Tampilan imunositokimia HER2neu pada biopsi aspirasi jarum halus penderita kanker payudara, 2009 USU Repository © 2008 meningkatkan resiko kanker pada payudara yang lain sebesar enam kali lipat. 10,12,13 Keterlibatan faktor genetik ditunjukkan dengan kecenderungan familial yang kuat. Suatu “kromosom penanda” 1q+ telah dilaporkan dan peningkatan ekspresi onkogen HER2neu telah dideteksi pada beberapa kasus. Adanya onkogen HER2neu yang mengalami amplikasi pada sel-sel kanker payudara berhubungan dengan prognosis yang buruk. 13,14,15,16,17 Sitologi biopsi aspirasi jarum halus dipergunakan secara luas dalam bidang diagnostik berbagai tumor, baik sebagai diagnostik preoperatif maupun konfirmatif. Martin dan Ellis 1926 pertama kali mempergunakan biopsi aspirasi sebagai sarana diagnostik berbagai tumor di Memorial Hospital, New York. 18 Diagnostik secara sitologi dapat memberikan hasil memuaskan dan mendukung suatu diagnosa serta memberikan diagnosa yang sama dengan hasil pemeriksaan secara histopatologi. Sebagai sarana diagnostik, pemeriksaan teknik biopsi aspirasi mempunyai beberapa nilai tambah yaitu lebih cepat, sederhana dan lebih murah jika dibandingkan potong beku. 4 Pada dasawarsa terakhir, dikembang teknik pemeriksaan sitologi dengan menggunakan reaksi antigen yang terdapat pada jaringan atau atau sediaan hapus dengan menggunakan reaksi spesifik imunologik antigen-antibodi yang Reno Keumalazia Kamarlis : Tampilan imunositokimia HER2neu pada biopsi aspirasi jarum halus penderita kanker payudara, 2009 USU Repository © 2008 selanjutnya terjadi pengikatan antigen serta dapat diamati dengan mikroskop cahaya. 19 Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas dirasakan perlu dilakukan suatu penelitian untuk mendeteksi dan mengetahui secara dini tampilan HER2neu melalui pemeriksaan imunositokimia dengan prosedur . yang lebih mudah, dan hal ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus. Adapun metode yang dilakukan adalah penderita secara pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus sitologi didiagnosa dengan karsinoma mamma C5, dilanjutkan dengan melakukan biopsi aspirasi jarum halus kembali untuk dilakukan pemeriksaaan secara imunositokimia. Diharapkan dengan demikian secara dini dapat dideteksi ada atau tidaknya tampilan HER2neu sehingga peluang penderita untuk mendapatkan penanganan serta terapi yang tepat dan cepat serta memberikan prognosis yang lebih baik.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH