Resistensi Obat Malaria TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Resistensi Obat Malaria

Resistensi obat anti malaria adalah kemampuan parasit untuk terus hidup dalam tubuh manusia, berkembang biak dan menimbulkan gejala penyakit walaupun telah diberikan pengobatan secara teratur baik dengan dosis standar maupun dosis yang lebih yang lebih tinggi, yang masih bisa ditolerir oleh pemakai obat. Pada saat ini resistensi Plasmodium terhadap obat anti malaria merupakan tantangan besar yang dihadapi dalam upaya pemberantasan malaria Tjitra, 2000; Bloland, 2001. Secara umum resistensi terjadi karena mutasi spontan yang dapat mengurangi sensitivitas obat. Mutasi ini sendiri tidak menyebabkan kemampuan hidup atau perkembangbiakan parasit menjadi meningkat, tetapi menekan pengaruh obat terhadap parasit. Untuk beberapa obat, hanya perlu satu tempat mutasi untuk membuat resisten, sementara untuk obat-obat lain diperlukan beberapa tempat mutasi. Pemberian obat akan menghilangkan parasit yang lemah, sementara parasit yang resisten akan tetap hidup. Bloland, 2001; Tjitra, 2004. Resistensi P.falciparum terhadap klorokuin pertam kali dilaporkan pada tahun 1961 oleh Moore dan Lanier di Kolombia, Amerika Selatan. Sejak itu dilaporkan pula kasus- kasus dari Brazil, Guyana, Suriname,Venezuela, Bolivia dan Panama. Di Asia Tenggara resistensi dilaporkan untuk pertama kali di Muangthai pada tahun 1961, kemudian berturut-turut di Malaysia tahun 1962, Kamboja tahun 1964, Laos tahun 1964, Vietnam tahun 1967, Filipina tahun 1970, Birma tahun 1971 dan Sabah tahun 1972 Pribadi, 1980. Di Indonesia P.falciparum yang resisten klorokuin pertama kali ditemukan tahun 1974 di Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur. Dari tahun ke tahun wilayah Indira Julia : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Artesunat + Sulfadoksin – Pirimetamin Dengan Artesunat…, 2007 USU e-Repository © 2008 malaria yang penderitanya resisten terhadap obat anti malaria semakin meluas. Hingga tahun 1996 telah ditemukan resistensi P.falciparum terhadap klorokuin dengan derajat yang berbeda di semua propinsi. P.falciparum yang resistensi terhadap sulfadoksin- pirimetamin secara in vivo dan in vitro juga telah ditemukan antara lain di 11 propinsi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya Depkes RI, 2003 ; Tjitra, 2000. Kecepatan penyebaran resistensi Plasmodium terhadap obat anti malaria berbeda pada masing-masing daerah atau negara. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan resistensi adalah penggunaan dosis obat yang tidak tepat pada pengobatan malaria. Minum obat yang tidak benar, seperti kurangnya kepatuhan penderita, kualitas obat yang jelek, intensitas transmisi malaria, dan imunitas yang rendah juga memudahkan terjadinya resistensi Bloland, 2001.

2.5. Pengobatan Malaria dengan Kombinasi Obat

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat- Klindamisin dengan Kinin-Klindamisin pada pengobatan Malaria Falsiparum tanpa komplikasi pada anak

0 60 80

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat-Klindamisin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Fasiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak

0 43 82

Efikasi Gabungan Artemeter-Lumefantrin dan Artesunat-Amodiakuin sebagai Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi pada Anak

0 26 67

Perbandingan efikasi Kombinasi Artesunat-Amodiakuin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi pada Anak

0 37 70

Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Sulfadoksin-Pirimetamin + Artesunat Dengan Sulfadoksin-Pirimetamin + Amodiakuin Pada Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi

1 33 77

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat-Sulfadioksin Pirimetamin Dengan Artesunat-Amodiakuin Pada Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi

1 41 65

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat- Klindamisin dengan Kinin-Klindamisin pada pengobatan Malaria Falsiparum tanpa komplikasi pada anak

0 0 16

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat- Klindamisin dengan Kinin-Klindamisin pada pengobatan Malaria Falsiparum tanpa komplikasi pada anak

0 0 16

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat-Klindamisin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Fasiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak

0 0 16

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat-Klindamisin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Fasiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak

0 0 16