Tempat dan Waktu Penelitian Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan uji klinis terbuka open trial secara random. Cara kerja

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Teluk Dalam, Lahusa, dan Amandraya, Kabupatan Nias Selatan pada bulan September sampai dengan Desember 2006. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1. Peralatan Pemeriksaan Fisik dan Klinis Pada subjek penelitian dilakukan pemeriksaan fisik dan klinis dengan menggunakan peralatan : termometer suhu tubuh, timbangan badan, stetoskop.

3.2.2. Peralatan dan Bahan Laboratorium

Peralatan dan bahan laboratorium yang dibutuhkan adalah : mikroskop object glass, cover glass, slide box, hemolet, rak pewarnaan, kapas, kertas tissue, pipet tetes, pipet 10 ml, gelas ukur 10 ml dan 100 ml, aquadest, baker glass 100 ml dan 500 ml, tabung reaksi, hair dryer, minyak imersi, larutan Giemsa, metanol, alkohol dan larutan buffer.

3.2.3. Obat-obatan

Obat-obatan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Indira Julia : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Artesunat + Sulfadoksin – Pirimetamin Dengan Artesunat…, 2007 USU e-Repository © 2008 1. Artesunat 50 mg, merupakan produksi dari Beijing Wanhui Double Crane Pharmaceutical yang diimpor oleh PT. Trimitra Sehati, Indonesia dengan nomor Batch 050406, tanggal produksi 08042006, dan tanggal kadaluarsa 042009. 2. Sulfadoksin-pirimetamin, yang merupakan kombinasi antara sulfonamida sulfalen dengan diaminopirimidin, mengandung 500 mg sulfadoksin dan 25 mg pirimetamin. Sediaan ini merupakan sediaan generik buatan PT. Indofarma, nomor Batch 0505005, dan tanggal kadaluarsa 062009. 3. Doksisiklin 100 mg, merupakan sediaan generik buatan PT. Indofarma, nomor Batch C0305 LJ, tanggal kadaluarsa 062010. 4. Parasetamol 500 mg buatan PT. Indofarma, diberikan sebagai pengobatan simptomatis bila suhu aksila 38,5 C.

3.3 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan uji klinis terbuka open trial secara random.

3.4. Populasi Penelitian 3.4.1. Populasi Terjangkau Penderita dengan gejala demam dan atau riwayat demam dalam satu minggu terakhir dan dijumpai P.falciparum pada sediaan darah tepi selama periode penelitian.

3.4.2. Kriteria Inklusi

1. Umur 14 tahun, laki-laki dan perempuan. 2. Infeksi P.falciparum monoinfeksi dengan kepadatan parasit ≥ 100µl. Indira Julia : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Artesunat + Sulfadoksin – Pirimetamin Dengan Artesunat…, 2007 USU e-Repository © 2008 3. Suhu aksila ≥ 37,5 C atau dengan riwayat demam dalam 1 minggu terakhir. 4. Tidak mengkonsumsi obat antimalaria dalam 2 minggu terakhir, diketahui dari anamnesa. 5. Bersedia ikut dalam penelitian dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan informed consent.

3.4.3. Kriteria Eksklusi

1. Dijumpai Plasmodium jenis lain selain falciparum pada pemeriksaan darah tepi. 2. Hamil dan menyusui. 3. Ada gangguan fungsi hati, ginjal, dan jantung yang berat yang diketahui dari anamnesa, pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium. 4. Ada riwayat alergi terhadap obat antimalaria yang digunakan dan muncul reaksi alergi terhadap obat yang digunakan sewaktu penelitian berlangsung. 5. Terdapat gejala dan tanda malaria berat. 6. Mengundurkan diri dari penelitian sewaktu penelitian berlangsung.

3.4.4. Perkiraan Besar Sampel Sudigdo, 2002

Jumlah sampel minimal untuk penelitian dihitung menurut rumus di bawah ini n 1 = n 2 = 2 2 1 2 2 2 1 1 2 P P Q P Q P z PQ z − + + β α P 1 : Proporsi kesembuhan penderita malaria falciparum tanpa komplikasi dengan artesunat dan sulfadoksin-pirimetamin = 99 Dorsey, dkk, 2002. Indira Julia : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Artesunat + Sulfadoksin – Pirimetamin Dengan Artesunat…, 2007 USU e-Repository © 2008 P 2 : Proporsi kesembuhan penderita malaria falciparum tanpa komplikasi dengan artesunat dan doksisiklin = 80 Looareesuwan, dkk, 1994. Q 1 = 1 - P 1 = 0,01 Q 2 = 1 – P 2 = 0,20 P = ½ P 1 + P 2 = 0,895 Q = 1 – P = 0,105 = 0,05 Z = 1,645 = 0,20 Z = 0,842 Dari perhitungan di atas didapatkan besarnya sampel pada masing-masing kelompok yaitu minimal 31 orang. Untuk mengantisipasi angka drop out, direncanakan jumlah sampel sebesar 38 orang untuk tiap kelompok pengobatan, yang dipilih dengan cara random sederhana.

3.5. Cara kerja

Penderita yang ditemukan di lapangan dengan keluhan demam atau riwayat demam dalam satu minggu terakhir dengan atau tanpa gejala klinis malaria, dilakukan pemeriksaan yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah tepi malaria sediaan tebal dan tipis, untuk menghitung kepadatan parasitnya. Sebelumnya penderita diminta untuk mengisi formulir persetujuan ikut dalam penelitian dan ditandatangani oleh penderita atau orang tua penderita. Pada pemeriksaan sediaan tebal darah diambil dari jari tangan penderita yang sebelumnya dibersihkan dengan alkohol 70, kemudian diletakkan di atas gelas objek dan dikeringkan, diwarnai dengan pewarnaan Giemsa 10 dalam larutan buffer pH 7,1 selama 10-15 menit. Setelah selesai diwarnai, selanjutnya sediaan darah dicuci dengan hati-hati selama 1-2 menit, kemudian dikeringkan dan siap diperiksa secara mikroskop. Indira Julia : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Artesunat + Sulfadoksin – Pirimetamin Dengan Artesunat…, 2007 USU e-Repository © 2008 Pada sediaan darah tipis, cara pengecatannya sama dengan pemeriksaan darah tebal tetapi sebelum dilakukan pengecatan sediaan darah difiksasi dengan metanol Harijanto, 2000. Penderita yang memenuhi kriteria inklusi akan diambil sebagai subjek penelitian. Kemudian secara random dibagi menjadi dua kelompok, satu kelompok diberi kombinasi artesunat – sulfadoksin-pirimetamin dan kelompok lainnya diberi kombinasi artesunat- doksisiklin. Obat diminum pada hari pertama pengobatan, sesuai dengan kelompok pengobatan dan diawasi pemberiannya. Apabila setengah jam setelah pemberian obat penderita muntah, maka obat akan diberikan kembali dengan dosis yang sama. Penderita malaria yang tidak memenuhi kriteria inklusi tetap diberikan pengobatan malaria sesuai dengan standar pengobatan, dan bila bukan menderita malaria maka akan diobati sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Penderita dengan suhu 38,5 C diberikan tablet parasetamol 500 mg dengan dosis 3 x 1 tablet. Sebelum dilakukan pengobatan, maka terlebih dahulu diberikan penjelasan kepada penderita tentang kegunaan obat dan efek samping yang dapat terjadi. Penderita yang menjadi subjek penelitian akan diberikan catatan mengenai jadwal pemeriksaan berikutnya. Setiap penderita dari masing-masing kelompok pengobatan akan dinilai respon klinisnya, yaitu ETF, LTF, dan ACPR. Kepadatan parasit diperiksa pada hari ke 0, 1, 2, 3, 7, 14, dan 28, penderita diminta datang kembali untuk dilakukan pemeriksaan darah tepi. Apabila penderita tidak datang sesuai dengan hari yang ditentukan maka akan dikunjungi kekediamannya. Semua sediaan darah tepi penderita yang diteliti, dikonfirmasi ke bagian Parasitologi FK-USU untuk didiagnosa spesies Plasmodium dan dihitung kepadatan parasitnya. Kepadatan parasit dihitung per 200 leukosit atau per 1000 eritrosit Indira Julia : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Artesunat + Sulfadoksin – Pirimetamin Dengan Artesunat…, 2007 USU e-Repository © 2008 Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari ke 0, 1, 2, 3, 7, 14, dan 28, dengan mengukur suhu tubuh, serta mengukur besar limpa dengan metode Hackett Pemeriksaan darah rutin untuk hemoglobin, leukosit, eosinofil, trombosit, eritrosit, dan KGD pada hari ke 0 dan 14. Selama masa pengobatan penderita di pantau terhadap kepatuhan minum obat, efek samping yang terjadi akibat obat yang diberikan, maupun komplikasi malaria. Apabila selama pemantauan terjadi efek samping akibat pemakaian obat, maka penderita akan diberikan obat simptomatis untuk menghilangkan gejala akibat efek samping tersebut. Apabila penderita menunjukkan tanda malaria berat atau terjadi komplikasi malaria, maka penderita dikeluarkan dari penelitian dan dirawat di puskesmas atau rumah sakit serta diberikan pengobatan malaria dengan menggunakan kina HCl perinfus, dengan cara loading dose 20 mgkgBB dalam dekstrosa 5 atau NaCl fisiologis diberikan dalam 4 jam. Dilanjutkan dengan 10 mgkgBB dalam 4 jam setiap 8 jam berikutnya sampai penderita dapat minum obat Tjitra, 2000. Indira Julia : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Artesunat + Sulfadoksin – Pirimetamin Dengan Artesunat…, 2007 USU e-Repository © 2008 3.6.Kerangka Kerja .6.Kerangka Kerja Gambar 8. Kerangka Kerja Penelitian Gambar 8. Kerangka Kerja Penelitian Malaria falciparum tanpa komplikasi - Kepadatan plasmodium - Efek samping Pemeriksaan darah tepi Pemeriksaan fisik Populasi terjangkau Kriteria eksklusi Random Artesunat - sulfadoksin pirimetamin Pemeriksaan darah tepi dan pemeriksaan fisik hari ke 0,1,2,3,7,14,28 Pemeriksaan laboratorium darah rutin pada hari ke 0 dan 14 Eksklusi : Efek samping Drop out Pindah t.tinggal Eksklusi : Efek samping Artesunat - Doksisiklin Drop out Pindah t.tinggal Indira Julia : Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Artesunat + Sulfadoksin – Pirimetamin Dengan Artesunat…, 2007 USU e-Repository © 2008

3.7. Kelompok Perlakuan

Dokumen yang terkait

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat- Klindamisin dengan Kinin-Klindamisin pada pengobatan Malaria Falsiparum tanpa komplikasi pada anak

0 60 80

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat-Klindamisin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Fasiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak

0 43 82

Efikasi Gabungan Artemeter-Lumefantrin dan Artesunat-Amodiakuin sebagai Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi pada Anak

0 26 67

Perbandingan efikasi Kombinasi Artesunat-Amodiakuin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi pada Anak

0 37 70

Perbandingan Efikasi Terapi Kombinasi Sulfadoksin-Pirimetamin + Artesunat Dengan Sulfadoksin-Pirimetamin + Amodiakuin Pada Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi

1 33 77

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat-Sulfadioksin Pirimetamin Dengan Artesunat-Amodiakuin Pada Penderita Malaria Falciparum Tanpa Komplikasi

1 41 65

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat- Klindamisin dengan Kinin-Klindamisin pada pengobatan Malaria Falsiparum tanpa komplikasi pada anak

0 0 16

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat- Klindamisin dengan Kinin-Klindamisin pada pengobatan Malaria Falsiparum tanpa komplikasi pada anak

0 0 16

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA - Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat-Klindamisin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Fasiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak

0 0 16

Perbandingan Efikasi Kombinasi Artesunat-Klindamisin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Fasiparum Tanpa Komplikasi Pada Anak

0 0 16