Ciri-Ciri Guru yang Berkualitas

mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama, kebudayaan dan keilmuan. 26 Selanjutnya definisi guru yang dikemukakan oleh Dr. E Mulyasa, M.Pd. yaitu: Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin. 27 Merujuk kepada pengertian di atas maka guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajar atau orang yang tugasnya mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Dengan demikian pengertian kualitas pengajaran guru adalah tingkatan mutu atau baik buruknya seorang pendidik dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada siswanya serta tingkatan atau baik buruknya seorang guru dalam melakukan suatu proses interaksi antara guru dengan anak didiknya dalam rangka mengelola situasi yang memungkinkan anak didik untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dan untuk mewujudkan itu semua diperlukan guru yang berkualitas yang memiliki ciri dan karakteristik serta kemampuan yang profesional dengan berbagai kapasitasnya sebagai pendidik

b. Ciri-Ciri Guru yang Berkualitas

Dalam UU 20 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta PP No.192005 tentang Standardisasi Pendidikan menuntut seorang guru 26 Dr. H. Syafruddin Nurdin, Mpd dan Drs. Basyiruddin Usman, M.pd , Guru Profesional dan implementasi kurikulum, Jakarta : Ciputat Press, 2002, Cet ke-I, h.8. 27 Dr. E Mulyasa, M.Pd, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, Cet ke-6, h 37 harus memiliki syarat-syarat sehingga layak dipandang sebagai guru profesional. Salah satu syarat tersebut adalah guru harus memiliki sertifikat atau semacam lisensi dari pemerintah pusat atau dari perguruan tinggi tertentu yang terakreditasi. Dengan demikian dapat diklarifikasi mana saja guru yang pantas menyandang status guru yang berkualitas dan profesional dan mana yang belum pantas. Bertitik tolak dari pernyataan di atas, maka guru yang berkualitas adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, atau dengan kata lain guru yang berkualitas adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik,serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Jadi guru yang berkualitas adalah guru yang benar-benar menguasai apa yang harus dimiliki seseorang dalam menekuni pekerjaannya dalam hal ini ilmu- ilmu pendidikan yang dapat memenuhi kriteria dia sebagai guru yang profesional dan mencintai pekerjaannya, selain itu seorang guru yang berkualitas harus memiliki kemampuan- kemampuan yang dapat menunjang pekerjaannya tersebut. Menurut Gary A. Davis dan Margaret A. Thomas, paling tidak ada empat kelompok besar ciri-ciri guru yang efektif. Keempat kelompok itu terdiri dari : Pertama , memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas, yang kemudian dapat dirinci lagi menjadi 1 memiliki keterampilan interpersonal, khususnya kemampuan untuk menunjukkan empati, penghargaan kepada siswa, dan ketulusan; 2 memiliki hubungan baik dengan siswa; 3 mampu menerima, mengakui, dan memerhatikan siswa secara tulus; 4 menunjukkan minat dan antusias yang tinggi dalam mengajar; 5 mampu menciptakan atmosfer untuk tumbuhnya kerja sama dan kohesivitas dalam dan antar kelompok siswa; 6 mampu melibatkan siswa dalam mengorganisasikan dan merencanakan kegiatan pembelajaran; 7 mampu mendengarkan siswa dan menghargai hak siswa untuk berbicara dalam setiap diskusi; 8 mampu meminimalkan friksi-friksi di kelas jika ada. Kedua , kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran, yang meliputi: 1 memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menangani siswa yang tidak memiliki perhatian, suka menyela, mengalihkan pembicaraan, dan mampu memberikan transisi substansi bahan ajar dalam proses pembelajaran; 2 mampu bertanya atau memberikan tugas yang memerlukan tingkatan berpikir yang berbeda untuk semua siswa. Ketiga , memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik feedback dan penguatan reinforcement, yang terdiri dari: 1 mampu memberikan umpan balik yang positif terhadap respons siswa; 2 mampu memberikan respons yang bersifat membantu terhadap siswa yang lamban belajar; 3 mampu memberikan tindak lanjut terhadap jawaban siswa yang kurang memuaskan; 4 Mampu memberikan bantuan profesional kepada siswa jika diperlukan. Keempa t, memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri, terdiri dari: 1 mampu menerapkan kurikulum dan metode mengajar secara inovatif; 2 mampu memperluas dan menambah pengetahuan mengenai metode-metode pengajaran; 3 mampu memanfaatkan perencanaan guru secara kelompok untuk menciptakan dan mengembangkan metode pengajaran yang relevan dengan kekinian. 28 Jelaslah bahwa menjadi sosok guru yang berkualitas adalah bukan perkara yang mudah layaknya membalikkan telapak tangan, tetapi harus memiliki syarat-syarat khusus dan harus mengetahui seluk beluk teori pendidikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Muhammad Nurdin bahwa untuk menjadi guru yang berkualitas harus memiliki syarat-syarat khusus dan mengetahui tentang teori-teori kependidikan. 29 28 Prof. Dr. H. Asep Sjamsul Bachri, Profesionalisme Guru Sebuah Harapan, Pikiran Rakyat Bandung 2006. 29 Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi guru Profesional, Jogjakarta: Prismasophie, 2004, Cet ke-1 hal 157 Adapun syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru agar menjadi profesional dan berkualitas yaitu : Sehat jasmani dan ruhani, bertaqwa, berilmu pengetahuan, berlaku adil, berwibawa, ikhlas, mempunyai tujuan yang rabbani, mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan, serta menguasai bidang yang ditekuni. Secara garis besar kesembilan syarat diatas dapat dikelompokan kedalam tiga kategori, yaitu persyaratan administratif, persyaratan akademis dan persyaratan kepribadian. 30 Persyaratan administratif adalah persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan persyaratan legal formal. Persyaratan yang demikian ini menjadi sangat menentukan. Bahkan kualitas seseorang dapat dilihat dari ijazah serta sertifikasi keilmuan yang dimilikinya. Dalam konteks keindonesiaan, persyaratan administratif merupakan salah satu persyaratan yang sangat penting. Persyaratan akademis adalah persyaratan yang harus dimiliki seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan kapabilitas dan kualitas intelektual. Persyaratan akademis juga merupakan syarat yang sangat penting bagi seorang guru yang profesional. Persyaratan ini sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan yang dilaksanakannya. Kesuksesan pendidikan bukan hanya menjadi beban dan tanggung jawab sang murid sebagai pencari ilmu, akan tetapi justru gurulah yang memegang peranan dominan. Karena, jika sang guru secara akademis sudah tidak memadai, maka dengan sendirinya keterampilan untuk mengajar, kemampuan penguasaan materi pengajaran, dan bagaimana mengevaluasi keberhasilan murid tidak dimiliki secara akurat dan benar. Sedangkan untuk persyaratan kepribadian adalah persyaratan yang harus dimiliki seorang guru yang ingin menjadi profesional dalam kaitannya dengan sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai 30 Nurdin, Kiat Menjadi..., hal 20 seseorang yang harus digugu dan ditiru, dengan sendirinya mensyaratkan secara internal bahwa seorang guru harus memiliki kepribadian dan prilaku yang baik. Sebagai seorang guru yang profesional tidak ada alasan lain kecuali berakhlak yang mulia, baik dalam kaitannya dengan orang lain murid dan masyarakat, diri sendiri, lingkungan dan tentunya dengan Allah. Selanjutnya Prof. Dr. Abuddin Nata mengemukakan bahwa ciri- ciri guru yang berkualitas dapat dikelompokan dalam dua dimensi umum kemampuan, yaitu : 1 Kemampuan profesional yang mencakup a Penguasaan meteri pelajaran, mencakup bahan yang akan diajarkan dan dasar keilmuan dari bahan pelajaran tersebut. b Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan. c Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa. 2 Kemampuan personal yang mencakup a Penampilan dan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan. b Pemahaman dan penghayatan serta penampilan terhadap nilai-nilai yang sepantasnya dilakukan dan dimiliki guru. c Penampilan diri sebagai panutan dan teladan bagi para siswa. 31 Kemudian sejalan dengan ciri-ciri di atas Prof. Dr. H. Mohammad Surya juga mengemukakan bahwa : kualitas profesionalisme ditunjukan oleh lima hal : 1 Keinginan untuk selalu menampilkan prilaku yang mendekati standar ideal. 2 Meningkatkan dan memelihara citra profesi. 3 Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan professional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan keterampilan. 4 Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi 5 Memiliki kebanggaan terhadap profesinya. 32 31 Dr. H. Abuddin Nata, MA. Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2001, cet ke-1, hal 2. Dalam UU Guru dan Dosen pasal 7 ayat 1 bahwa pada dasarnya prinsip profesional guru mencakup karakteristik sebagai berikut: 1 Memilliki bakat, minat, panggilan dan idealisme, 2 Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas 3 Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas 4 Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi 5 Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan 6 Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja 7 Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi secara berkelanjutan, dan 8 Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 33 Adapun ciri-ciri guru yang berkualitas yang dimaksud oleh Prof. Dr. Oemar Hamalik mencakup berbagai macam aspek, dan yang paling penting yaitu profil kemampuan dasar guru yang meliputi: 1 Kemampuan menguasai bahan 2 Kemampuan mengelola program belajar- mengajar 3 Kemampuan mengelola kelas dengan pengalaman belajar 4 Kemampuan menggunakan mediasumber dengan pengalaman belajar 5 Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan dengan pengalaman belajar. 6 Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar dengan pengalaman belajar 7 Kemampuan menilai prestasi siswa dengan pengalaman belajar 8 Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan dengan pengalaman belajar 32 Prof. Dr. H. Mohamad Surya, Percikan Perjuangan Guru, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, Cet ke-1, hal 51 33 Surya, Percikan Perjuangan Guru..., hal 51 9 Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dengan pengalaman belajar 10 Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. 34 Senada dengan hal di atas Drs. Moh Uzer Usman menambahkan dalam bukunya Menjadi Guru Profesional bahwa ciri-ciri guru yang berkualitas salah satunya adalah ditunjukkan dengan adanya keterampilan dasar mengajar seorang guru. 35 Keterampilan itu meliputi: 1 Keterampilan bertanya Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan yang sangat penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa. Setidaknya agar keterampilan bertanya seorang guru lebih efektif dan akurat harus memperhatikan dasar-dasar pertanyaan yang baik. Adapun dasar-dasar itu adalah: a jelas dan mudah dimengerti oleh siswa. b berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan. c difokuskan pada suatu masalah. d berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berfikir. e berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk bertanya. f tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menenukan sendiri jawaban yang benar. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan ketika berlangsungnya tanya jawab adalah : a kehangatan dan keantusiasan, b kebiasaan yang perlu dihindari, seperti jangan mengulang-ulang pertanyaan bila siswa tidak 34 Prof. Dr. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, Cet ke-4, hal 43-58. 35 Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung :Remaja Rosdakarya, 2002, Cet ke-XIV, h 74-102 mampu menjawab, jangan mengulang-ulang jawaban siswa, jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa menjawabnya, usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak, jangan menentukan kepada salah satu siswa sebelum pertanyaan dilontarkan, dan jangan mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda. 2 Keterampilan memberi penguatan Penguatan merupakan respon terhadap suatu prilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali prilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal, dengan prinsip kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon yang negatif. Penguatan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian ; seperti bagus, puas dan lain-lain. Sedangkan nonverbal dapat dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol, dan kegiatan yang menyenangkan. 3 Keterampilan mengadakan variasi Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditunjukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam keterampilan mengadakan variasi ini adalah : pertama variasi dalam cara mengajar guru, kedua variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran dan ketiga variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. 4 Keterampilan menjelaskan Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hukum- hukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Oleh sebab itu keterampilan menjelaskan perlu ditingkatkan agar dapat mencapai hasil yang optimal. 5 Keterampilan membuka dan menutup pelajaran Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran. Agar kegiatan tersebut memberikan sumbangan yang berarti terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, perlu dilakukan secara profesional. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan oleh guru pada awal jam pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai, menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan dipelajarinya. 6 Keterampilan membimbing diskusi Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka dengan berbagai pengalaman atau informasi untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi, yaitu : a memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi, b memperluas masalah atau urutan pendapat, c menganalisis pandangan peserta didik, d meningkatkan partisipasi peserta didik, e menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan f menutup diskusi. 7 Keterampilan mengelola kelas Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan yang interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlaq bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efetif. 8 Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab lagi antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Selanjutnya Ace Suryadi mengemukakan dalam Studi Basic Education Quality ditemukan bahwa guru yang bermutu ditentukan oleh empat faktor utama: yaitu, 1 Kemampuan Profesional, 2 Upaya Profesional, 3 Waktu yang tercurahkan untuk kegiatan Profesional dan ke – 4 Akuntabilitasnya. 36 Pertama, kemampuan professional. Adalah intelegensi, sikap dan prestasi di bidang pekerjaanya. Secara sederhana ditunjukan dengan kemampuan menguasai materi pengajaran dan metodologinya. Untuk mencapai kemampuan profesional seorang guru tidak cukup mengantongi ijazah, tetapi kemampuan belajar seumur hidup untuk memperkaya dan memutakhirkan kemampuannya. Kedua, upaya professional. Adalah upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan profesional ke dalam tindakan mendidik dan mengajar secara berhasil. Upaya profesional ini antara lain diwujudkan dengan penguasaan keahlian dalam menyusun program pengajaran sesuai tahap perkembangan anak, menyiapkan pengajaran, mengunakan bahan-bahan ajar, mengelola kegiatan belajar murid dan mendiagnosa keberhasilan. Guru juga dapat memperkaya dan meremajakan kemampuan melalui inovasi dalam mengajar, termasuk dalam mengatasi dan membantu memecahkan kesulitan belajar anak didik. Sebagai guru profesional seorang guru dituntut untuk mengkaji, meneliti dan mengevaluasi cara mengajarnya untuk tidak mengulangi kegagalan dan tetap berhasil meningkatkan kemampuan belajar anak setiap saat. Ketiga, waktu yang tercurahkan untuk kegiatan profesional. Maksudnya adalah intensitas waktu dari seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas mengajar. Tidak mungkin guru menjadi profesional jika hanya sebagain kecil waktu yang tercurahkan untuk pekerjaannya. 36 Ace Suryadi, Menyoal Pendidikan dan Profesi Guru, Kompas Rabu 4 April 2001. Keempat, Akuntabilitasnya. Maksudnya yaitu guru bisa dikatakan profesional jika pekerjaannya itu dapat menjamin kehidupan mereka. Pendapatan seorang profesional ditentukan oleh kemampuan dan prestasi kerjanya. Ia terikat oleh kepentingan klien, yaitu sebagai siswanya sebagai pembayar pendidikan. Jika klien puas atas hasil kerjanya, guru akan memperoleh imbalan yang setimpal. Jika sebaliknya, maka ia tidak sepantasnya memperoleh imbalan yang memadai. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengajaran. Dalam suatu pengajaran banyak hal atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pengajaran seorang guru, karenanya untuk menjadikan proses pengajaran yang dilakukan menjadi berkualitas seyogyanya harus ditunjang dengan sebaik- baiknya dan selengkap-lengkapnya, agar proses pengajaran yang dilakukan menjadi lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan. Prof. Dr. H. Muhamad Surya mengatakan bahwa kualitas prilaku pengajaran guru ditentukan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternal, seperti tingkat pendidikan, penguasaan subjek, pengalaman, Kualitas kepribadian, kualitas kehidupan, sikap dan pandangan lingkungan masyarakat dan sebagainya. 37 Masih menurut Prof. Dr. H. Muhamad Surya bahwa salah satu unsur lain yang mempengaruhi kualitas pengajaran guru adalah Imbalan jasa. Yang berupa gaji dan tunjangan yang diperoleh para guru. 38 Beberapa studi yang telah dilakukan, 37 Surya, Percikan Perjuangan..., hal 79 38 Surya, Percikan Perjuangan..., hal 80 menunjukan kecenderungan hal itu bahwa imbal jasa yang diperoleh para guru akan mempengaruhi dinamika prilaku dan kehidupan guru dalam melaksanakan tugasnya. Walaupun demikian, tidak secara otomatis imbalan jasa itu akan memberikan dampak langsung terhadap kualiatas pengajaran guru, karena masih banyak faktor-faktor lain yang terkait. Selanjutnya pengajaran seorang guru bisa dikatakan berkualitas apabila terdapat faktor-faktor lain yang menunjang dan mempengaruhi di dalam proses pengajarannya , diantaranya yaitu: 1 Kemampuan Membuat Perencanaan Pengajaran. Kemampuan merencanakan pengajaran bagi profesi guru sama dengan kemampuan mendesain bangunan bagi seorang arsitektur. Sebelum membuat perencanaan belajar-mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam perencanaan pengajaran. Kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, ketermpilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang obyek belajar dan situasi pengajaran. Makna atau arti pada perencanaan pengajaran tidak lain adalah suatu proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran itu berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara terinci harus jelas kemana siswa akan dibawa, apa yang harus siswa pelajari, bagaimana cara siswa mempelajarinya dan bagaimana cara kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya. Tujuan, isi, metode dan tekhnik serta penilaian merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap program pengajaran. 2 Kemampuan Dalam Merumuskan Tujuan Pengajaran Kemampuan dalam merumuskan tujuan pengajaran merupakan titik awal yang sangat penting dalam proses perencanaan pengajaran, sehingga baik arti maupun jenis-jenisnya perlu dipahami betul oleh setiap guru. Kemampuan guru dalam menentukan tujuan pengajaran ini mutlaq harus dilakukan oleh guru agar materi yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 3 Kemampuan Dalam Penguasaan Materi Penguasaan materi bagi guru merupakan hal yang sangat menentukan khususnya dalam proses belajar mengajar. Kemampuan menguasai bahan pelajaran secara menyeluruh dari proses belajar mengajar, jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru. Guru bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang diajarkannya. Adanya buku pelajaran yang harus dibaca oleh siswa, tidak berarti guru tidak perlu menguasai bahan. Sungguh ironis dan memalukan jika terjadi ada siswa yang lebih dahulu tahu tentang sesuatu dari para guru. Memang guru bukan maha tahu tetapi guru juga dituntut pengetahuan umum yang luas dan mendalami keahliannya atau mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, disamping pengetahuan lain sebagai pelengkapnya. 4 Kemampuan Mengelola Proses Belajar Mengajar Secara Efektif. Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Pengelolaan proses belajar-mengajar yang efektif merupakan faktor dalam menunjang kualitas pengajaran seorang guru. Bagaimana mungkin kualitas pengajaran guru dikatakan baik jikalau pengelolaan proses belajar- mengajar yang dilakukan tidak efektif. Jadi pengelolaan proses belajar mengajar yang efektif adalah kunci keberhasilan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. 5 Kemampuan Mengelola Kelas. Kualitas pengajaran juga dipengaruhi oleh pengelolaan kelas yang baik, antara lain: Pertama, besarnya kelas. Kedua, suasana belajar yang demokratis. Suasana belajar seperti ini akan memberi peluang yang optimal dibandingkan dengan suasana belajar yang kaku. Dalam suasana belajar yang demokratis ada kebebasan siswa dalam belajar, mengajukan pendapat, berdialog dengan teman sekelas dan lain sebagainya. Ketiga, Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia di dalam kelas. Sering kita temukan bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar dikelas. Situasi seperti ini kurang menunjang kualitas pengajaran sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak optimal. Keempat, kelas baiknya diberi aneka macam pajangan untuk menghias ruang kelas sebagai tempat proses mengajar menjadi indah dan nyaman. 6 Kemampuan Menggunakan Media atau Alat Bantu Pelajaran Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pengajaran yang efektif. Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain : tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya. Yang berfungsi sebagai cara atau tekhnik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat bantu memegang peranan yang sangat penting sebab sebagai adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat peraga sering juga disebut audio visual, maksudnya adalah alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami siswa. 7 Kemampuan Dalam Menerapkan Keterampilan Dasar Mengajar Seorang guru yang ideal dan berkualitas harus memiliki dan memahami keterampilan dasar mengajar agar memudahkan tugasnya dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Penerapan keterampilan dasar mengajar seorang guru ini mutlaq dikuasai oleh guru dalam rangka menjadikan proses belajar mengajar yang berkualitas. 8 Kemampuan Menggunakan Metode Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa aktif. 9 Kemampuan Mengevaluasi Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evauasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga berdasarkan criteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakankan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. 39 Dari uraian faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang dapat mempengaruhi kualitas pengajaran adalah : 1 Kemampuan guru dalam membuat rancangan pengajaran 2 kemampuan guru dalam merumuskan tujuan pengajaran 3 penguasaan guru tentang materi yang 39 Hasil bacaan penulis kesimpulan dari berbagai sumber referensi yang penulis baca dan temukan. diajarkan. 4 kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar, 5 Kemampuan guru dalam mengelola kelas, 6 Kemampuan guru dalam membuat dan menggunakan media pembelajaran, 7 Kemampuan guru dalam menggunakan variasi metode dan strategi pembelajaran , 8 kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar, dan 9 Kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran. Dengan demikian, tinggi rendahnya atau baik tidaknya suatu pengajaran yang dilakukan oleh seorang guru kiranya dapat diukur berdasarkan kesembilan faktor-faktor di atas.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar