Pendekatan Terstruktur Metodologi Pengembangan Sistem

pendekatan engineering yang dipakai dalam pemecahan masalah, pendekatan terstruktur memerlukan prosedur dan pendekatan yang baku dan jelas atau paling tidak memerlukan metodologi yang akan dipakai dalam mengembangkan sistem. Struktur dapat menentukan perintah order serta dapat meningkatkan kemampuan pemahaman terhadap sistem yang rumit. Oleh karena itu struktur merupakan ciri utama pada desain sistem informasi ”struktur” dapat dihubungkan dengan cara dan bentuk penyusunan sasuatu. Struktur juga dapat dikatakan sebagai sistem yang sesungguhnya dibentuk. Penjelasan struktur dipusatkan pada penjelasan tentang hubungan antar berbagai bagian yang dikuasai oleh karakter umum atau fungsi keseluruhan. Penyusunan struktur merupakan suatu proses pengenalan, analisis, dan pemilihan alternatif kategori desain. Kebutuhan tentang metodologi dalam perkembangan sistem informasi juga dikemukakan oleh Brokes dkk. Mereka menyatakan bahwa ”meskipun tahap- tahap perkembangan sistem merupakan kerangka kerja ang berguna untuk mempertimbangkan keseluruhan proses analisis dan desain sistem, mereka yang bertang gung jawab melaksanakan tugas tersebut memerlukan gambaran dan metodologi yang harus diikuti. Tanpa metodologi yang sesuai, seorang analisis dan desainer yang kurang berpengalaman akan menemui kesulitan dalam menentukan yanglebih rumit dapat dipecahkan, dan sistem penyelesaian mudah perawatannya, fleksibel, lebih memuaskan pemakai, dapat didokumentasikan dengan lebih baik, sesuai dengan waktu dan anggaran yang ada. Jogiyanto ,2005 menyatakan bahwa keuntungan utama dari pendekatan terstruktur adalah produktifitas tinggi, sistem kualitas yang lebih baik, perawatan sistem penyelesaian yang lebih mudah, serta kemampuan yang lebih besat untuk menatik dan mempertahankan kualitas manusia. Menurut Nauman dkk., kita dapat mengatakan bahwa menentukan, menetapkan dan memenuhi tuntutan informasi organisasi secara tepat dan lengkap, adalah merupakan tugas sistem informasi organisasi. Unsur paling penting pada sistem tersebut adalah manusia: manajer, pemakai personel pengembangan sistem, serta personel pengoperasian. Akan tetapi untuk mendapatkan set persyaratan informasi yang benar dan lengkap adalah merupakan suatu hal yang sukar. Davis memberikan tiga alasan sehubungan dengan kesukaran tersebut, yaitu: 1. Sebagai pemroses informasi dan penyelesai masalah manusia mempunyai keterbatasan. 2. Adanya keanekaragaman dan kerumitan tuntutan informasi. 3. Adanya pola interakdi yang rumit di antara pemakai dan analisis dalam menentukan tuntutan. Selama perkembangan sistem, tuntutan informasi pada organisasi biasanya didokumentasikan dalam bentuk ”pengkhususan fungsional” atau ”desain logis”. Tuntutan inforamsi ini biasanya menunjukan adanya kesesuaian antara pihak pemakai dan pihak pengembang sistem. Pada akhir-akhir ini proses tersebut, diberbagai sumber, dinamakan sebagai ”tuntutan engineering” dan telah dikenal sebagai bagian yang paling penting dalam proses perkembangan sistem informasi.

2.4.2 System Development Life Cycle SDLC

Daur hidup pengembangan sistemSDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari tiap tahapan yang secara garis beras terbagi ke dalam tiga kegiatan utama yaitu Ladjamudin, 2005: 1. Analisia Tahapan Analisa digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan. Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil analisanya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap analisis ini adalah sebagai berikut: a Deteksi masalah Problem Detection b PenelitianInvestigasi awal Initial Investigation c Analisa Kebutuhan Sistem Requirment Analysis 2. Desain Tahapan desain memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan dalam tahap desain ini meliputi: a Perancangan keluaran Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran-keluaran yang akan digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan. b Perancangan masukan Perancangan masukan bertujuan menentukan data-data masukan, yang akan digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data-data masukan tersebut dapat berupa formulir-formulir, faktur dan lain-lain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pemrosesan sistem. c Perancangan file Perancangan file masuk dalam bahagian perancangan database yang diawali dengan merancang diagram hubungan antara entitas. Setelah itu melakukan uji normalisasi. 3. Implementasi Tahap implementasi memiliki berupa tujuan, yaitu untuk melakukan kegiatan spesifikasi rancangan logika kedalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem informasi yang dibangunnya atau dikembangkannya. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah: a Programming and Testing Pada tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan menggunakan pseucode yang digunakan dalam bahasa Indonesia terstruktur atau bahasa Inggris terstruktur. Setelah selesai dalam pembuatan algoritma, maka dibuatkanlah program aplikasi dengan menggunakan salah satu bahasa pemrograman terpilih. Setelah program selesai dibuatkan secara modular, perlu dilakukan test data, dengan mengentri sejumlah data kedalam program tersebut, dan dilihat bagaimana hasilnya, serta bagaimana cara pemrosesan yang dilakukan oleh program yang baru dibuat tersebut. b Training End user yang akan mengoperasikan sistem yang baru tersbut perlu dilatih secara keseluruhan. Materi pelatihan biasa saja berupa keuntungan dan