yang terdiri dari: tabel dan pohon keputusan, kaidah produksi, pembangunan prototype dan sebagainya.
b. Metode Observasi
Pada metode pengamatan observasi ini dilakukan peninjauan dan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang
dibutuhkan. Pengamatan dilakukan di Bengkel Motor Kribo yang bergerak dalam bidang jasa service dan modifikasi sepeda motor selain itu bengkel tersebut juga
melakukan penjualan berbagai macam komponen-komponen dan aksesoris sepeda motor.
Pengamatan ini dilakukan selama menjalani penelitian pada tanggal 1 Juli 2009 -30 November 2009, bertempat di Bengkel Motor Kribo bertempat di Jl.
Kertamukti No. 26b Rt.oo108 Pisangan – Ciputat. c.
Metode Wawancara Wawancara dilakukan dengan cara mewawancarai secara langsung pihak-
pihak terkait, yang berguna untuk mendapatkan informasi maupun data-data yang dibutuhkan untuk perancangan dan pembangunan sistem yang akan dibuat, antara
lain: 1.
Wawancara terhadap pihak bengkel, dalam hal ini seorang pakar, guna mendapatkan gambaran mengenai sistem yang akan dibuat.
2. Wawancara terhadap respoden, dalam hal ini mewakili sebagai pihak user
,guna mendapatkan data-data maupun informasi.
Hasil dari wawancara ini, berguna untuk mendukung bahasan penelitian ini dalam hal melakukan perancangan dan membangun sistem, yang dapat
menghasilkan rancangan aplikasi yang dapat membantu pihak bengkel dan memberi kemudahan bagi pihak user lihat lampiran...
3.2 Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi yang digunakan dalam pengembangan sistem untuk perancangan dan pembangunan sistem pakar untuk memodifikasi sepeda motor
Suzuki Satria 120R ini, adalah metodologi terstruktur dengan model SDLC System Development Life Cycle, yang secara garis besar terbagi dalam tiga
kegiatan utama, yaitu Ladjamudin, 2005: 1.
Analisis Pada tahapan ini dilakukan indentifikasi terhadap domain permasalahan
yang telah ditentukan. Domain yang ditentukan dalam sistem pakar motor Suzuki Satria 120R meliputi modifikasi pada bagian dalam atau mesin dari motor
tersebut. Setelah masalah berhasil diidentifikasi maka selanjutnya adalah mengumpulkan semua permasalahan terkait yang ada untuk dianalisa dan
ditentukan bentuk representasi pengetahuannya. Setelah di analisa dari masalah terkait maka ditentukan pemilihan tools yang akan di gunakan dalam membangun
sistem pakar ini. 2.
Desain Setelah melakukan tahapan analisis, maka akan dilakukan tahapan desain
perancangan sistem pakar ini, yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru. Dalam perancangan desain sistem pakar ini juga desain bentuk dari
representasi pengetahuan terhadap pengetahuan yang berhasil dirumuskan pada tahapan sebelumnya. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut Hartati dan
Iswanti, 2008: a. Buat tabel pohon keputusan.
b. Tentukan kaidah-kaidahnya dalam bentuk kaidah produksi. Dalam tahap ini kaidah produksi yang digunakan untuk menentukan
aturan rule yaitu menggunakan, teknik Rule Based Knowledge dan bersifat statis Kridasantausa, 2006
Setelah melakukan perancangan model pengetahuan kemudian dilakukan rancangan desain arus data untuk sistem baru,untuk memperoleh rancangan
keluaran dari rancangan masukan yang didapat, maka diperlukan tools-tools yang menggambarkan bagan arus, yaitu: DFD Data Flow Diagram dan Flowchart.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini, meliputi: a. Perancangan Keluaran
Perancangan keluaran output dari sistem pakar ini, yaitu dengan menentukan keluaran-keluaran yang akan digunakan oleh sistem, yang berupa
tampilan-tampilan layar, dan juga format laporan-laporan yang diperlukan. b. Perancangan Masukan
Perancangan masukan input dari sistem pakar ini, yaitu dengan menentukan data-data masukan yang akan digunakan untuk mengoperasikan
sistem, seperti spesifikasi sepeda motor dan rule-rule untuk mendapatkan solusi. Alur dari masukan data dan informasi dalam sistem pakar ini
digambarkan dalam DFD dan Flowchart sistem.