13
keagenan tersebut timbul karena adanya konflik atau perbedaan kepentingan antara principal dan agent. Masalah keagenan antara
pemegang saham pemilik perusahaan dengan manajer potensial terjadi bila manajemen tidak memiliki saham mayoritas perusahaan. Pemegang
saham tentu
menginginkan manajer
bekerja dengan
tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer
perusahaan bisa saja bertindak tidak untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, tetapi untuk memaksimumkan kemakmuran mereka
sendiri Kodrat dan Herdinata, 2009:14. Teori keagenan agency theory berusaha menjelaskan tentang
penentuan kontrak yang paling efisien yang bisa membatasi konflik atau masalah keagenan Jensen dan Meckling, 1976. Menurut Anggraini
2006:7-8 perusahaan yang menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah cenderung akan melaporkan laba lebih rendah
atau dengan kata lain akan mengeluarkan biaya-biaya untuk kepentingan manajemen, salah satunya biaya yang dapat meningkatkan reputasi
perusahaan di mata masyarakat.
2. Teori Stakeholders
Stakeholder merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang meliputi karyawan, konsumen, pemasok, masyarakat,
pemerintah selaku regulator, pemegang saham, kreditur, pesaing, dan lain- lain. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas
yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus
14
memberikan manfaat bagi stakeholder. Gray, et al. 1994, dalam Purwanto, 2011:14 menyatakan bahwa:
“Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas
perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.
Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholder-
nya”. Teori stakeholder berkaitan dengan cara yang dilakukan perusahaan
untuk mengatur stakeholder-nya. Cara tersebut tergantung pada strategi yang diadopsi perusahaan, yaitu strategi aktif dan pasif Ullman, 1985
dalam Purwanto, 2011:14. Strategi aktif tidak hanya mengidentifikasi stakeholder, tetapi juga menentukan stakeholder mana yang memiliki
kemampuan terbesar dalam mempengaruhi alokasi sumber ekonomi ke dalam perusahaan. Perhatian yang besar terhadap stakeholder akan
mengakibatkan tingginya tingkat pengungkapan informasi sosial dan tingginya kinerja sosial perusahaan. Sedangkan perusahaan yang
mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal
untuk menarik perhatian stakeholder. Akibatnya adalah rendahnya tingkat pengungkapan informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan.
Pengungkapan informasi dapat dibagi menjadi dua yakni yang sifatnya wajib mandatory dan sukarela voluntary. Salah satu bentuk
pengungkapan sukarela yang berkembang dengan pesat saat ini yaitu pengungkapan sustainability report. Melalui pengungkapan sustainability
report pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan dapat
15
memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan
lingkungan Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Suryono, 2011:6.
3. Teori Legitimasi