37
2. Likuiditas dengan Publikasi Sustainability Report
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur
jangka pendek [Prastowo dan Juliaty 2002 dalam Almilia dan Retrinasari 2007:4]. Dalam Fitriani 2001, Wallace et al 1994
menyatakan bahwa likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini,
perusahaan dengan likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan
lemahnya kinerja manajemen. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Kuatnya kondisi keuangan
perusahaan akan memberikan image yang baik bagi perusahaan tersebut. Salah satu cara untuk meyakinkan para stakeholder adalah dengan
mempublikasikan kegiatan yang berkaitan dengan sosial dan lingkungan melalui sustainability report yang terpisah dari laporan tahunan Suryono
dan Prastiwi, 2011:6. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H
2
: Tingkat likuiditas berpengaruh terhadap sustainability report.
3. Leverage dengan Publikasi Sustainability Report
Leverage mencerminkan tingkat ketergantungan perusahaan terhadap para investor dan kreditor dalam membiayai asetnya. Rasio leverage yang
38
tinggi mengakibatkan perusahaan melanggar perjanjian kredit. Hal ini dikarenakan semakin tinggi leverage artinya semakin besar porsi
pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh utang, sehingga perusahaan cenderung untuk meninggikan laba sekarang. Tujuannya adalah agar
perusahaan dapat dengan mudah untuk memperoleh pinjaman, sebab laba yang tinggi menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang kuat dan
baik. Pelaporan laba yang tinggi, juga diimbangi dengan pengurangan
biaya, termasuk biaya untuk pelaporan sosial dan lingkungan sehingga kinerja keuangannya terlihat bagus. Perusahaan lebih memilih untuk
mengurangi pengungkapan laporan terutama yang bersifat sukarela, terlebih terpisah dari annual report seperti sustainability report, yang
tentunya akan memakan dana yang cukup besar. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H
3
: Leverage berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.
4. Tipe Industri dengan Publikasi Sustainabilty Report
Perusahaan yang termasuk dalam tipe industri high profile menurut Robert 1992 dalam Hackston dan Milne 1996 adalah perusahaan yang
mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan, tingkat risiko politik yang tinggi, atau tingkat kompetisi yang ketat. Penelitian
yang berkaitan dengan profile perusahaan kebanyakan mendukung bahwa industri high profile mengungkapkan informasi tentang tanggung jawab
39
sosialnya lebih banyak dari industri low profile. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H
4
: Tipe industri berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.
5. Aktivitas dengan Publikasi Sustainability Report
Rasio aktivitas ini digunakan untuk mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat mengelola sumber-sumber dananya. Perusahaan
dikatakan efektif apabila diikuti dengan tingginya perputaran aktiva di perusahaan tersebut. Semakin efektif perusahaan mengelola dananya maka
akan mencerminkan kondisi keuangan yang stabil, kuat, dan rendah risiko. Kondisi inilah yang merupakan upaya dari perusahaan untuk mendapat
dukungan dari para stakeholder demi kelangsungan hidup perusahaan. Tingginya rasio aktivitas merupakan gambaran kinerja keuangan yang
baik sehingga mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi lain yang lebih lengkap melalui laporan keberlanjutan sustainability
report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H
5
: Tingkat aktivitas perusahaan berpengaruh terhadap publikasi
sustainability report.
6. Ukuran Perusahaan dengan Publikasi Sustainability Report