39
sosialnya lebih banyak dari industri low profile. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H
4
: Tipe industri berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.
5. Aktivitas dengan Publikasi Sustainability Report
Rasio aktivitas ini digunakan untuk mengukur bagaimana suatu perusahaan dapat mengelola sumber-sumber dananya. Perusahaan
dikatakan efektif apabila diikuti dengan tingginya perputaran aktiva di perusahaan tersebut. Semakin efektif perusahaan mengelola dananya maka
akan mencerminkan kondisi keuangan yang stabil, kuat, dan rendah risiko. Kondisi inilah yang merupakan upaya dari perusahaan untuk mendapat
dukungan dari para stakeholder demi kelangsungan hidup perusahaan. Tingginya rasio aktivitas merupakan gambaran kinerja keuangan yang
baik sehingga mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi lain yang lebih lengkap melalui laporan keberlanjutan sustainability
report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa: H
5
: Tingkat aktivitas perusahaan berpengaruh terhadap publikasi
sustainability report.
6. Ukuran Perusahaan dengan Publikasi Sustainability Report
Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh para stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan upaya
yang lebih besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder dalam rangka menciptakan keselarasan nilai-nilai sosial dari kegiatannya dengan norma
perilaku yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu semakin besar
40
perusahaan akan semakin berkepentingan untuk mengungkap informasi yang lebih luas Suryono dan Prastiwi, 2011:8.
Beberapa penelitian sebelumnya, seperti Hackston dan Milne 1996, Sembiring 2005, serta [Fahrizqi 2010 dan Prihandono 2010 dalam
Kamil dan Herusetya] menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Hal ini karena semakin besar ukuran
perusahaan maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya, sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan praktik
pengungkapan sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:
H
6
: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap publikasi sustainability
report.
7. Komite Audit dengan Publikasi Sustainabilty Report
Komite audit merupakan alat yang efektif untuk melakukan mekanisme pengawasan, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan
meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan Foker, 1992 dalam Said et.al, 2009. Komunikasi yang terjalin antara komisaris, direksi, auditor
internal dan eksternal, merupakan aspek yang penting dalam menilai keefektifan dari komite audit Effendi, dalam Sari, 2008. Dalam
pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fungsi membantu dewan komisaris untuk i meningkatkan kualitas Laporan Keuangan, ii
menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan, iii
meningkatkan efektifitas fungsi internal audit SPI maupun eksternal
41
audit, serta iv mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian
Dewan KomisarisDewan Pengawas.
Berdasarkan keputusan
Bapepam Nomor
Kep-24PM2004 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya
sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan
koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik.
Dengan semakin sering mengadakan rapat, maka koordinasi komite audit akan semakin baik sehingga dapat melaksanakan pengawasan terhadap
manajemen dengan lebih efektif dan diharapkan dapat mendukung peningkatan pengungkapan informasi sosial dan lingkungan yang
dilakukan oleh perusahaan. Ho dan Wong 2001 dalam Said et.al. 2009 menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh secara signifikan
terhadap luas pengungkapan sukarela voluntary disclosure yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan
bahwa: H
7
: Komite audit berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.
8. Dewan Direksi dengan Publikasi Sustainability Report