b. Membantu mengurangi kelaparan
Kebutuhan  makanan  bayi  akan  terpenuhi  secara  bermakna  sampai  usia dua  tahun  jika  masih  menyusu  ASI  pada  ibunya.  Dengan  kata  lain,
pemberian  ASI  membantu  mengurangi  angka  kejadian  kurang  gizi  dan pertumbuhan yang terhenti yang umumnya terjadi pada usia ini. Menurut
Syafiq dan Fika, bayi yang diberi kesemapatan menyusu dini akan delapan kali  lebih  berhasil  dalam  menyusu  eksklusif.  Berarti,  bayi  yang  diberi
kesempatan  Inisiasi  Menyusu  Dini  akan  lebih  mungkin  disusui  sampai usia dua tahun bahkan lebih.
c. Membantu mengurangi angka kematian anak balita
Peran inisiasi menyusu dini dapat mengurangi 22 kematian bayi 28 hari. Berarti  inisiasi  menyusu  dini  mengurangi  angka  kematian  balita  8,8.
Selain  itu  inisiasi  menyusu  dini  dapat  meningkatkan  keberhasilan menyusu  eksklusif  dan  lama  menyusu  sampai  dua  tahun  sehingga  dapat
menurunkan kematian anak secara menyeluruh.
B. Manajemen Laktasi
1. Anatomi Payudara Depkes, 2002
Dibedakan menurut struktur internal dan eksternal. Struktur internal payudara terdiri  dari  kulit,  jaringan  dibawah  kulit  dan  korpus.  Korpus  terdiri  dari
parenkim  atau  jaringan  kelenjar  dan  stroma  atau  jaringan  penunjang. Parenkim merupakan struktur yang terdiri dari :
a. Saluran  kelenjar  :  duktulus,  duktus  dan  sinus  laktiferus.  Sinus  laktiferus
yaitu  duktus  yang  melebar  tempat  ASI  mengumpul,  selanjutnya  saluran mengecil dan bermuara pada puting. Ada 15-25 sinus laktiferus.
b. Alveolus yang terdiri dari sel kelenjar yang memproduksi ASI
Tiap  duktus  bercabang  menjadi  duktulus,  tiap  duktulus  bercabang  menjadi alveolus yang merupakan satu kesatuan kelenjar.
Duktus  membentuk  lobulus.  Sinus,  duktus  dan  alveolus  dilapisi  epitel  otot mioepitel  yang  dapat  berkontraksi.  Alveolus  juga  dikelilingi  pembuluh
darah  yang  membawa  zat  gizi  kepada  sel  kelenjar  untuk  diproses  sintesa menjadi  ASI.  Straoma  terdiri  dari  jaringan  ikat,  jaringan  lemak,  pembuluh
darah saraf dan limfa. Struktur  eksternal  payudara  terdiri  dari  puting  dan  areola  yaitu  bagian  lebih
hitam sekitar puting. Pada areola terdapat beberapa kelenjar Montgomeri yang mengeluarkan cairan untuk membentuk puting lunak dan lentur.
2. Refleks Menyusui pada Ibu
Pada proses laktasi perlu diketahui terdapat dua refleks pada ibu yang sangat penting  dalam  proses  laktasi  yaitu  refleks  prolaktin  dan  refleks  oksitosin
aliran  yang  timbul  akibat  perangsangan  puting  susu  oleh  hisapan  bayi. Masing-masing refleks tersebut adalah
a. Refleks prolaktin pembentukan ASI
Rangsangan  hisapan  bayi  melalui  serabut  saraf  akan  memacu  hipofisis anterior  untuk  mengeluarkan  hormon  prolaktin  ke  dalam  aliran  darah.
Prolaktin memacu sel kelenjar untuk sekresi ASI.
Makin  sering  bayi  menghisap  makin  banyak  prolaktin  dilepas  oleh hipofisis, maka makin banyak pula ASI yang diproduksi oleh sel kelenjar.
Mekanisme ini disebut mekanisme ”supply and demand” Depkes, 2002. b.
Refleks Oksitosin refleks pengaliran ASI atau let down reflex Rangsangan hisapan bayi melalui serabut saraf memacu hipofisis posterior
untuk  melepas  hormon  oksitosin  dalam  darah.  Oksitosin  memacu  sel-sel mioepitel  yang  mengelilingi  alveolus  dan  duktulus  untuk  berkontraksi,
sehingga  mengalirkan  ASI  dari  alveolus  ke  duktus  menuju  sinus  dan puting.  Dengan  demikian,  sering  menyusui  penting  untuk  pengosongan
payudara  agar  tidak  terjadi  engorgement  payudara  bengkak,  tapi  justru memperlancar pengaliran ASI.
Oksitosin  berperan  juga  memacu  kontraksi  otot  rahim,  sehingga mempercepat  keluarnya  plasenta  dan  mengurangi  perdarahan  setelah
persalinan.  ”let  down  reflex”  dipengaruhi  oleh  emosi  ibu,  rasa  khawatir, rasa sakit dan kurang percaya diri.
Gambar 2.2 Refleks Prolaktin dan Oksitosin let down refleks
3. Refleks Menyusui pada Bayi