BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Inisiasi Menyusu Dini
1. Pengertian
Menyusui  dini  adalah  pemberian  ASI  segera  setelah  bayi  dilahirkan yaitu 30 menit pertama setelah kelahiran bayi Depkes, 2001. Menyusui dini
juga  dikatakan  sebagai  suatu  perilaku  mempercepat  proses  menyusui  pada bayi  baru  lahir  Bobak,  2005.  Sedangkan  inisiasi  menyusu  dini  menurut
Roesli  2008  adalah  bayi  mulai  menyusu  sendiri  segera  setelah  lahir. Menurut  Depkes  2009  inisiasi  menyusu  dini  adalah  meletakkan  bayi
menempel  di  dada  atau  perut  ibu  segera  setelah  lahir,  membiarkannya merayap mencari puting kemudian menyusu sampai puas.
Protokol  evidence-based  yang  telah  diperbarui  oleh  WHO  dan UNICEF tentang asuhan  bayi  baru  lahir untuk satu  jam pertama  menyatakan
bahwa : a.
Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam.
b. Bayi  harus  dibiarkan  untuk  melakukan  inisiasi  menyusu  dan  ibu  dapat
mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan.
c. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi baru
lahir  hingga  inisiasi  menyusu selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti
memandikan, menimbang, pemberian vitamin K, obat tetes mata dan lain- lain.
Prinsip  menyusu  atau  pemberian  ASI  adalah  dimulai  sedini  mungkin  dan secara eksklusif.
Bayi  hendaknya  disusui  sedini  mungkin,  bahkan  ada  yang menganjurkan  waktu  masih  di  kamar  bersalin.  Pada  umumnya  sebelum  5-6
jam  setelah  dilahirkan  bayi  harus  dicoba  untuk  disusui  walaupun  ibu  belum mengeluarkan  ASI  Pudjiadi,  2005.  Apabila  bayi  tidak  menghisap  puting
susu pada  setengah  jam  setelah persalinan,  hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ke-3 atau
lebih.  Hal  ini  akan  memaksa  petugas  kesehatan  memberi  makanan  PASI karena bayi yang tidak mendapat cukup ASI akan rewel Purwanti, 2004.
Welford  2001  dalam  Biasa  dkk  2005  juga  mengatakan  bahwa ketika  bayi  pertama  kali  menghampiri  payudara,  bayi  akan  disambut  oleh
kolostrum yang telah ada sejak ibu melahirkan, hisapan bayi akan merangsang payudara untuk memproduksi ASI. Hal ini senada diungkapkan oleh Pudjiadi
2005 bahwa pada hari-hari pertama setelah melahirkan biasanya ASI belum keluar  banyak, akan tetapi  menyusui  bayi  merupakan  stimulasi  bagi kelenjar
payudara untuk memproduksi ASI. Menyusui  dini  dapat  mengkondisikan  kadar  hormon  prolaktin  tidak
sempat  turun  dalam  peredaran  darah  ibu,  sehingga  kolostrum  untuk  hari pertama  akan  lebih  cepat  keluar.  Tidak  adanya  rangsangan  pada  puting  susu
berarti  membiarkan  kadar  hormon  prolaktin  dan  oksitosin  turun  secara
perlahan  dalam  peredaran  darah,  sehingga  menyebabkan  ASI  yang  keluar sedikit  dan  berhenti  sebelum  bayi  berumur  6  bulan.  Semakin  sering  bayi
menyusui,  semakin  banyak  ASI  dikeluarkan  dihisap  dan  hal  ini  akan membuat semakin banyak ASI yang diproduksi Purwanti, 2004.
2. Manfaat menyusu dini dan kontak kulit dengan kulit Depkes, 2007