3. Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan perilaku anak didik,
tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai transfer of value, maka harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.
2.2 Tinjauan Mengenai Kesiapan Belajar
2.2.1 Pengertian Kesiapan Belajar
Menurut Dalyono 2005:25, “Kesiapan adalah kemampuan yang cukup
baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental, memiliki minat dan motivasi yang cukup
untuk melakukan suatu kegiatan ”. Oemar Hamalik 2008:94 menyatakan bahwa,
“Kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan
emosional ”.Djamarah 2002:35 berpendapat, “Kesiapan untuk belajar merupakan
kondisi diri yang telah dipersiapkan u ntuk melakukan suatu kegiatan”.
Pendapat lain diungkapkan oleh Darsono 2000:27, “Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis, merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar”.
Widyaningtyas dalam jurnal 2013:37 berpendapat bahwa , “Kesiapan belajar
yaitu keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan responjawaban dalam proses belajar.
Kesiapan menurut kamus psikologi adalah “Tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktikan
se suatu”. Dalam Chaplin, 2006:419, “Kesiapan meliputi kemampuan untuk
menempatkan dirinya jika akan memulai serangkaian gerakan yang berkaitan
dengan kesiapan mental dan jasmani”. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Slameto 2010:113 yang mendefinisika
n “Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respons jawaban di
dalam cara tertentu terhadap suatu situasi ”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kesiapan belajar adalah suatu kondisi di dalam individu yang
membuatnya siap baik fisik, mental, maupun emosional untuk memberikan respon atau kesediaan bereaksi terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Belajar
yang disertai dengan kesiapan akan memberikan hasil yang lebih baik bagi siswa. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada atau
kecenderungan untuk member respons. Menurut Slameto 2010:113, kondisi tersebut mencakup setidak-tidaknya 3 tiga aspek yaitu: 1 kondisi fisik, mental
dan emosional, 2 kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan, 3 ketrampilan, pengetahuan dan pengertian lain yang telah dipelajari.
Salah satu faktor belajar adalah kesiapan. Seperti yang diungkapkan Hamalik
2008:33. “Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lenih berhasil. Faktor kesiapan ini erat
hubungannya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan, dan tugas tugas perkembangan”. Menurut hukum kesiapan Thorndike dalam Sanjaya 2008:116
menyatakan : Pertama, jika pada seseorang ada kesiapan untuk merespons atau
bertindak, maka tindakan atau respons yang dilakukannya akan member kepuasan. Kedua, jika seseorang memiliki kesiapan untuk merespons,
kemudian tidak dilakukannya, maka dapat mengakibatkan ketidakpuasan. Ketiga, jika seseorang tidak memiliki kesiapan untuk merespons, maka
respons yang diberikan akan mengakibatkan ketidakpuasan.
Dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah suatu kondisi di dalam individu yang bersedia member respon atau bereaksi terhadap sesuatu.
Tentu dalam belajar sangatlah dibutuhkan persiapan diri untuk menghadapinya. Seseorang baru dapat belajar tentang sesuatu apabila dalam
dirinya terdapat kesiapan diri. Karena dalam kenyataannya setiap individu mempunyai perbedaan individu, maka masing-masing individu mempunyai latar
belakang perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan adanya pola pembentukan kesiapan yang berbeda-beda pula di dalam diri masing-masing anak.
Begitu pula kesiapan dalam belajar sangatlah berpengaruh pada perkembangan pribadi seseorang untuk mematangkan kesediaannya dalam belajar
tersebut dengan begitu seseorang akan mudah siap menerima sesuatu yang akan dipelajari dalam pembelajaran itu sendiri. Kesiapan seseorang itu merupakan
sifat-sifat dan kekuatan pribadi yang berkembang. Perkembangan ini memungkinkan anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta
mampu memecahkan persoalan yang selalu dihadapinya. Perkembangan kesiapan terjadi dengan mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Adapun prinsip-prinsip bagi
perkembangan kesiapan sebagai berikut:
2.2.2 Prinsip Kesiapan