sebanyak 95,16 dari total keseluruhan dengan kriteria jarang sampai sangat jarang melakukan perilaku disfungsional audit dan hanya sebanyak 4,84
responden yang kadang-kadang melakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku disfungsional audit pada Kantor Akuntan Publik di kota Semarang
sangat jarang dilakukan oleh auditor. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya hampir seluruh
auditor pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang sangat taat pada prosedur dan aturan yang berlaku karena sebagian besar dari auditor tidak setuju untuk
melakukan bentuk-bentuk manipulasi, kecurangan, dan penyimpangan. Artinya, auditor sangat menjaga kualitas hasil audit yang dilakukannya sehingga kualitas
hasil auditnya dapat dipertanggungjawabkan. Akan tetapi dalam kenyataan dilapangan masih ada 6 9,68 responden auditor yang kadang-kadang
melakukan tindakan perilaku disfungsional audit. Dimana perilaku disfungsional audit merupakan perilaku yang negatif dan menyimpang sehingga tidak bisa
dibenarkan dengan alasan apapun. Kantor Akuntan Publik yang menjadi tempat auditor bekerja perlu melakukan antisipasi dan melakukan pencegahan untuk
dapat menekan dan mencegah terjadinya perilaku disfungsional audit.
b. Deskripsi Variabel
Locus of Control Eksternal
Berdasarkan jawaban responden, maka hasil analisis deskripsi untuk variabel Locus of Control Eksternal disajikan dalam Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif
Locus of Control Eksternal
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation LOCE
62 25,00
54,00 46,16
5,84 Valid N listwise
62
Sumber: Data Primer diolah, 2016 Berdasarkan hasil perhitungan statistik secara deskriptif pada Tabel 4.8
menggambarkan bahwa nilai tertinggi dari Locus of Control Eksternal adalah 54 dari 62 jumlah sampel. Sedangkan nilai terendah adalah 25. Rata-rata nilai dari
locus of control eksternal adalah 46,16 dan standar deviasinya sebesar 5,84. Tabel
4.9 dibawah ini menyajikan frekuensi responden terhadap variabel locus of control
eksternal auditor secara keseluruhan, yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Variabel
Locus of Control Eksternal No
Interval Skor
F Kategori
Rata-rata skor
1 12
– 21 0,00
Locus of control eksternal
sangat rendah
46,16
2 22
– 31 2
3,23 Locus of control
eksternal rendah
3 32
– 41 9
14,52 Locus of control
eksternal sedang
4 42
– 51 43
69,35 Locus of control
eksternal tinggi
5 52
– 61 8
12,90 Locus of control
eksternal sangat tinggi
TOTAL 62
100,00 Kategori
Locus of control
eksternal tinggi
Sumber: Data Primer diolah, 2016
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 62 responden sebanyak 2 3,23 responden menjawab pertanyaan untuk variabel locus of control eksternal
dengan jumlah skor berkisar antara 22 sampai dengan 31 yang termasuk dalam kriteria locus of control eksternal rendah. Sebanyak 9 14,52 responden
menjawab pertanyaan dengan jumlah skor berkisar 32 sampai dengan 41 yang termasuk dalam kriteria locus of control ekaternal sedang. Sementara itu sebanyak
43 69,35 responden menjawab pertanyaan dengan jumlah skor berkisar antara 42 sampai dengan 51 yang termasuk dalam kriteria locus of control eksternal
tinggi. Sedangkan sisanya sebanyak 8 12,90 responden menjawab pertanyaan dengan jumlah skor berkisar antara 52 sampai dengan 61 yang termasuk dalam
kriteria locus of control eksternal sangat tinggi. Diketahui bahwa sebanyak 96,77 dari total keseluruhan responden memiliki locus of control eksternal
sedang sampai sangat tinggi dan hanya sebanyak 3,23 responden yang memiliki locus of control
eksternal rendah sampai sangat rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor memiliki locus of control
eksternal pada tingkat tinggi. Artinya, responden dengan locus of control eksternal tinggi merasa bahwa apa yang terjadi dalam dirinya karena faktor-faktor yang
tidak dapat di kendalikan dan merasa keberhasilannya juga disebabkan karena faktor keberuntungan dan nasib baik. Auditor yang memiliki locus of control
eksternal tinggi akan lebih mungkin terlibat dalam tindakan perilaku disfungsional audit karena merasa bahwa tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi sehingga
akan melegalkan perilaku disfungsional audit.
c. Deskripsi Variabel