Hasil Uji Koefisien Determinasi Parsial r Hasil Uji Parsial Uji t dan Model Regresi

Tabel 4.22 Hasil Uji Signifikansi Simultan ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 750,333 3 250,111 14,845 ,000 b Residual 977,167 58 16,848 Total 1727,500 61 a. Dependent Variable: PDA b. Predictors: Constant, KO, TI, LOCE Sumber: Data Primer diolah, 2016 Hasil uji statistik F pada Tabel 4.22 memperoleh F hitung sebesar 14,845 dengan nilai signifikansi 0.000. hal ini dapat di interpretasikan dengan tingkat signifikansi dibawah 5 =0,05 dan F hitung sebesar 14,845 F tabel sebesar 3,15 yang artinya locus of control eksternal, turnover intention, dan komitmen organisasi secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit auditor.

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi Parsial r

2 Selain melakukan uji t maka perlu juga mencari besarnya koefisien determinasi parsialnya untuk masing-masing variabel bebas. Uji determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing- masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Secara parsial kontribusi variable independent terhadapvariable dependent bisa dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.23 Hasil Uji Koefisien Determinasi Secara Parsial Coefficients a Model Correlations Zero-order Partial Part 1 Constant LOCE ,436 ,269 ,210 TI ,487 ,406 ,334 KO -,457 -,412 -,340 a. Dependent Variable: PDA Berdasarkan tabel 4.23 di atas, diketahui besarnya pengaruh locus of control eksternal terhadap perilaku disfungsional audit adalah 0,072 7,2. Besarnya pengaruh turnover intention terhadap perilaku disfungsional adalah 0,164 16,4. Sedangkan besarnya pengaruh komitmen organisasi terhadap perilaku disfungsional audit adalah 0,169 16,9 .

d. Hasil Uji Parsial Uji t dan Model Regresi

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen locus of control eksternal, turnover intention, dan komitmen organisasi terhadap variabel dependen perilaku disfungsional audit. Cara menganalisis uji t adalah membandingkan nilai signifikansi 0,05 =5 dan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel , termasuk nilai koefisiennya untuk menentukan pengaruh variabel independen berpengaruh secara positif atau negatif terhadap variabel dependen. Hasil pengujian parsial dapat dilihat pada Tabel 4.23. Tabel 4.24 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 13,658 6,310 2,165 ,035 LOCE ,208 ,098 ,229 2,125 ,038 TI ,799 ,236 ,357 3,386 ,001 KO -,359 ,104 -,351 -3,446 ,001 a. Dependent Variable: PDA Sumber: Data Primer diolah, 2016 Dari Tabel 4.24 dapat dijelaskan: 1. Hasil Uji t untuk H 2 , diperoleh hasil t hitung sebesar 2,125 dengan signifikansi sebesar 0,038. Pada hasil ini menunjukkan nilai signifikansinya yang kurang dari 5 =0,05 dan nilai t hitung 2,125 t tabel sebesar 1,6698 ini berarti variabel locus of control eksternal berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi locus of control eksternal auditor dapat meningkatkan penerimaan perilaku disfungsional audit. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H 2 diterima , karena locus of control eksternal yang lebih tinggi secara signifikan dapat meningkatkan penerimaan perilaku disfungsional audit auditor. 2. Hasil Uji t untuk H 3 , diperoleh hasil t hitung sebesar 3,386 dengan signifikansi sebesar 0,001. Pada hasil ini menunjukkan nilai signifikansinya yang kurang dari 5 =0,05 dan nilai t hitung 3,386 t tabel sebesar 1,6698 ini berarti variabel turnover intention berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi turnover intention auditor maka dapat meningkatkan penerimaan perilaku disfungsional audit. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H 3 diterima , karena turnover intention yang lebih tinggi secara signifikan dapat meningkatkan perilaku disfungsional audit auditor. 3. Hasil Uji t untuk H 4 , diperoleh hasil t hitung sebesar -3,446 dengan signifikansi sebesar 0,001. Pada hasil ini menunjukkan nilai signifikansinya yang kurang dari 5 =0,05 dan nilai t hitung -3,446 t tabel sebesar -1,6698 ini berarti variabel komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H 4 diterima , karena komitmen organisasi yang lebih tinggi secara signifikan dapat mengurangi perilaku disfungsional audit. Berdasarkan Tabel 4.23 maka persamaan regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut: Y= 13,658 + 0,208 X 1 + 0,799 X 2 - 0,359 X 3 + e Persamaan regresi linear berganda di atas dapat diartikan bahwa: 1. Konstanta sebesar 13,658 menyatakan bahwa jika variabel locus of control eksternal X 1 , turnover intention X 2 , dan komitmen organisasi X 3 dianggap sama dengan nol, maka variabel perilaku disfungsional audit auditor pada Kantor Akuntan Publik kota Semarang sama dengan 13,658 yang termasuk dalam kategori sangat jarang dilakukan. 2. Koefisien regresi variabel X 1 Locus of Control Eksternal bernilai 0,208 berarti bahwa, jika terjadi kenaikan locus of control eksternal sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka perilaku disfungsional audit auditor mengalami kenaikan sebesar 0,208. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara locus of control eksternal dengan perilaku disfungsional audit. Semakin tinggi locus of control eksternal seorang auditor maka semakin sering auditor melakukan perilaku disfungsional audit. Begitupun sebaliknya semakin rendah locus of control eksternal seorang auditor maka akan sangat jarang auditor melakukan perilaku disfungsional audit. 3. Koefisien regresi variabel X 2 Turnover Intention bernilai 0,799 berarti bahwa, jika terjadi kenaikan turnover intention sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka perilaku disfungsional audit auditor mengalami mengalami kenaikan sebesar 0,799. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara turnover intention dengan perilaku disfungsional audit. Semakin tinggi turnover intention auditor maka semakin sering auditor melakukan perilaku disfungsional audit. Sebaliknya semakin rendah tingkat turnover intention auditor maka sangat jarang auditor melakukan perilaku disfungsional audit. 4. Koefisien regresi variabel X 3 Komitmen Organisasi bernilai -0.359 berarti bahwa, jika terjadi penurunan komitmen organisasi sebesar satu satuan dengan asumsi variabel lain konstan, maka perilaku disfungsional audit auditor mengalami penurunan sebesar -0,359. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara komitmen organisasi dengan perilaku disfungsional audit. Semakin tinggi komitmen auditor dalam organisasi maka akan sangat jarang dalam melakukan perilaku disfungsional audit.

4.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh profesionalisme, karakteristik personal auditor. dan batasan waktu audit terhadap kualitas audit : studi empiris pada kantor akuntan publik di dki jakarta

3 10 134

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta dan Semarang)

0 6 139

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (STUDI PADA Pengaruh Karakteristik Personal Auditor Terhadap Prosedur Penghentian Audit Prematur (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta Dan Yogyakarta).

0 0 18

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT.

0 1 7

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDIT DAN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR PADA PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK PROVINSI BALI.

0 0 8

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT DENGAN VARIABEL INTERVENING KOMITMEN ORGANISASI (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta)

0 1 103

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA)

0 0 19

TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA)

0 0 19

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DAN KUALITAS AUDIT (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA)

0 0 19

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR, PENERIMAAN PERILAKU DISFUNGSIONAL, DAN KUALITAS AUDIT

0 0 14