Relevansi pemikiran Cinta Tanah Air perspektif Ath-Thahthawi dengan

59

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari analisa yang telah penulis paparkan pada bab-bab terdahulu mengenai konsep cinta tanah air menurut Ath-Thahthawi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut: 1. Konsep dari cinta tanah air perspektif Ath-Thahthawi adalah sebagai penduduk atau bangsa yang baik yaitu akan membela negaranya dengan seluruh manfaat dirinya, melayaninya dengan mengorbankan seluruh apa yang dimiliki, mempertaruhkan nyawanya, melindunginya dari segala sesuatu yang membahayakan sebagaimana perlindungan seorang ayah terhadap anaknya. 2. Terdapat 2 aspek relevansi konsep cinta tanah air perspektif Ath- Thahthawi dengan pendidikan di Indonesia yaitu terletak pada tujuan dari pada pendidikan dan kurikulum pendidikan. Tujuan dan kurikulum pendidikan ini merupakan komponen yang terpenting dalam pendidikan.

B. Implikasi

Dari eksplorasi penelitian berikut, implikasi yang dapat penulis paparkan: 1. Pendidikan yang dilakukan Indonesia untuk menanamkan cinta tanah air diwujudkan dengan cara pembelajaran PKn, yang mana pembelajaran tersebut harus memusatkan perhatian pada pemberian bekal terhadap siswa berupa pengetahuan tentang struktur pemerintahan dan kehidupan politik. Selain itu, siswa juga dituntut harus terlibat secara aktif dalam belajar dan bekerja serta pengalaman partisipasi di sekolah maupun masyarakat. Karena dengan hal tersebut dapat membentuk dan mengembangkan kompetensi siswa agar berpartisipasi secara aktif dan memiliki kesadaran atas peran dan tanggungjawabnya di dalam masyarakat. 2. Dalam pembelajaran PKn ini, guru harus menyusun perencanaan yang benar-benar memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran PKn.

C. Saran-saran

Dalam penulisan skripsi ini, perlu kiranya penulis memberikan saran kepada berbagai pihak, utamanya pemerintah, praktisi, pemerhati masalah pendidikan di Indonesia. Diantara saran-saran penulis adalah sebagai berikut: 1. Kepada pemerintah khususnya, dalam merespon arus globalisasi ini, kekuatan cinta tanah air pada diri bangsa Indonesia makin hari makin rapuh. Kiranya kepada pemerintah agar bisa mengatur kembali kebijakan-kebijakan pada pendidikan yang di dalamnya terdapat kurikulum pendidikan yang mengarahkan para peserta didik agar menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap tanah airnya. 2. Kepada praktisi pendidikan guru, staf pengajar, ustadz dan lain- lain, agar hendaknya mengajarkan para peserta didik agar dapat menumbuhkan prilaku yang mencerminkan cinta terhadap tanah air dan kemudian mereka bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari mereka. 3. Kepada pengamat dan pemerhati masalah pendidikan, agar terus berusaha membumikan konsep cinta tanah air melalui berbagai media, baik media massa maupun media elektronik, atau media- mesia lain yang lebih efektif dan efisien. 4. Kepada lembaga-lembaga pendidikan baik formal, informal maupun nonformal hendaknya diajarkan nilai-nilai yang mencerminkan sikap cinta terhadap tanah airnya dimulai dari hal yang terkecil. 5. Kepada generasi muda bangsa Indonesia yang menjadi harapan besar majunya bangsa Indonesia, hendaknya tunjukkan gelora kepemudaan yang mencerminkan cinta terhadap tanah air dimulai dengan bangga dan menghargai budaya, bahasa, adat serta keragaman yang ada di Indonesia. Kemudian tunjukkan jiwa semangat yang menggelora dalam membela, memperjuangkan dan mempertahankan tanah air Indonesia ini agar tidak kembali dikuasai oleh Negara lain yang ingin menguasai Negara kita yang kaya akan hasil buminya dan keindahan alamnya. 62 DAFTAR PUSTAKA Al- Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: PT Syamil Cipta Media. 2005. Al-Bukhari, Husain Fauzi. Rifa’ah ath-Thahthawi. Kairo: Maktabah Mesir. t.t. Al-Buthy. Al- Qur’an Kitab Cinta. Bandung: Mizan Media Utama. 2010. Ali, Said Ismail. Pelopor Pendidikan Islam Paling Berpengaruh. Jakarta: Pustaka Al- Kautsar. 2010. Aryani, Ine Kusuma dan Susatim, Markum. Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010. Ath-Thahthawi. al-Mursyid al-Amin li al-Banat wa al-Banin. Kairo: al-Haiat al- Mishriyyah al- ‘Ammah li al-Kitab. 2010. Azizy, A. Qodri. Membangun Integritas Bangsa. Jakarta: Renaisan. 2004. Azzel, Akhmad Muhaimin. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011. Bakhri, Syaiful. Ilmu Negara. Jakarta: Total Semesta Press. 2004. Bukhari. Shahih Bukhari. Kairo: Dar at-Taqwa li at-Turats. 2001. Depdikbud. Tokoh-tokoh pemikir paham kebangsaan Ir. H. Soekarno dan KH. Ahmad Dahlan. Jakarta: CV Ilham Bangun Karya. 1999. Erwin, Muhamad. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama. 2010. Gulen, M. Fethullah. Cinta dan Toleransi. Tangerang: Bukindo Erakarya Publishing. 2011. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori Praktik,. Jakarta: Bumi Aksara. 2013. Hamka. Pandangan Hidup Muslim. Jakarta: Bulan Bintang. 1961. Hasan, M. Iqbal. Pokok-pokok Materi Pendidikan Pancasila. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2002. Ihsan, Hamdani dan Ihsan, Fuad. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia. 2001. Imarah, Muhammad. Perang Terminologi Islam versus Barat. Jakarta: Rabbani Press. 1998. Al- A’mal Al-Kamilah Li Rifa’ah Rafi’ Ath-Thahthawi. Riyadh: Silsilah at-Turats. 2010