Latar Belakang Pendidikan Deskripsi data

kehidupannya menjadi lebih maju dan kuat dan meninggalkan tradisi- tradisi yang menyebabkan mereka kembali mundur dan lemah. 9 Hasil dari proses belajar yang ia lakukan dengan membaca dan melakukan pengamatan langsung membuahkan pemikiran baru dengan melahirkan ide-ide baru yang berguna untuk tanah airnya yaitu Mesir. Perjalanan hidup dalam mengarungi kehidupannya, Ath-Thahthawi selalu menampakkan bahwa dirinya selalu haus akan ilmu. Ilmu yang bermanfaat untuk dirinya sendiri bahkan bermanfaat untuk semua orang. Sekembalinya Ath-Thahthawi ke Kairo tepatnya pada tahun 1831 setelah melakukan perjalanannya dalam menuntut ilmu di Perancis, beliau diangkat sebagai guru bahasa Perancis dan penerjemah di sekolah kedokteran Abi Za’bal dan memimpin sekolah persiapan kedokteran oleh Muhammad Ali Pasya. Setelah menjadi guru bahasa dan penerjemah, dua tahun kemudian 1833 beliau dipindahkan ke sekolah Altireli dan menerjemahkan buku-buku tentang ilmu teknik dan kemiliteran. 10 Pada tahun 1835, usaha yang dilakukan oleh beliau adalah mendirikan Sekolah Penerjemah dengan tujuan untuk mencetak tenaga- tenaga ahli penerjemah yang profesional yang dibutuhkan oleh negara, jumlah siswa di dalamnya hanya terbatas untuk 150 orang pendaftar yang mewakili setiap daerah yang berada di Mesir. 11 Pada tahun 1836 sekolah ini diubah menjadi Sekolah Bahasa- bahasa Asing. Sebagai mata pelajaran pokoknya yaitu penerjemahan Arab-Perancis, kemudian sebagai mata pelajaran tambahannya yaitu bahasa- Turki, Itali, Persia dan Inggris dan ditambah pula dengan pelajaran ilmu teknik, al-jabar, sejarah dan geografi. Dan semenjak tahun 1844, sekolah ini berkembang menyerupai Universitas dengan berbagai jurusan, Fakultas-fakultas Adab, Hukum dan Dagang. Selama berdirinya sekolah ini buku yang berhasil diterjemahkan hampir mencapai 2.000 buah buku dengan dibantu oleh tenaga-tenaga guru yang berasal dari Mesir sendiri dan tenaga guru asing yang sengaja didatangkan oleh Ath-Thahthawi. 12 9 Rusli. Op. cit., h.70 10 Nasution. Op. cit., h. 44 11 Rusli. op. cit., h. 69 12 Rusli. loc. cit Namun, pada tahun 1848 setelah wafatnya Muhammad Ali Pasya dan kemudian digantikan oleh cucunya yang bernama Abbas, sekolah ini ditutup dikarenakan ketidaksenangannya Abbas terhadap Ath-Thahthawi dan dengan alasannya yang tidak begitu jelas. Akhirnya, Abbas memindahkan Ath-Thahthawi ke Sudan untuk mengepalai sebuah sekolah dasar yang ada di sana. Setelah wafatnya Abbas pada tahun 1854, beliau dipanggil kembali ke Mesir oleh Pasya baru yang bernama Said sebagai pengganti Abbas, dan kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah Militer. Di sekolah tersebut, beliau menerapkan kurikulum yang sama ketika ia mendirikan sekolahnya yang dulu yaitu pelajaran bahasa asing dan penerjemahan. Dan pada tahun 1863, beliau ditunjuk sebagai pimpinan Badan Penerjemahan Undang-Undang Perancis yang diadakan oleh Khedewi Ismail. 13 Selain itu, Ath-Thahthawi pernah menjadi pimpinan surat kabar resmi bernama “Al-Waqa’i Al-Misriyyah” yang telah diterbitkan oleh Muhammad Ali. Pada masa kepemimpinannya, surat kabar tersebut tidak hanya memuat berita-berita resmi, tetapi pengetahuan-pengetahuan tentang kemajuan barat juga termasuk di dalamnya. Dan pada tahun 1870, kegiatan yang beliau lakukan adalah mendirikan majallah “Raudhat al Madaris” dengan bertujuan untuk memajukan bahasa Arab dan menyebarkan ilmu-ilmu pengetahuan modern pada khalayak ramai. Majallah ini mengandung tulisan-tulisan tentang sastra Arab, ilmu falak, ilmu bumi, ilmu akhlak, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu pasti dan lain-lain. 14 Demikianlah kegiatan-kegiatan yang beliau lakukan selama beberapa tahun dalam mengabdikan dirinya terhadap tanah airnya, yang mana kegiatan tersebut menjadi sebuah karir dan prestasi beliau yang didapatkan atas hasil usaha yang telah dilakukannya selama ini. 13 Nasution. loc. cit. 14 Nasution. op. cit. h. 45