Teknik penulisan Metodologi Penelitian

dapat ia kuasai dengan baik. Jadi, selain dari mempergunakan waktunya untuk bekerja sebagai imam, beliau turut pula belajar. Sedangkan imam- imam yang lain tidak memanfaatkan waktunya untuk mengikuti pelajaran. Untuk mengadaptasikan dirinya selama berada di Perancis, Ath- Thahthawi berusaha keras mempelajari bahasa mereka dan pada akhirnya beliau pun menguasai bahasa Perancis tersebut. Karena beliau telah menguasai bahasa Perancis, beliau berhasil menerjemahkan berbagai risalah bahasa Perancis ke dalam bahasa Arab. Selain itu, dengan kemampuan tersebut, beliau dapat membaca dan mempelajari buku-buku sejarah, filsafat Yunani, ilmu hitung, logika, dan bahkan pemikiran para pemikir bangsa Perancis abad ke-19, seperti Voltaire, Condillac, Roeseau dan Montesque dalam bahasa Perancis. Hal ini menyebabkan beliau mempunyai pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang keilmuan. 4 Di antara orang yang dikirim Muhammad Ali, Ath-Thahthawi tercatat sebagai satu-satunya orang yang mengkhususkan dirinya dalam bidang penterjemahan. Kegiatan yang demikian merupakan salah satu yang diperlukan pada waktu itu. Ketika Muhammad Ali memerintah Mesir, Ath-Thahthawi memang dimanfaatkan, bukan hanya untuk kepentingan pemerintah bahkan juga untuk kemajuan rakyat kecil. Setelah lima tahun lamanya beliau tinggal di Perancis, akhirnya beliau kembali ke Mesir. Dan sekembalinya beliau di Mesir, beliau langsung diberikan jabatan sebagai guru bahasa Perancis dan berbagai jabatan Kepala Sekolah, serta pimpinan Badan Penterjemah Undang- undang Perancis. Berangkat dari latar belakang pendidikan dan pengalaman tersebut, hal itu turut membentuk wawasan kependidikan beliau. Beliau merupakan seorang sosok yang mempunyai intelektual tinggi, kecerdasan, serta membawa pemikiran-pemikiran yang baru. Berbagai ilmu telah banyak ia kuasai, sikap kepeduliannya terhadap perkembangan zaman, serta bahasa yang dikuasai selain bahasa Arab 4 Nasution. Op. cit., h. 43