Prosedur pengumpulan dan pengolahan data

38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data

1. Riwayat hidup Ath-Thahthawi

Rifa’ah Ath-Thahthawi adalah salah seorang pembaharu pemikiran di Mesir pada masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya. Selain penduduk asli Mesir, masih sedikit sekali orang yang mengetahui ataupun mengenal beliau. Padahal beliau mempunyai julukan pioner pembaharu pendidikan di Mesir. Beliau mempunyai nama lengkap Rifa’ah Badhawi Rafi’ Ath-Thahthawi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ath- Thahthawi yang nama panggilannya tersebut diambil dari kota kelahirannya. Beliau lahir di Thahtha suatu kota yang terletak di Mesir bahagian selatan pada tahun 1801 H, dan meninggal di Kairo pada tanggal 27 Mei pada tahun 1873. 1 ةَنَس اَطْهَط ِِ َدِلُو ْدَقَ ف 1801 ِقِداَصلا ِرَفْعَج ََِا اَُُْوُصُأ يِهَتْنَ ت ٍةَبَسَنُم ٍةَرْسُأ ْنِم ، نِب َْْسُْْا نِب نْيِدِباَعْلا نْيَز ىِلَع نب رِقاَبلا دَمَُُ نبِا ءاَرْ َزلا ةَمِطاَف ةَرِ اَطلا ةَعْضِبْلا مَلَسَو ْيَلَع ها ىَلَص ٍدَمَُُ ىَفَطْصُمْلا اّنِدِيَس ها ِلْوُسَر تْنِب . Telah dilahirkan di Thahtha pada tahun 1801 dari keluarga yang nasabnya sampai ke Ja’far Shadiq ibn Muhammad al-Baqir ibn Ali Zainal ‘Abidin ibn al-Husain ibn Fathimah az-Zahra Binti Rasulullah Muhammad saw. Dari beberapa literatur yang penulis temukan, tidak ada satu pun literatur yang meyebutkan identitas diri beliau, siapa nama kedua orang tuanya ataupun beliau merupakan anak ke berapa dari berapa anak. Akan tetapi, Husen Fauzi al- Bukhari menyebutkan, “Ath-Thahthawi merupakan 1 Ris’an Rusli, Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013, h. 66 2 Husain Fauzi al-Bukhari, Rifa’ah ath-Thahthawi, Kairo: Maktabah Mesir, t.t, 56 ket urunan dari Ja’far As-Shadiq Ibn Muhammad al-Baqir Ibn Ali Zain al- ‘Abidin ibn al Husain putra dari Fatimah az-Zahra bin Muhammad saw”. Ketika Muhammad Ali mengambil alih seluruh kekayaan di Mesir, harta orang tua Ath-Thahthawi termasuk kekayaan yang diambi alih dan dikuasai itu. Ia terpaksa belajar di masa kecilnya dengan bantuan dari keluarga ibunya. Ketika umur 16 tahun ia pergi ke Kairo untuk belajar di al-Azhar. Ia adalah murid kesayangan dari gurunya Al-Syaikh Hasan Al- ‘Attar yang banyak mempunyai hubungan dengan ahli-ahli ilmu pengetahuan Perancis yang datang dengan Napoleon ke Mesir. Ia selalu mengadakan kunjungan kepada ahli-ahli itu untuk mengetahui kemajuan ilmu pengetahuan mereka. Kunjungan-kunjungan itu mereka terima dengan senang hati, karena mereka dapat memperdalam pengetahuan mereka tentang bahasa Arab dari pergaulan dengan beliau sebagai ulama besar Al-Azhar. Selama beliau menjadi mahasiswa di Al-Azhar dan menjadi salah satu murid dari Syeikh Al- ‘Attar, Syeikh al-‘Attar melihat bahwa Ath- Thahthawi merupakan seorang pelajar yang sungguh-sungguh dan tajam pikirannya. Penilaian terhadap Ath-Thahthawi tersebut dilihat dari bagaimana cara belajar Ath-Thahthawi dalam kesehariannya. Oleh karenanya, Syeikh al- ‘Attar selalu memberi dorongan kepadanya untuk senantiasa menambah ilmu pengetahuan, agar pengetahuan yang ia punya tak hanya terfokus pada satu bidang saja akan tetapi dapat menguasai bidang yang lain juga. Ath-Thahthawi menuntut ilmu di Al-Azhar selama lima tahun dan menyelesaikan studinya pada tahun 1822, kemudian beliau mengabdikan dirinya dengan mengajar di sana selama 2 tahun sampai tahun 1824. 3 Setelah menjabat sebagai imam tentara selama 2 tahun, beliau diangkat menjadi imam mahasiswa-mahasiswa yang dikirim ke Paris oleh Muhammad Ali Pasya. Dan akhirnya menetap di sana selama 5 tahun. Selama di sana, beliau belajar bahasa Perancis yang dalam waktu singkat 3 Nasution. Op. cit., h. 42