111
kelemahan tes jenis ini adalah terbukanya kemungkinan guessing asal tebak. Namun demikian, jumlah soal sebanyak itu 150 item memang didesain untuk mengeliminasi
tingkat asal tebak tersebut. Sejauh ini, TOAFL merupakan bentuk tes yang ―relatife‖ terukur, standar, praktis, dan obyektif.
Tujuan pemberlakuan TOAFL di UIN Jakarta adalah agar mahasiswa memiliki kompetensi dasar dalam berbahasa Arab, meliputi sebagai berikut:
1. Menguasai sekitar 1.500 kosakata dengan asumsi setiap semester dapat menguasai sekitar 7.500 kosakata;
2. Mengetahui penggunaan lima struktur dasar Tarâkîb asâsiyyah dalam bahasa Arab, yaitu:
tarkîb isnâdi, tarkîb bayânî, tarkib idhâfî, tarkîb „adadî, dan tarkîb mazjî. 3. Mengenali ragam kalimat jumlah: kalimat berita, tanya, pengingkaran, deklaratif,
kondisional, dan sebagainya. 4. Mengenali penggunaan sejumlah adawât partikel utama dalam bahasa Arab, seperti:
jarr, adawât syarthiyyah, mawshuliyyah, nâfiyyah, bayaniyyah, dan sebagainya. 5. Memahami berbagai bentuk kata siyagh sharfiyyah dan implikasi maknanya.
6. Memahami sejumlah jabatan kata mawâqi‟ al-i‟râb dalam struktur kalimat.
7. Mengenali ragam teks sosial keagamaan dan kontemporer yang berbahasa Arab, baik dari buku-buku referensi standar maupun dari koran dan majalah berbahasa Arab.
H. LajnahLembaga Penyelenggara Tes Bahasa Arab Standar
Menurut pengamatan penulis, lembaga resmi atau lajnah penyelenggara tes bahasa Arab standar semacam TOAFL belum banyak. Sebagai pemegang hak cipta dan hak atas
karya intelektual, Pusat Pengembangan Bahasa PPB UIN Jakarta merupakan penyelenggara resmi minimal untuk kepentingan internal institusi, yaitu sebagai tes standar
kelulusan bahasa Arab mahasiswa UIN S1, S2, dan S3. Selain digunakan untuk standar kelulusan, TOAFL juga digunakan oleh lembaga di luar UIN, misalnya: MAN IV, PPPPTK,
dan Kemenlu dalam pengujianpengetesan para peserta pelatihan bahasa Arab dan calon PNS. Beberapa calon petugas pembimbing ibadah haji juga ada yang pernah mengikuti
TOAFL, termasuk para calon penerima beasiswa ke Timur Tengah dari Kemenag RI. Di luar PPB UIN Jakarta, ada jenis tes yang serupa dengan TOAFL, seperti IKLA‘,
IKFA, ILAIK, dan sebagai yang digunakan di berbagai UIN, IAIN, dan STAIN, namun umumnya mengadopsi model TOAFL UIN Jakarta, dan belum mendapat HaKI, sehingga
111
jenis tes bahasa Arab itu hanya bersifat lokal atau untuk kepentingan internal saja. Di luar negeri, setidaknya ada tiga lembaga yang sudah memiliki model TOAFL, yaitu Arab
Academy lihat www.arabacademy.com, dan sudah menyelenggarakan tes bahasa Arab secara on
line, National Center for Assessment in Higher Education al-Markaz al-Wathani li al-Qiyas wa at-Taqwim fi at-
Ta‟lim al-„Ali
18
, semacam Puspendik Kemendikbud-nya Arab Saudi, dan Markaz al-
Malik „Abdilaziz ad-Dawli li Khidmati al-Lughah al-„Arabiyyah divisi pengujian dan pengetesan kunjungi www.kaica.org.sa. Sejauh ini, penulis juga
belum melihat Isesco – OKI Organisasi Konferensi Islam yang berpusat di Rabath
Marokko telah mengembangkan model tes bahasa Arab standar. Dengan demikian, tes model TOAFL dengan berbagai varian dan format yang ada masih perlu dikembangkan
sesuai dengan tujuan pengujian dan pengetasan bahasa Arab yang dikehendaki. Markaz al-Lughat wa ikhtibar al-Lughah al-Arabiyyah pada Kulliyat ad-Dirasat al-
Islamiyyah The Prince Songkhla University PSU di Thailand Selatan pada 9-11 September 2014 menyelenggarakan seminar internasional bertajuk Qiyas al-
Kafa‟ah fi al-Lughah al- „Arabiyyah li an-Nathiqina bi Ghairiha dengan maksud merumuskan dan membuat tes
profisiensi standar bahasa Arab. Dalam seminar itu, penulis mendapat kehormatan untuk mempresentasikan makalah seputar TOAFL yang dikembangkan oleh UIN Jakarta, dan
mendapat apresiasi yang tinggi, karena Indonesia baca: UIN Jakarta telah lebih dahulu merumuskan dan memberlakukannya bagi lulusannya.
Tes bahasa Arab standar, idealnya, dirancang, dikembangkan, diterbitkan, dan diselenggarakan oleh lembaga bahasa yang kredibel. Sedapat mungkin lembaga atau lajnah
ini merupakan asosiasi dari beberapa lembaga bahasa asing. Semula IMLA pernah mau menginisiasi untuk pembentukan semacam lajnah ini, namun sampai sekarang belum
terwujud. Sekedar perbandingan, di Negara-negara Barat, asosiasi semacam ini didirikan dan dikembangkan sehingga bisa mendunia, misalnya saja ILTA The International
Language Testing Association yang mewadahi para pakar di bidang bahasa dan evaluasi bahasa.
19
18
Lembaga ini pernah melakukan ujicoba tes standar bahasa Arab di UIN Jakarta pada 2012 lalu, dan Tes bahasa Arab standar yang dikembangkan mencakup 3 keterampilan berbahasa, yaitu
Fah ul a u 40, kitabah 35, dan
Fah ul as u 25. Contoh tesnya dapat dilihat pada: Ikhtibar al-Lughah al- A abiyyah al-muqannan: asy ah ta ifiyyah Riyadh: al-Markaz al-Wathani li al-Qiyas wa at-Ta wi fi Ta li al- Ali,
.
19
J. Charles Alderson, et.al, Language Test Constuction and Evaluation, Cambridge: Cambridge University Press, 2003, h. 236.