Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN
povidon iodin dan klorosilenol didapatkan nilai koefisien fenol 1,06 dan 1,2 yang artinya kedua desinfektan masih memiliki kepekaan terhadap
bakteri Pseudomonas aeruginosa karena memiliki nilai koefisien fenol lebih dari 1.
Selain itu, pada Guideline Desinfeksi dan Sterilisasi pada Fasilitas Kesehatan oleh CDC Center for Disease Control tahun 2008,
tercantum bahwa bakteri Pseudomonas aeruginosa pada lingkungan alami secara signifikan lebih resisten terhadap beberapa desinfektan
dibandingkan dengan yang hidup pada media kultur laboratorium seperti yang dilakukan pada penelitian ini. Kondisi lingkungan bebasalami yang
memiliki banyak stressor yang dapat menimbulkan stress pada bakteri sehingga menyebabkan bakteri bermutasi dan melakukan adaptasi. Salah
satu bentuk adaptasinya adalah membentuk self-encapsulate dengan bahan matriks, terutama yang tersusun atas polisakarida ekstraseluler yaitu
alginate, Psl, dan Pel sehingga bakteri menjadi lebih resisten terhadap kondisi lingkungan yang dapat membunuhnya.
4,18,19
Pada tabel 4.1 dan 4.2 tertera bahwa pine oil 2,5 sudah mampu membunuh bakteri pada pengenceran yang lebih tinggi konsentrasi lebih
rendah yaitu 1140 dibanding fenol yaitu 1120, dan memiliki waktu kontak yang lebih cepat dalam membunuh bakteri Pseudomonas
aeruginosa yaitu pada menit ke-20, sedangkan fenol pada menit ke-30. Hasil ini juga menunjukkan bahwa pine oil 2,5 pada pembersih lantai
bekerja lebih efektif dibanding fenol dalam membunuh bakteri. Hal ini menunjukkan efektivitas dari sampel X yang digunakan karena dengan
konsentrasi yang lebih rendah dan waktu kontak yang relatif cepat dibanding fenol sudah dapat membunuh desinfektan.
Masih efektifnya pine oil 2,5 dalam membunuh bakteri pada penelitian ini karena pine oil masih dapat berinteraksi secara fisik terhadap
bakteri dengan cara berpenetrasi kedalam fosfolipid bilayer, kemudian akan mempengaruhi integritas membran, meningkatkan permeabilitas
membran sitoplasma lalu terjadi kebocoran komponen esensial intraseluler asam nukleat, asam glutamat sehingga terjadi kematian sel.
17
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa, sampel X dengan pengeceran 1120 dengan waktu kontak 5 menit lebih efektif dan efisien dalam
membunuh bakteri Pseudomonas aeruginosa dibandingkan sampel X dengan pengenceran 1140 dengan waktu kontak 20 menit. Hal ini
mengingat bahwa, syarat efektivitas suatu desinfektan tidak hanya dilihat dari konsentrasi minimal pengenceran tertinggi yang masih efektif
membunuh bakteri, namun juga dari waktu kontak minimal yang efisien dalam membunuh bakteri.
16