Tabel 4.1 Waktu Bunuh Rata-rata Fenol terhadap Pseudomonas aeruginosa
Waktu kontak
Pengenceran fenol 140
160 180
1100 1120
1140 5 menit
- -
- -
+ +
10 menit -
- -
- +
+ 15 menit
- -
- -
+ +
20 menit -
- -
- +
+ 25 menit
- -
- -
+ +
30 menit -
- -
- -
+ Keterangan:
+ : keruh ada pertumbuhan bakteri
- : jernih tidak ada pertumbuhan bakteri
Waktu bunuh rata-rata sampel X kemudian dibandingkan terhadap fenol untuk mendapatkan nilai koefisien fenol.
Koefisien fenol sampel X  = {100 : 100 + 140 : 120} : 2 = 1 + 1.16 : 2
= 1,08 Koefisien  fenol  sampel  X  terhadap  Pseudomonas  aeruginosa
adalah 1,08.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan  hasil  penghitungan  nilai  koefisien  fenol,  didapatkan nilai  1,08  atau  lebih  dari  1.  Nilai  koefisien  fenol  yang  kurang  atau  sama
dengan  1  menunjukkan  bahwa  efektivitas  senyawa  tersebut  sama  dengan fenol  atau  lebih  kecil  dari  fenol.  Sedangkan  jika  nilai  koefisien  fenolnya
lebih dari 1 berarti senyawa tersebut  lebih efektif dibanding fenol.
4,14
Hal ini  berarti  bahwa  desinfektan  uji  yang  mengandung  pine  oil  2,5
memiliki  daya  antiseptik  yang  lebih  baik  dari  fenol.  Hasil  ini  juga
menunjukkan  bahwa  pembersih  lantai  dengan  kandungan  pine  oil  2,5 masih masih efektif membunuh bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembah Sulistyaningsih dkk tahun 2012, bahwa pine oil 2,5   yang
terkandung dalam pembersih lantai tidak efektif dalam membunuh bakteri Pseudomonas  aeruginosa.  Pada  penelitian  Lembah  dkk,  didapatkan  hasil
berupa tidak
terbentuknya zona
hambat pertumbuhan
bakteri Pseudomonas aeruginosa disekitar sumur yang telah diberi larutan pine oil
2,5    pada  media  Mueller  Hinton  Agar.  Metode  uji  yang  berbeda kemungkinan  menjadi  penyebab  perbedaan  hasil  ini.  Penelitian  Lembah
dkk  menggunakan  metode  difusi  agar  modifikasi,  sedangkan  untuk pengujian  desinfektan  seharusnya  menggunakan  metode  uji  koefisien
fenol  yang  merupakan  uji  baku  efektivitas  desinfektan,  seperti  yang dilakukan pada penelitian ini. Selain itu, Lembah dkk menyatakan bahwa
ketidakefektifan  pine  oil  yang  telah  diujikan  juga  dapat  dipengaruhi  oleh konsentrasi  antimikroba  yang  tidak  mencapai  kadar  Konsentrasi  Hambat
Minimal KHM.
12,15
Berdasarkan  pembahasan  penelitian  Lembah  Sulistyaningsih  dkk tahun  2012,  bahwa  pine  oil  bukanlah  antimikrobial  yang  memiliki
spektrum  luas,  namun  efektif  untuk  membunuh  bakteri  Gram  negatif  dan akan  menghasilkan  efek  sinergis  dalam  membunuh  bakteri  Gram  negatif
maupun positif ketika dikombinasikan dengan larutan asam organik.
12
Hal tersebut  sesuai  dengan  penelitian  ini,  dimana  bakteri  uji  yang  digunakan
adalah  Pseudomonas  aeruginosa  yang  merupakan  bakteri  Gram  negatif dan  kandungan  zat  aktif  sampel  X  yang  digunakan  adalah  pine  oil  tanpa
tambahan larutan asam organik. Hasil  penelitian  ini  juga  ini  menunjukkan  bahwa  tidak  semua
bakteri  Pseudomonas  aeruginosa  mengalami  resistensi  terhadap desinfektan meskipun disebutkan bahwa bakteri  ini seringkali mengalami
resistensi  terhadap  antibiotik.  Hasil  ini  sejalan  dengan  uji  efektivitas antiseptik  yang  dilakukan  oleh  Sulistyaningsih  tahun  2010  terhadap
bakteri Pseudomonas aeruginosa, dimana dari dua sampel yang diuji yaitu