Defenisi Operasional TINJAUAN PUSTAKA
masing dengan volume 5ml. Kemudian dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf lalu diberi label masing-masing tabung dari a1,
a2, a3, a4, a,5, a6, begitupula untuk tabung selanjutnya b, c, d, e, dan f.
Media Nutrien Agar yang telah dipanaskan disterilisasi kemudian dituang kedalam cawan petri masing-masing 20 ml.
3.6.1.3 Pembuatan Stok Bakteri
Pembuatan stok bakteri ini bertujuan untuk memperbanyak dan meremajakan bakteri uji, yaitu Pseudomonas aeruginosa.
Caranya dengan mengambil 1 ose biakan murni bakteri Pseudomonas aeruginosa lalu ditanam pada media Nutrien Agar
NA kemudian diinkubasi pada suhu 37 °C selama 24 jam.
3.6.1.4 Persiapan Sampel dan Standar Uji
Larutan pembersih lantai X dengan kandungan pine oil 2,5 dan standar uji serbuk fenol disimpan dalam suhu ruangan dan
tetap ditutup rapat. Fenol serbuk dijaga agar terhindar dari paparan sinar matahari. Pengenceran larutan pembersih lantai X dengan
kandungan pine oil 2,5 menggunakan NaCl 0,9 kedalam 6 konsentrasi yaitu 140, 160, 180, 1100, 1120, dan 1140.
14
Pembuatan larutan fenol dengan cara mencampurkan fenol serbuk 5 gram dengan aquadest sampai volume keduanya mencapai 100
ml kemudian dilakukan pengenceran kedalam enam konsentrasi seperti larutan desinfektan. Perbandingan volume antara aquadest
dan bahan uji untuk pengenceran tertera pada lampiran 2. Kemudian memberi label pada masing-masing tabung reaksi A, B,
C, D, E, dan F.
3.6.1.5 Persiapan Bakteri Uji
Siapkan tabung reaksi berisi 2 ml NaCl fisiologis 0,9 , kemudian tambahkan sebanyak 1 ose biakan Pseudomonas
aeruginosa yang telah diremajakan satu hari sebelumnya kedalam tabung tersebut. Setarakan kekeruhannya dengan larutan Mc.
Farland III 10
9
kumanml dengan menambahkan NaCl 0.9 sesuai kebutuhan.
3.6.2 Tahap Pengujian
Percobaan dilakukan
terhadap desinfektan
dan fenol
dengan menggunakan enam konsentrasi yang telah disiapkan sebelumnya. Suspensi
bakteri Pseudomonas 10
9
kumanml yang telah disiapkan sebelumnya diambil sebanyak 0,2 ml dan dimasukkan ke tabung A. Setelah 30 detik kemudian
dimasukkan pula 0,2 ml suspensi biakan ke tabung B, demikian seterusnya sampai tabung F. Pemindahan ini menggunakan mikropipet agar volume
suspensi bakteri yang ditambahkan akurat dan dilakukan dalam keadaan aseptik untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
Uji dilanjutkan dengan menambahkan masing-masing satu ose suspensi bakteri Pseudomonas aeruginosa kedalam 36 tabung berisi Nutrien Broth 5 ml
yang telah disterilisasi dan diberi label a1, a2, a3, a4, a5, a6 sampai f6 dengan interval waktu 5 menit. Pada waktu memasukkan suspensi bakteri ke tabung F,
maka secara bersamaan dilakukan pemindahan satu ose suspensi bakteri dari tabung A ke tabung a1, lalu 30 detik kemudian diikuti dengan pemindahan satu
ose suspensi bakteri dari tabung B ke b1, begitu seterusnya sampai pemindahan bakteri dari tabung F ke tabung f6. Pemindahan satu ose suspensi bakteri
dilakukan dengan menggunakan ose yang telah difiksasi dan ditunggu beberapa saat sampai ose tidak terlalu panas agar bakteri yang dipindahkan
tidak mati karena ose yang telalu panas. Kemudian, setiap selesai pemindahan bakteri dilakukan pencampuran dengan menggunakan vortex. Keterangan
interval waktu pemindahan bakteri dapat dilihat pada bagan cara kerja uji
koefisien fenol yang tertera pada bagan 3.1.
Selanjutnya tabung uji diinkubasi pada suhu 36 °C selama 20 jam. Pembacaan hasil reaksi dinilai dari kekeruhan pada setiap tabung. Jika hasil
yang diperoleh adalah keruh positif maka menandakan pada tabung ada pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan jika tabung reaksi
bening negatif menandakan bahwa tidak ada pertumbuhan bakteri