TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

b. Ibn Miskawaih w.1030 M mendefinisikan akhlak sebagai suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang berbuat dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran atau pertimbangan kebiasaan sehari-hari. 4 c. Al-Qurtuby menekankan, bahwa akhlak itu merupakan bagian dari kejadian manusia. Oleh karena itu, kata al-khuluq tidak dapat dipisahkan pengertiannya dengan kata al-khilqah; yaitu fitrah yang dapat mempengaruhi perbuatan setiap manusia. 5 d. Alghazali w.1111 M memberikan pengertian bahwa akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’, maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk. 6 Para ulama cukup beragam dalam menginterprestasi apa sebenarnya yang dimaksud dengan akhlak itu. Murthada dan Muthahari misalnya mengatakan bahwa akhlak mengacu kepada suatu perbuatan yang bersifat manusiawi, yaitu perbuatan yang lebih bernilai dari sekedar perbuatan alami seperti makan, tidur dan sebagainya. Perilaku yang tergolong pada akhlak adalah perbuatan yang memiliki nilai, seperti berterima kasih, hormat kepada orang tua dan sebagainya. Apabila seseorang mendapatkan perlakuan yang demikian baik dari orang lain, maka orang tersebut mengatakan bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang langsung diperintahkan oleh agama. Adapula yang mengatakan perbuatan akhlak adalah perbuatan yang bermuara dari perasaan 4 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. Fak. Universitas Pendidikan Indonesia, Opcit h 20-21 5 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf 1 Mukjizat Nabi Karomah Wali dan Ma’rifah Sufi, Jakarta: Kalam Mulia, 2009, h 5 6 Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf “Nilai-nilai Akhlak dalam Ibadat dan Tasawuf, Jakarta:CV Karya Mulia,2005, edisi kedua, h 29 yang mencintai sesama. Perbuatan akhlak adalah semua jenis perbuatan yang diperuntukkan bagi oranglain. 7 Al-Mahjuddin mengatakan dalam bukunya bahwa akhlak adalah perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya. Maka gerakan refleks, denyut jantung dan kedipan mata tidak dapat disebut akhlak, karena gerakan tersebut tidak diperintah oleh unsur kejiwaan. Dorongan jiwa yang melahirkan perbuatan manusia, yaitu: a. Tabiat pembawaan; yaitu suatu dorongan jiwa yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan manusia, tetapi disebabkan oleh naluri gharizah dan faktor warisan sifat-sifat dari orangtuanya atau nenek moyangnya. Dorongan ini disebut oleh Mansur Ali Rajab dengan istilah “Al-Khulqu Al- Fitriyah”. b. Akal fikiran; yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh lingkungan manusia setelah melihat sesuatu, mendengarkannya, merasakan serta merabanya. Alat kejiwaan ini, hanya dapat menilai sesuatu yang lahir yang nyata. Dorongan ini, disebut sebagai istilah Al- „Aqlu”. c. Hati Nurani; yaitu dorongan jiwa yang dapat menilai hal hal yang sifatnya abstrak yang batin. Dorongan ini , disebut “Al-Basirah”. Karena dorongan ini mendapatkan keterangan ilham dari Allah SWT, maka Mansur Ali Rajab mendefinisikan sebagai berikut: penilaian hati nurani adalah suatu kekuatan batin dalam hati yang mendapatkan nur ilahi; sehingga manusia dapat melihat hakikat sesuatu dan kenyataannya, dengan pusat pandangan batin dalam dirinya. karena itu, engkau pasti dapat melihat bentuk sesuatu yang sebenarnya dan realita saja. Maka itulah yang disebut oleh hukama „sebagai “akal murni” dan “pandangan yang suci”. 7 Said Agil Husin Al-Munawar, Opcit h 28 Ketiga kekuatan kejiwaan dalam diri manusia inilah yang menggambarkan hakikat manusia itu sendiri. Maka konsepsi pendidikan dalam Islam, selalu memperhatikan ketiga kekuatan tersebut, agar dapat berkembang dengan baik dan seimbang, sehingga terwujud manusia yang ideal insan kamil menurut konsepsi Islam. 8 Jika diperhatikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlak sebagaimana tersebut diatas tidak ada yang saling bertentangan, melainkan saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam akhlak, yaitu: a. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. b. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran. c. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. d. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. e. Perbuatan akhlak khususnya akhlak yang baik adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian. 9 Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa, akhlak merupakan suatu perbuatan yang dilakukan secara spontanitas tanpa proses pemikiran terlebih dahulu. Adapun baik buruk dari perbuatan seseorang tersebut tergantung dari kepribadian yang ditanam dalam dirinya yang kemudian 8 Mahjuddin, Opcit h 5-7 9 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, Cet-5, h 4-6