Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

langsung mereka sudah terbina akhlaknya di lingkungan pesantren tersebut. Disamping itu, tentunya peran pendidikan agama Islam dan kegiatan yang berkaitan dengan agama merupakan salah satu faktor pencegah penyimpangan agar tidak berkesinambungan. Dan yang terpenting upaya pembenahannya harus dilakukan dengan serius. Dan yang terakhir adalah metode pembiasaan, metode ini merupakan salah satu metode yang paling berpengaruh. Hal itu dikarenakan metode pembiasaan adalah suatu cara bagaimana akhlak yang diajarkan dalam pengaplikasiannya bisa diterapkan dengan pembiasaan. Dimulai dengan ruang lingkup yang sederhana maka hal tersebut diharapkan dapat menjadi suatu sifat yang melekat didalam diri anak didik. Pembiasaan ini bisa dikatakan sebagai suatu penyeimbang dari segala nasihat dan pesan yang didapat kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Di SMA Islam Darul Abror metode pembiasaan ini diterapkan melalui kegiatan-kegiatan seperti sholat dhuha dan sholat dzuhur berjamaah. Dengan agenda rutin seperti ini, maka diharapkan bahwa siswa tersebut terbiasa menjalani sholat dhuha ataupun sholat wajib lainnya. Hal ini tentu saja sangat berkaitan bagaimana akhlak manusia terhadap Allah SWT dari sisi religiusnya. Hal lainnya yang merupakan bagian dari pembiasaan adalah kegiatan muhadharah, dimana dalam kegiatan tersebut siswa diajarkan bagaimana menghargai ketika temannya berbicara di hadapan siswa lainnya. Kegiatan ini dilakukan secara bergilir dengan perwakilan masing-masing kelas. Disamping itu kegiatan seperti piket harian, menanam pohon meskipun bukan merupakan agenda rutin, memelihara tumbuh-tumbuhan, memelihara fasilitas sekolah, dan selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah juga dapat dikatakan sebagai salah satu wujud dari metode pembiasaan. Maka dari hal-hal yang kecil diharapkan dapat menumbuhkan sikap sadar akan pentingnya kebersihan dan menjaga kelestarian lingkungan dapat diterapkan dimana saja. Dalam hal ini tentu saja pembiasaan seperti ini merupakan implikasi dari akhlak terhadap lingkungan. Dengan demikian maka semua ini bukan merupakan aturan semata saja, akan tetapi kontribusi pendidikan agama Islam juga berperan penting dalam menanamkan akhlak-akhlak yang terpuji secara keseluruhan. 3 Dari perumusan masalah “metode penanaman akhlak pada melalui pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas XII di SMA Islam Darul Abror Kota Bekasi ”, maka setelah dilakukan penelitian dapat diketahui bahwa metode yang digunakan dalam menanamkan akhlak di sekolah tersebut adalah metode ceramah, nasihat, keteladanan, perhatian atau pengawasan, hukuman dan pembiasaan. Namun metode yang lebih efektif adalah metode ceramah, keteladanan dan pembiasaan. Dari metode yang diterapkan tersebut jika dikaitkan dengan akhlak siswa memang cukup berpengaruh. Karena dalam tinjauan peneliti berdasarkan angket dan observasi juga kesesuaian hasil wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam bahwa, metode penanaman akhlak yang diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dikatakan cukup berhasil dan menunjukan nilai yang positif, atau dalam segi ukuran baik atau tidaknya, maka hal tersebut sudah mencapai nilai yang cukup baik. 3 Ibid 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian, maka penulis dapat menarik kesimpulan diantaranya adalah: 1. Metode penanaman akhlak melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di SMA Islam Darul Abror Kota Bekasi sudah menunjukan hasil yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari keseharian akhlak siswa ketika penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Berbagai upaya yang dilakukan dalam konsep pengajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Islam Darul Abror sudah dilaksanakan secara optimal, yaitu dengan menggunakan metode-metode yang mampu memperbaiki nilai moral dan akhlak siswa kelas XII di SMA Islam Darul Abror secara bertahap. 2. Berdasarkan hasil penelitian penulis bahwa, metode penanaman akhlak kepada siswa kelas XII di SMA Islam Darul Abror sudah dilaksanakan sesuai dengan ajaran-ajaran yang diambil dari teladan Rasulullah SAW yang bertolak ukur pada ajaran yang terkandung di dalam Al- qur’an dan Al hadits. Seperti teladan, nasihat, perhatian atau pengawasan, juga hukuman. Di sekolah tersebut metode yang diterapkan antara lain, ceramah, nasihat, keteladan, perhatian atau pengawasan, hukuman dan pembiasaan. Namun metode yang paling efektif dalam menanamkan akhlak kepada anak didik adalah ceramah, keteladanan dan pembiasaan, meskipun masih belum mencapai pada titik yang maksimal. Namun demikian menanamkan akhlak dan memperbaiki akhlak tidaklah cukup menjadi tugas yang berhenti disitu saja, akan tetapi tugas tersebut menjadi bagian dari tanggung jawab yang di emban oleh Guru Pendidikan Agama Islam, bagaimana menyampaikan dan mengajarkan akhlak yang baik, seperti yang diketahui bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam itu pada dasarnya adalah mencetak generasi yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlakul karimah.

B. Implikasi

Sebagai suatu penelitian yang telah dilakukan di lingkungan pendidikan, maka kesimpulan yang ditarik tentu mempunyai implikasi dalam bidang metode penanaman akhlak dan juga penelitian-penelitian selanjutnya, sehubungan dengan hal tersebut maka implikasinya adalah sebagai berikut: Hasil penelitian mengenai metode penanaman akhlak melalui mata pelajaran PAI, bahwa metode yang diterapkan oleh guru pendidikan agama Islam terkait dengan akhlak siswa membuktikan hasil evaluasi penerapan metode tersebut memberikan perkembangan yang positif bagi akhlak siswa kelas XII SMA Islam Darul Abror kota Bekasi. Berdasarkan hasil penelitian diatas, bahwa upaya pembenahan akhlak tidak cukup menjadi tanggung jawab yang sementara saja, melainkan harus dilakukan secara berkelanjutan. Dengan begitu, diharapkan akhlak yang baik akan tertanam dalam diri siswa tersebut dan menjadi kebiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Saran

Beberapa saran yang dapat dikemukakan oleh penulis berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Sekolah hendaknya bertindak tegas berupa sanksi atau hukuman kepada siswa yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan sekolah yang tidak bisa diberikan toleransi seperti yang masih terkadang dilakukan oleh siswa yaitu merokok di lingkungan sekolah, guna memberi efek jera dan tidak diikuti oleh siswa yang lain. 2. Guru Pendidikan Agama Islam agar lebih memperhatikan siswa yang aktif dan tidak aktif dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang di adakan di sekolah seperti bimbingan qur’an, sholat zuhur berjamaah, solat dhuha, muhadharah, ta’lim atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan yang bersifat religius. Hal ini dilakukan karena kegiatan tersebut merupakan penunjang dalam menanamkan akhlak terutama akhlak kepada Allah SWT. 3. Perilaku yang baik hendaknya tidak hanya di dominasi oleh Guru Pendidikan Agama Islam saja, akan tetapi semua guru seharusnya selalu mencontohkan perilaku yang terpuji. Karena bagaimanapun guru pada hakikatnya adalah digugu atau ditiru. Guru secara tidak langsung merupakan contoh yang menjadi teladan bagi anak didiknya, menjadi orangtua di sekolah dan memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan. Maka baik dari perilaku, kata-kata, cara berpakaian, dan nasihatnya merupakan hal yang berpengaruh bagi anak didiknya di kemudian hari. 4. Partisipasi orangtua dalam memperhatikan anaknya juga dapat menopang tumbuh kembang kepribadian anak. Peran orangtua dalam mendidik anak tidak hanya menjadi bagian tanggung jawabnya ketika di lingkungan keluarga saja, yang kemudian menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah ketika anak tersebut berada dalam ruang lingkup sekolah. Akan tetapi perhatian terhadap perkembangan anak di sekolah juga memacu agar anak tersebut menjadi terarah akhlaknya karena adanya pengawasan secara intensif dari pihak orangtua. 5. Hendaknya terjalin kerjasama yang baik antara Guru Pendidikan Agama Islam, Guru Bimbingan Konseling, juga guru yang berwenang di bagian kesiswaan. Hal ini dilakukan untuk meluruskan anak didik yang memiliki latar belakang permasalahan sendiri yang menyebabkan anak tersebut melakukan perilaku-perilaku yang melanggar aturan sekolah. Dan permasalahan ini biasanya mengenai siswa yang membolos atau sering absen. 6. Bagi siswa, baik pelajaran, nasihat, dan metode penanaman akhlak yang didapatkan di sekolah sebaiknya tidak hanya diterapkan di sekolah saja, akan tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga apa yang telah diajarkan dan disampaikan dapat bermanfaat dan dapat menjadi bekal di kemudian hari. 7. Penulis mengharapkan kepada pembaca yang mungkin berminat untuk mengadakan penelitian lanjutan untuk mengadakan penelitian lanjutan untuk membuktikan bahwa terhadap peningkatan yang lebih baik dari metode yang diterapkan dan dilakukan untuk menanamkan akhlak siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.