Kerangka Konsep Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional

d. Pekerjaan e. Riwayat Merokok f. Riwayat cidera kepala Jenis pekerjaan responden Status merokok responden di masa lalu. Status responden pernah jatuh di bagian kepala di masa lalu Menanyakan langsung ke responden Menanyakan langsung ke responden Menanyakan langsung ke responden Kuisioner data demografi Kuisioner data demografi Kuisioner data demografi 5 = PT 1 = Tidak bekerja 2 = Petani 3= Wiraswasta 4 = Buruh 5 = Pensiunan 6 = TNIPOLRI 1 = Merokok 2 = Tidak merokok 1 = Iya 2 = Tidak Nominal Nominal Normal Normal 3. Analisa Gas Darah AGD adalah pengukuran untuk menentukan status respirasi yang digambarkan melalui status oksigenasi dan status asma basa yang meliputi pH, PCO 2 , PO 2 , dan saturasi O 2 Melakukan observasi melalui data sekunder berupa rekam medis pasien. Data sekunder berupa rekam medis pasien pH 7.35-7.45 = Normal PaO2 80-100 mmHg = Normal PaCO2 35-45 mmHg = Normal SaO2 ≥ 95 = Normal 1= Normal 2= Tidak normal Sumber : Craven and Constance, 2009 Interval 4. Spirometri Merupakan pengukuran fungsi paru-paru dengan melihat fungsi jalan napas Melakukan observasi pada rekam medis Data sekunder berupa rekam medis pasien FEV1 80 atau lebih = Normal FEV1 50 – 79 = Sedang FEV1 30-49 = Berat FEV1 30 = Sangat berat 1 = Normal 2 = Tidak normal Interval Pengukuran dilakukan dengan menghembuskan udara dalam waktu 1 detik 5. EKG Alat yang dapat merekam kelistrikan jantung Dengan dilakukan observasi pada rekam medis pasien Data sekunder berupa rekam medis pasien 1 = Normal 2 = Tidak normal Nominal 6. Diagnosa Kerja Diagnosa yang telah ditegakkan oleh dokter dan menjadi patokan untuk menyeleksi responden berdasarkan penyakitnya Dengan melihat rekam medis Data sekunder berupa rekam medis 1 = PPOK TB Paru 2 = PPOK Asma 3 = PPOK DM 4 = PPOK Stroke 5 = PPOK Hipertensi 6 = PPOK Nominal

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melihat gambaran fungsi kognitif pada pasien PPOK di RSU Kabupaten Tangerang dengan desain penelitian cross sectional, cross sectional adalah desain penelitian yang dilakukan pengumpulan datanya pada satu waktu atau at one poin in time Polit Beck, 2003 dalam Swarjana, 2012. Penelitian cross sectional meneliti suatu kejadian pada satu titik waktu di mana variabel dependen dan independen diteliti sekaligus pada saat yang sama Setiadi, 2007.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-September 2015 di Ruang Rawat Inap Dewasa Rumah Sakit Umum RSU Kabupaten Tangerang, tepatnya di Paviliun Cempaka, Flamboyan, Seruni, Kenanga dan ruang rawat jalan. Alasan peneliti memilih RSU Kabupaten Tangerang sebagai lokasi penelitian karena di rumah sakit ini belum pernah di lakukan penelitian tentang fungsi kognitif pada pasien PPOK di Ruang Rawat Inap Dewasa RSU Kabupaten Tangerang.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Hidayat, 2007. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien dewasa yang menderita PPOK di Ruang Rawat jalan Dewasa RSU Kabupaten Tangerang berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Januari dari Oktober 2014 - Januari 2015 dengan total sebanyak 78 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, atau sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti Hidayat, 2007. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik yang tidak memberikan kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel Setiadi, 2013. Non probability sampling ini merupakan pengambilan data hanya pada individu atau obyek pada suatu populasi yang memenuhi persyaratan tertentu terpilih menjadi sampel Imron Amrul, 2010. Adapun kriteria inklusi-eksklusi yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut : a. Kriteria inklusi Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target dan sumber Riyanto, 2011. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1. Pasien dengan penyakit PPOK sekurang-kurangnya 6 bulan menderita penyakit. 2. Pasien dewasa dengan usia 22 tahun sampai 65 tahun. 3. Pasien yang mampu berkomunikasi verbal dengan baik 4. Pasien dengan kondisi kesadaran penuh 5. Pasien yang bersedia mengikuti penelitian 6. Pasien yang berada di pelayanan rawat jalan b. Kriteria eksklusi Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian Nursalam, 2008. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah: 1. Pasien dengan gangguan kejiwaan 2. Pasien yang tidak bisa berbahasa Indonesia 3. Pasien dengan gangguan fungsi pendengaran dan penglihatan. 4. Pasien yang terpasang ventilator atau oksigen 3. Besar Sampel Budiarto 2008 dalam menentukan besarnya sampel, dilakukan perhitungan sampel dengan menggunakan rumus slovin. n = Keterangan : N = Besar populasi n = jumlah sampel e = tingkat kepercayaan ketepatan yang diinginkan 90 Angka populasi di masukan dalam rumus besar populasi yaitu : n = = 43,82 = 44 Berdasarkan hasil perhitungan sampel dengan menggunakan rumus maka didapatkan hasil sampel sebesar 44 orang dan ditambahkan 10 untuk menghindari sampel drop out, maka didapatkan sampel keseluruhan sebanyak 44 + 10 = 48.4 atau 48 orang sebagai sampel dalam penelitian ini.

D. Instrumen penelitian

Dokumen yang terkait

Gambaran EKG Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

6 113 83

Hubungan Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis dengan Xerostomia

6 77 65

Karakteristik Umum Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik Eksaserbasi Akut di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009

1 34 78

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) EKSASERBASI AKUT YANG DI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

1 41 15

Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)Eksaserbasi Akut yang di Rawat Inap di Rumah Sakit Paru Jember

1 21 5

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK MAKROLIDA PADA PASIEN EKSASERBASI PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) (Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu)

2 10 27

Gambaran Fungsi Kognitif Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis Di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

1 10 112

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Penyakit Paru Obstruktif Kronis Di Rs Paru Ario Wirawan Salatiga.

0 3 14

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)Di BBKPM Surakarta.

1 7 13

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyakit Paru Obstruktif Kronis 2.1.1. Defenisi, Etiologi, dan Faktor Risiko - Gambaran EKG Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

0 0 31